KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
A. Definisi
1. Rasa nyaman
adalah keadaan ketika individu tidak mengalami sensasi ketidaknyamanan dalam
merespon suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda et al 2012)
2.
Menurut Kozier (2010 dalam Lynda et al .2012), mengatakan bahwa keamanan
adalah keadaan bebas dari segala fisik psikologis yang merupakan kebutuhan
dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan.
Sedangkan kenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar manusia
meliputi kebutuhan akan ketentraman, kepuasaan, kelegaan dan tersedia.
B.
Mekanisme fisiologis
1.
Perubahan rasa aman
Rasa aman
|
mobilisasi
|
nutrisi
|
usia
|
Persepsi sensori
|
2. Perubahan
rasa nyaman
Fisik ,psikospritual, lingkungan,
dan sosial
|
Ansietas,
menangis, gangguan pola tidur, takut, tidak rileks, iritabilitas,
merintih, melaporkan rasa dingin/panas, melaporkan rasa tidak nyaman,
gelisah, gejala distress berkeluh
kesah.
|
C. Rencana
asuhan klien dengan gangguan kebutuhan aman dan nyaman
Riwayat
dan pemeriksaan fisik meliputi usia, dan tingkat perkembangan, status kesehatan
umum, status mobilitas, ada tidaknya defisit fisiologis atau persepsi atau
kerusakan sensori lain, perubahan proses pikir atau gangguan kognitif atau
emosional, adanya tindak penganiayaan atau pengabaian, dan riwayat kecelakaan
atau cidera. Selain itu juga perlu dikaji tentang riwayat keselamatan
(kesadaran, dan pengatahuan pengamanan)
D. Pemeriksaan
penunjang
Pemeriksaan
penunjang berupa data laboraturium yang menunjukan adanya infeksi peningkatan
leukosit ( normalnya 4.500-11.000/ml), peningkatan laju endap darah (LED),
leukositas, serta kultur urine, darah, dan secret yang menunjukan adanya
mikroorganisme patogen.
E. Diagnosa
Keperawatan yang mungkin muncul
1. Diagnosa
1: Nyeri Akut
a)
Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak
menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, yang
tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang
dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan
(NANDA, 2012-2014).
b)
Batasan karakteristik: mengungkapkan secara verbal atau
melaporkan nyeri dengan isyarat, Posisi untuk menghindari nyeri, perubahan
tonus otot, respons autonomik, perubahan selera makan, perilaku distraksi,
perilaku ekspresif, wajah topeng, perilaku menjaga atau sikap melindungi, focus
menyempit, bukti nyeri dapat diamati,berfokus pada diri sendiri dan gangguan
tidur.
c)
Faktor yang
berhubungan: Agen-agen penyebab
cedera (misalnya biologis, kimia, fisik, dan psikologis).
2. Diagnosa
2: Risiko Infeksi
a) Definisi
Kondisi dimana pasien mempunyai
risiko terhadap masuknya penyakit (NANDA, 2012-2014).
b) Batasan
Karakteristik: Kerusakan integritas kulit, pemakaian alat-alat invasif.
c) Faktor
yang berhubungan: Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat.
3. Diagnosa
3: Risiko Cedera atau jatuh
a) Definisi
Kondisi dimana pasien
berisiko mengalami cedera akibat hubungannya dengan kondisi lingkungan,
adaptasi, dan sumber-sumber yang mengancam (NANDA, 2012-2014).
b) Batasan
Karakteristik : Penurunan kesadaran, kelemahan fisik dan keterbatasan
pergerakan, penggunaan alat bantu jalan.
c) Faktor
yang berhubungan: Kelemahan.
F. Perencanaan
1. Diagnosa
1: Nyeri Akut
a) Tujuan
dan Kriteria hasil
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama .......x24 jam, diharapakan nyeri berkurang.
Kriteria hasil:
1)
Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap kemudahan fisik dan psikologis
2)
Pengendalian diri : Tindakan individu untuk mengendalikan
nyeri
3)
Tingkat nyeri : Keparahan nyeri yang dapat diamati atau
dilaporkan
b)
Intervensi keperawatan dan Rasional
1)
Intervensi: Manajemen Nyeri
Rasional:
Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat
diterima oleh pasien.
2)
Intervensi: Pemberian analgesik
Rasional:
Menggunakan
agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
3)
Intervensi: Manajemen medikasi
Rasional: Memfasilitasi
penggunaan obat resep atau obat bebas secara aman dan efektif.
2. Diagnosa
2: Risiko Infeksi
a) Tujuan
dan Kriteria hasil
Tujuan: Pasien dapat
menunjukkan penurunan infeksi.
Kriteria hasil: pasien menunjukkan
tidak ada tanda-tanda infeksi.
b) Intervensi
keperawatan dan rasional
1) Intervensi:
Kaji adanya tanda-tanda peradangan seperti adanya demam, bengkak, kemerahan,
hangat dan kelemahan fungsi pada area pemasangan alat invasif.
Rasional: tubuh
berespons terhadap adanya infeksi melalui adanya tanda demam, bengkak,
kemerahan, hangat, dan kelemahan fungsi organ.
2) Intervensi:
observasi tanda vital setiap 4 jam
Rasional: perubahan
tanda vital, seperti adanya demam, peningkatan nadi merupakan salah satu indikasi
adanya infeksi.
3) Intervensi:
Lakukan perawatan luka, alat invasif
secara aseptik dan antiseptik.
Rasional: luka
merupakan sarana yang paling mudah masuknya kuman dari luar maupun dari dalam,
perawatan luka yang baik dapat mencegah infeksi pada luka.
4) Intervensi:
lakukan cuci tangan/ hand higene
sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
Rasional: cuci tangan
dapat memotong rantai infeksi.
5) Intervensi:
kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik.
Rasional: antibiotik
dapat membunuh kuman pathogen penyebab penyakit.
3. Diagnosa
3: Risiko Cedera
a) Tujuan
dan Kriteria hasil
Tujuan: cedera tidak
terjadi dan pasien menunjukkan perilaku pencegahan terjadinya cedera.
Kriteria hasil: pasien
menyatakan berkurangnya episode jatuh dan rasa takut terhadap bahaya jatuh.
b) Intervensi
keperawatan dan rasional
1) Intervensi:
kaji dan identifikasi faktor risiko cedera yang mungkin terjadi pada pasien.
Rasional: banyak faktor
yang mempengaruhi cedera, seperti kedaan pasien dan lingkungan.
2) Intervensi:
kaji kemampuan pasien dalam menggunakan alat bantu jalan seperti kruk, tripot,
dan lain-lain.
Rasional:
ketidakmampuan menggunakan alat bantu jalan, pasien dapat terpeleset dan jatuh.
3) Intervensi:
latih pasien menggunakan alat bantu jalan dengan benar dapat mencegah terjadinya
jatuh.
Rasional: kemampuan
menggunakan alat bantu jalan dengan benar dapat mencegah terjadinya jatuh.
4) Intervensi:
bantu pasien dalam melakukan aktivitas dan mobilisasi.
Rasional: membantu
mencegah trauma.
G. Daftar
Pustaka
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.(2012) .BukuSaku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.Jakarta:EGC
Tarwoto,
Wartonah, 2015., Kebutuhan Dasar Manusia
dan Proses Keperawatan Edisi 5, Penerbit: Salemba Medika
Iqbal Mubarak W,
Chayatin Nurul, 2008., Buku Ajar
Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi Dalam Praktik, Penerbit: EGC
No comments:
Post a Comment