Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Cancer Ovarium


B.     Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi yaitu :
1.                        Asites
Kanker ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke strukturstruktur yang berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.
2.                         Efusi Pleura
Dari abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju pleura.

Komplikasi lain yang dapat disebabkan pengobatan adalah :
1.                  Infertilitas adalah akibat dari pembedahan pada pasien menopause
2.                  Mual, muntah dan supresi sumsum tulang akibat kemoterapi. Dapat juga muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik, neurotoksi.
3.                  Penyakit berulang yang tidak terkontrol dikaitkan dengan obstruksi usus, asites fistula dan edema ekstremitas bawah

Penanganan medis
1.      Pembedahan
Merupakan pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh insiden dan seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk menginvasi korpus uteri.
2.      Biopsi
Dilakukan di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung untuk mendukung pembedahan.
3.      Second look Laparotomi
Untuk memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim dilakukan laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.
4.      Kemoterapi
Merupakan salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor ganas ovarium. Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens alkylating seperti itu (cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic seperti : Mtx / metrotrex xate dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).
5.      Penanganan lanjut
a.       Sampai satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali
b.      Sampai 3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan
c.       Sampai 5 tahun penanganan, setiap 6 bulan
d.      Seterusnya tiap 1 tahun sekali


D.Rencana Asuhan Klien dengan Ca Ovarium
1.                  Pengkajian 
a.       Identitas
Nama, jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa yang digunakan, pekerjaan alamat.
b.      Riwayat penyakit sekarang, dahulu dan keluarga
   Penyakit sekarang
Pengembangan dari pengkajian PQRST.
   Penyakit dahulu
Penyakit yang pernah dialami dimasa anak-anak, penyakit kronis pada masa dewasa, riwayat infertilitas, penyakit gangguan metabolism/nutrisi, penggunaan obat-obatan radiasi yang lama, peradangan panggul, rupture appendik peritonitis.
   Penyakit keluarga
DM, kardiovaskuler, kehamilan kembar, kanker, gangguan genitik, congenital.

c.       Pemeriksaan fisik
Yaitu suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang dikumpulkan dari berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan keputusan yang diambil pada tahap-tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya meliputi :
§  Aktivitas dan Istirahat
Gejala : Kelemahan / keletihan. Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur pada malam hari, adanya factor-faktor yang memepengaruhi tidur missal, nyeri, ansietas, berkeringat malam.
§  Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada pada pengeragan kerja.
Tanda : Perubahan pada TD.
§  Integritas ego
Gejala : Faktor stress (keuangan, pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (missal, merokok, minum alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual).
Tanda : Menyangkal, menarik diri, marah.
§  Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi missal, darah pada feses, nyeri pada defekasi. Perubahan pada eliminasi urinarius masal, nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus, disensi abdomen.
§  Makanan / cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (missal, rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet). Anoreksia, mual/muntah. Perubahan pada berat badan,penurunan berat badan,berkurangnya masa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor kulit, edema.
§  Neurosensori
Gejala : Pusing, sinkope.
§  Nyeri / kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri/derajat bervariasi missal, ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.
§  Pernafasan
Gejala : Merokok (Tembakau, hidup dengan seseorang yang merokok, pemajanan asbes).
§  Keamanan
Gejala : Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
Tanda : Demam, ruam kulit, ulserasi.
§  Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misalnya, dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.
Nuligravida lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida, pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, herpes genital.
§  Interaksi social
Gejala : Ketidakeadekuatan/kelemahan system pendukung. Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan di rumah, dukungan/bantuan) Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran. (Doenges, 2001)

d.      Pemeriksaan penunjang
§  Pemeriksaan darah lengkap.
§  Pemeriksaan kimia darah.
§  Serum HCG
§  Alifa fetoprotein
§  Analisa air kemih
§  Pemeriksaan saluran pencernaan
§  Laparatomi
§  CT scan dan MRI perut
§  Pemeriksaan panggul.
§  Pemeriksaan USG
§  Pembedahan
§  CA 125 tes darah.

2.                  Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa 1 : nyeri kronis
Definisi
Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang actual dan potensial, atau digambarkan dengan istilah seperti (Internasional Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya lebih dari dari enam bulan.
Batasan karakteristik
a.                Mengungkapkan secara verbal atau melaporkan (nyeri) dengan isyarat atau ekspresi wajah
b.               Depresi
c.                Keletihan
d.               Anoreksia
e.                Bukti nyeri dengan menggunakan standar daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkannya.
f.                Focus pada diri sendiri
g.               Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas selanjutnya.
h.               Perubahan pola tidur
i.                 Laporan terhadap prilaku nyeri


Faktor yang berhubungan
Proses penyakit (kompresi / destruksi, jaringan saraf, infiltrasi saraf, obstruksi jaringan saraf, inflamasi)

