B.
Komplikasi
Komplikasi
yang dapat terjadi yaitu :
1.
Asites
Kanker
ovarium dapat bermetastasis dengan invasi langsung ke strukturstruktur yang
berdekatan pada abdomen dan panggul dan melalui penyebaran benih tumor melalui
cairan peritoneal ke rongga abdomen dan rongga panggul.
2.
Efusi Pleura
Dari
abdomen, cairan yang mengandung sel-sel ganas melalui saluran limfe menuju
pleura.
Komplikasi lain yang
dapat disebabkan pengobatan adalah :
1.
Infertilitas adalah akibat dari
pembedahan pada pasien menopause
2.
Mual, muntah dan supresi sumsum tulang
akibat kemoterapi. Dapat juga muncul maaslah potensial ototoksik, nefroktoksik,
neurotoksi.
3.
Penyakit berulang yang tidak terkontrol
dikaitkan dengan obstruksi usus, asites fistula dan edema ekstremitas bawah
Penanganan
medis
1. Pembedahan
Merupakan
pilihan utama, luasnya prosedur pembedahan ditentukan oleh insiden dan
seringnya penyebaran ke sebelah yang lain (bilateral) dan kecenderungan untuk
menginvasi korpus uteri.
2. Biopsi
Dilakukan
di beberapa tempat yaitu omentum, kelenjar getah lambung untuk mendukung
pembedahan.
3. Second
look Laparotomi
Untuk
memastikan pemasantan secara radioterapi atau kemoterapi lazim dilakukan
laparotomi kedua bahkan sampai ketiga.
4. Kemoterapi
Merupakan
salah satu terapi yang sudah diakui untuk penanganan tumor ganas ovarium.
Sejumlah obat sitestatika telah digunakan termasuk agens alkylating seperti itu
(cyclophasphamide, chlorambucil) anti metabolic seperti : Mtx / metrotrex xate
dan 5 fluorouracit / antibiotikal (admisin).
5. Penanganan
lanjut
a. Sampai
satu tahun setelah penanganan, setiap 2 bulan sekali
b. Sampai
3 bulan setelah penanganan, setiap 4 bulan
c. Sampai
5 tahun penanganan, setiap 6 bulan
d. Seterusnya
tiap 1 tahun sekali
D.Rencana Asuhan Klien dengan Ca
Ovarium
1.
Pengkajian
a. Identitas
Nama,
jenis kelamin, umur, status perkawinan, agama, suku bangsa, pendidikan, bahasa
yang digunakan, pekerjaan alamat.
b. Riwayat
penyakit sekarang, dahulu dan keluarga
• Penyakit
sekarang
Pengembangan
dari pengkajian PQRST.
• Penyakit
dahulu
Penyakit
yang pernah dialami dimasa anak-anak, penyakit kronis pada masa dewasa, riwayat
infertilitas, penyakit gangguan metabolism/nutrisi, penggunaan obat-obatan
radiasi yang lama, peradangan panggul, rupture appendik peritonitis.
• Penyakit
keluarga
DM,
kardiovaskuler, kehamilan kembar, kanker, gangguan genitik, congenital.
c. Pemeriksaan
fisik
Yaitu
suatu kegiatan mengumpulkan dan mengorganisasikan data yang dikumpulkan dari
berbagai sumber dan merupakan dasar untuk tindakan dan keputusan yang diambil
pada tahap-tahap selanjutnya. Adapun pengkajiannya meliputi :
§ Aktivitas
dan Istirahat
Gejala
: Kelemahan / keletihan. Perubahan pada pola istirahat dan jam kebiasaan tidur
pada malam hari, adanya factor-faktor yang memepengaruhi tidur missal, nyeri,
ansietas, berkeringat malam.
§ Sirkulasi
Gejala
: Palpitasi, nyeri dada pada pengeragan kerja.
Tanda
: Perubahan pada TD.
§ Integritas
ego
Gejala : Faktor stress (keuangan,
pekerjaan, perubahan peran) dan cara mengatasi stress (missal, merokok, minum
alcohol, menunda mencari pengobatan, keyakinan religius/spiritual).
Tanda
: Menyangkal, menarik diri, marah.
§ Eliminasi
Gejala : Perubahan pada pola defekasi
missal, darah pada feses, nyeri pada defekasi. Perubahan pada eliminasi
urinarius masal, nyeri atau rasa terbakar pada saat berkemih, hematuria, sering
berkemih.
Tanda : Perubahan pada bising usus,
disensi abdomen.
§ Makanan
/ cairan
Gejala : Kebiasaan diet buruk (missal,
rendah serat, tinggi lemak, aditif bahan pengawet). Anoreksia, mual/muntah.
Perubahan pada berat badan,penurunan berat badan,berkurangnya masa otot.
Tanda : Perubahan pada kelembaban/turgor
kulit, edema.
§ Neurosensori
Gejala
: Pusing, sinkope.
§ Nyeri
/ kenyamanan
Gejala : Tidak ada nyeri/derajat
bervariasi missal, ketidaknyamanan ringan sampai nyeri berat.
§ Pernafasan
Gejala : Merokok (Tembakau, hidup dengan
seseorang yang merokok, pemajanan asbes).
§ Keamanan
Gejala
: Pemajana pada kimia toksik, karsinogen.
Tanda
: Demam, ruam kulit, ulserasi.
§ Seksualitas
Gejala : Masalah seksual misalnya,
dampak pada hubungan, perubahan pada tingkat kepuasan.
Nuligravida
lebih besar dari usia 30 tahun
Multigravida,
pasangan seks multiple, aktivitas seksual dini, herpes genital.
§ Interaksi
social
Gejala : Ketidakeadekuatan/kelemahan
system pendukung. Riwayat perkawinan ( berkenaan dengan kepuasan di rumah,
dukungan/bantuan) Masalah tentang fungsi / tanggung jawab peran. (Doenges,
2001)
d. Pemeriksaan
penunjang
§ Pemeriksaan
darah lengkap.
§ Pemeriksaan
kimia darah.
§ Serum
HCG
§ Alifa
fetoprotein
§ Analisa
air kemih
§ Pemeriksaan
saluran pencernaan
§ Laparatomi
§ CT
scan dan MRI perut
§ Pemeriksaan
panggul.
§ Pemeriksaan
USG
§ Pembedahan
§ CA
125 tes darah.
2.
Diagnosa
Keperawatan yang Mungkin Muncul
Diagnosa 1 : nyeri
kronis
Definisi
Pengalaman
sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang
actual dan potensial, atau digambarkan dengan istilah seperti (Internasional
Association for the Study of Pain); awitan yang tiba-tiba perlahan dengan intensitas
ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan
dan durasinya lebih dari dari enam bulan.
Batasan
karakteristik
a.
Mengungkapkan secara verbal atau
melaporkan (nyeri) dengan isyarat atau ekspresi wajah
b.
Depresi
c.
Keletihan
d.
Anoreksia
e.
Bukti nyeri dengan menggunakan standar
daftar periksa nyeri untuk pasien yang tidak dapat mengungkapkannya.
f.
Focus pada diri sendiri
g.
Hambatan kemampuan meneruskan aktivitas
selanjutnya.
h.
Perubahan pola tidur
i.
Laporan terhadap prilaku nyeri
Faktor
yang berhubungan
Proses
penyakit (kompresi / destruksi, jaringan saraf, infiltrasi saraf, obstruksi
jaringan saraf, inflamasi)
Diagnosa 2 :
gangguan eliminasi urin
Definisi
Disfungsi
eliminasi urin
Batasan karakteristik
Anyang-anyangan
Disuria
Dorongan
berkemih
Inkontinensia
urin
Nokturia
Retensi
urine
Sering
berkemih
Faktor yang berhubungan
penekanan pada kandung kemih dan rectum
3.
Perencanaan
Diagnosa 1 : nyeri
kronis
3.1.1 Tujuan
dan kriteria hasil (NOC)
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan, nyeri pasien dapat berkurang dengan criteria
hasil sebagai berikut :
a. Keluhan
nyeri berkurang
b. Skala
berkurang (0-2)
c. Pasien
tanpak rileks
3.1.2
Intervensi keperawatan dan rasional
(NIC)
a. Pengkajian
1) Kaji
dan dokumentasikan efek jangka panjang penggunaan obat.
Rasional : dengan mengkaji dan
dokumentasikan efek jangka panjang penggunaan obat perawat dapat memantau dan
menentukan prognosis penyakit yang mungkin terjadi.
2) Pantau
tingkat kepuasan pasien terhadap manajemen nyeri pada interval tertentu
Rasional : membantu perawat
menentukan keepektifan manajemen nyeri yang sudah diterapan pada pasien.