Diagnosa 2 : gangguan  eliminasi urin
Definisi
Disfungsi eliminasi urin
Batasan karakteristik
Anyang-anyangan
Disuria
Dorongan berkemih
Inkontinensia urin
Nokturia
Retensi urine
Sering berkemih
Faktor yang berhubungan
penekanan pada kandung kemih dan rectum

3.                  Perencanaan
Diagnosa 1 : nyeri kronis
3.1.1          Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan, nyeri pasien dapat berkurang dengan criteria hasil sebagai berikut :
a.       Keluhan nyeri berkurang
b.      Skala berkurang (0-2)
c.       Pasien tanpak rileks



3.1.2                    Intervensi keperawatan dan rasional (NIC)
a.       Pengkajian
1)      Kaji dan dokumentasikan efek jangka panjang penggunaan obat.
Rasional : dengan mengkaji dan dokumentasikan efek jangka panjang penggunaan obat perawat dapat memantau dan menentukan prognosis penyakit yang mungkin terjadi.
2)      Pantau tingkat kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri pada interval tertentu
Rasional : membantu perawat menentukan keepektifan manajemen nyeri yang sudah diterapan pada pasien.
3)      Tentukan dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
4)      Rasional : nyeri yang berat atau tidak tertahankan dapat berdampak negatif pada kualitas hidup pasien.
b.      Penyuluhan pada pasien/keluarga
Beri tahu bahwa peredaan nyeri secara total tidak akan dapat dicapai
Rasional : informasi tepat yang diberikan kepada pasien diperlukan agar pasien mengetahui kemungkinan yang dapat terjadi
c.       Kolaboratif
Pertimbangkan rujukan untuk pasien, keluarga, dan orang terdekat pasien ke kelompok pendukung atau sumber-sumber lain, jika perlu
Rasional : rujukan ke kelompok pendukung atau sumber-sumber lain dapat membantu pasien atau keluarga untuk lebih menerima penyakitnya dan memaknai hidupnya.
d.      Mandiri
1)      Tawarkan tindakan meredakan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri.
Rasional : manajemen nyeri dapat digunakan sebagai salah satu cara meredakan nyeri secara nonfarmakologi.
2)      Bantu pasien mengidentifikasi tingkat nyeri yang logis
Rasional :membantu pasien agar mengekspresikan nyeri secara tidak berlebihan.
3)      Tingkatkkan istirahat dan tidur yang adekuat untuk memfasilitasi peredaan nyeri
Rasional : istirahat dan tidur yang adekuat dapat meningkatkan relaksasi pasien

Diagnosa 2 : gangguan eliminasi urine
3.2.1          Tujuan dan kriteria hasil (NOC)
Setelah dilakukan tindakan keperawatan dalam 1-3 kali 24 jam gangguan eliminasi urine pasien dapat diatasi, dengan kriteria hasil sebagai berikut : 
Pasien dapat mengosongkan kandung kemih pada setiap berkemih serta pola defikasi yang optimal
3.2.2                    Intervensi keperawatan dan rasional
a.       Kaji fungsi urinarius, perhatikan frekuensi dan jumlah berkemih per hari dan perasaan kandung kemih penuh.
Rasional : Berkemih harus dalam jumlah sedang untuk dapat dikatakan cukup.
b.      Diskusikan kebutuhan dan penggantian cairan normal.
Rasional : 6-8 gelas cairan per hari membantu mencegah statis.
c.       Perhatikan riwayat trauma kandung kemih.
Rasional : Faktor-faktor ini memperberat infeksi akibat perubahan pada pola eliminasi.
d.      Anjurkan klien untuk rendam duduk (dalam air hangat) atau menggunakan mandi pancuran hangat  bila ia sulit berkemih.
Rasional : Air hangat yang dialirkan di atas tubuh atau relaksasi perineum dan uretra memudahkan berkemih.
e.       Evaluasi sifat dan beratnya masalah yang berkenaan dengan defekasi.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan-kebutuhan individu dan memilih intervensi yang tepat.
f.       Tentukan metode-metode yang digunakan untuk memperbaiki konstipasi.
Rasional :   Setiap upaya harus di buat untuk menggunakan diet dan latihan untuk meningkatkan fungsi usus.
g.      Tinjau ulang masukan diet dan cairan, anjurkan peningkatan masukan cairan, buah-buahan dan sayur-sayuran.
Rasional :   Merangsang peristaltic, menurunkan absorbsi air berlebihan dari bahan fecal, sehingga meningkatkan feses yang lebih lunak.
h.      Catat adanya hemoroid/perdarahan.
Rasional : Perdarahan atau nyeri hemoroid dapat meningkatkan kemungkinan bahwa klien akan menunda defekasi yang akan memperberat konstipasi dan feses kering dan cairan lebih banyak di absorbsi dari feses.







Daftar Pustaka

Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta
California Department of Health Care Services & California Department of Public Health. 2013. Cancer of the Ovaries. California
Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9.   Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : YBP : SP
www.alodokter.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2018.

No comments:

Post a Comment