3) Tentukan
dampak pengalaman nyeri terhadap kualitas hidup
4) Rasional
: nyeri yang berat atau tidak tertahankan dapat berdampak negatif pada kualitas
hidup pasien.
b. Penyuluhan
pada pasien/keluarga
Beri tahu bahwa peredaan nyeri
secara total tidak akan dapat dicapai
Rasional : informasi tepat yang
diberikan kepada pasien diperlukan agar pasien mengetahui kemungkinan yang
dapat terjadi
c. Kolaboratif
Pertimbangkan rujukan untuk pasien,
keluarga, dan orang terdekat pasien ke kelompok pendukung atau sumber-sumber
lain, jika perlu
Rasional : rujukan ke kelompok
pendukung atau sumber-sumber lain dapat membantu pasien atau keluarga untuk
lebih menerima penyakitnya dan memaknai hidupnya.
d. Mandiri
1) Tawarkan
tindakan meredakan nyeri untuk membantu pengobatan nyeri.
Rasional : manajemen nyeri dapat
digunakan sebagai salah satu cara meredakan nyeri secara nonfarmakologi.
2) Bantu
pasien mengidentifikasi tingkat nyeri yang logis
Rasional :membantu pasien agar
mengekspresikan nyeri secara tidak berlebihan.
3) Tingkatkkan
istirahat dan tidur yang adekuat untuk memfasilitasi peredaan nyeri
Rasional : istirahat dan tidur yang
adekuat dapat meningkatkan relaksasi pasien
Diagnosa 2 : gangguan eliminasi
urine
3.2.1 Tujuan
dan kriteria hasil (NOC)
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan dalam 1-3 kali 24 jam gangguan eliminasi urine
pasien dapat diatasi, dengan kriteria hasil sebagai berikut :
Pasien dapat mengosongkan kandung kemih pada
setiap berkemih serta pola defikasi yang optimal
3.2.2
Intervensi keperawatan dan rasional
a. Kaji fungsi urinarius, perhatikan frekuensi dan jumlah berkemih per hari
dan perasaan kandung kemih penuh.
Rasional : Berkemih
harus dalam jumlah sedang untuk dapat dikatakan cukup.
b.
Diskusikan
kebutuhan dan penggantian cairan normal.
Rasional : 6-8
gelas cairan per hari membantu mencegah statis.
c.
Perhatikan
riwayat trauma kandung kemih.
Rasional : Faktor-faktor
ini memperberat infeksi akibat perubahan pada pola eliminasi.
d.
Anjurkan klien
untuk rendam duduk (dalam air hangat) atau menggunakan mandi pancuran
hangat bila ia sulit berkemih.
Rasional : Air hangat yang dialirkan di atas tubuh atau relaksasi perineum dan uretra
memudahkan berkemih.
e.
Evaluasi sifat
dan beratnya masalah yang berkenaan dengan defekasi.
Rasional : Membantu menetukan kebutuhan-kebutuhan individu dan memilih intervensi yang
tepat.
f.
Tentukan
metode-metode yang digunakan untuk memperbaiki konstipasi.
Rasional :
Setiap upaya harus di buat untuk menggunakan diet dan latihan untuk
meningkatkan fungsi usus.
g.
Tinjau ulang
masukan diet dan cairan, anjurkan peningkatan masukan cairan, buah-buahan dan
sayur-sayuran.
Rasional :
Merangsang peristaltic, menurunkan absorbsi air berlebihan dari bahan fecal,
sehingga meningkatkan feses yang lebih lunak.
h.
Catat adanya
hemoroid/perdarahan.
Rasional : Perdarahan atau nyeri hemoroid dapat meningkatkan
kemungkinan bahwa klien akan menunda defekasi yang akan memperberat konstipasi
dan feses kering dan cairan lebih banyak di absorbsi dari feses.
Daftar
Pustaka
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta
California Department of Health Care
Services & California Department of Public Health. 2013. Cancer of the Ovaries. California
Wilkinson, J.M. Ahern, N.R., 2011. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 9. Jakarta : EGC
Wiknjosastro, H. 2006. Ilmu Kebidanan Edisi Ketiga. Jakarta : YBP : SP
www.alodokter.com, diakses pada tanggal 20 Mei 2018.
No comments:
Post a Comment