Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Kebutuhan Rasa Nyaman dan Aman


LP ASUHAN KEPERAWATAN
KEBUTUHAN RASA AMAN DAN NYAMAN
A.    Definisi
1.    Rasa nyaman adalah keadaan ketika individu tidak mengalami sensasi ketidaknyamanan dalam merespon suatu rangsangan yang tidak menyenangkan (Lynda et al 2012)
2.    Menurut Kozier (2010 dalam Lynda et al .2012), mengatakan bahwa keamanan adalah keadaan bebas dari segala fisik psikologis yang merupakan kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi, serta dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Sedangkan kenyamanan sebagai suatu keadaan terpenuhi kebutuhan dasar manusia meliputi kebutuhan akan ketentraman, kepuasaan, kelegaan dan tersedia.

B.     Mekanisme fisiologis
1.     
Rasa aman
mobilisasi
nutrisi
usia
Persepsi sensori
Perubahan rasa aman





2.      Perubahan rasa nyaman
Fisik ,psikospritual, lingkungan, dan sosial
Ansietas, menangis, gangguan pola tidur, takut, tidak rileks, iritabilitas, merintih, melaporkan rasa dingin/panas, melaporkan rasa tidak nyaman, gelisah, gejala distress  berkeluh kesah.
 








C.     Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan aman dan nyaman
Riwayat dan pemeriksaan fisik meliputi usia, dan tingkat perkembangan, status kesehatan umum, status mobilitas, ada tidaknya defisit fisiologis atau persepsi atau kerusakan sensori lain, perubahan proses pikir atau gangguan kognitif atau emosional, adanya tindak penganiayaan atau pengabaian, dan riwayat kecelakaan atau cidera. Selain itu juga perlu dikaji tentang riwayat keselamatan (kesadaran, dan pengatahuan pengamanan)



D.    Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan penunjang berupa data laboraturium yang menunjukan adanya infeksi peningkatan leukosit ( normalnya 4.500-11.000/ml), peningkatan laju endap darah (LED), leukositas, serta kultur urine, darah, dan secret yang menunjukan adanya mikroorganisme patogen.

E.     Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1.      Diagnosa 1: Nyeri Akut
a)      Definisi : Pengalaman sensori dan emosi yang tidak menyenangkan akibat adanya kerusakan jaringan yang aktual atau potensial, yang tiba-tiba atau perlahan dengan intensitas ringan sampai berat dengan akhir yang dapat diantisipasi atau dapat diramalkan dan durasinya kurang dari enam bulan (NANDA, 2012-2014).
b)      Batasan karakteristik: mengungkapkan secara verbal atau melaporkan nyeri dengan isyarat, Posisi untuk menghindari nyeri, perubahan tonus otot, respons autonomik, perubahan selera makan, perilaku distraksi, perilaku ekspresif, wajah topeng, perilaku menjaga atau sikap melindungi, focus menyempit, bukti nyeri dapat diamati,berfokus pada diri sendiri dan gangguan tidur.
c)      Faktor yang berhubungan: Agen-agen penyebab cedera (misalnya biologis, kimia, fisik, dan psikologis).

2.      Diagnosa 2: Risiko Infeksi
a)      Definisi
Kondisi dimana pasien mempunyai risiko terhadap masuknya penyakit (NANDA, 2012-2014).
b)      Batasan Karakteristik: Kerusakan integritas kulit, pemakaian alat-alat invasif.
c)      Faktor yang berhubungan: Pertahanan tubuh primer yang tidak adekuat.



3.      Diagnosa 3: Risiko Cedera atau jatuh
a)      Definisi
Kondisi dimana pasien berisiko mengalami cedera akibat hubungannya dengan kondisi lingkungan, adaptasi, dan sumber-sumber yang mengancam (NANDA, 2012-2014).
b)      Batasan Karakteristik : Penurunan kesadaran, kelemahan fisik dan keterbatasan pergerakan, penggunaan alat bantu jalan.
c)      Faktor yang berhubungan: Kelemahan.

F.      Perencanaan
1.      Diagnosa 1: Nyeri Akut
a)      Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama .......x24 jam, diharapakan nyeri berkurang.
Kriteria hasil:
1)      Tingkat Kenyamanan : Tingkat persepsi positif terhadap  kemudahan fisik dan psikologis
2)      Pengendalian diri : Tindakan individu untuk mengendalikan nyeri
3)      Tingkat nyeri : Keparahan nyeri yang dapat diamati atau dilaporkan
b)      Intervensi keperawatan dan Rasional
1)      Intervensi: Manajemen Nyeri
Rasional: Meringankan atau mengurangi nyeri sampai pada tingkat kenyamanan yang dapat diterima oleh pasien.
2)      Intervensi: Pemberian analgesik
Rasional: Menggunakan agens-agens farmakologi untuk mengurangi atau menghilangkan nyeri.
3)      Intervensi: Manajemen medikasi
Rasional: Memfasilitasi penggunaan obat resep atau obat bebas secara aman dan efektif.



2.      Diagnosa 2: Risiko Infeksi
a)      Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan: Pasien dapat menunjukkan penurunan infeksi.
Kriteria hasil: pasien menunjukkan tidak ada tanda-tanda infeksi.
b)      Intervensi keperawatan dan rasional
1)      Intervensi: Kaji adanya tanda-tanda peradangan seperti adanya demam, bengkak, kemerahan, hangat dan kelemahan fungsi pada area pemasangan alat invasif.
Rasional: tubuh berespons terhadap adanya infeksi melalui adanya tanda demam, bengkak, kemerahan, hangat, dan kelemahan fungsi organ.

2)      Intervensi: observasi tanda vital setiap 4 jam
Rasional: perubahan tanda vital, seperti adanya demam, peningkatan nadi merupakan salah satu indikasi adanya infeksi.

3)      Intervensi: Lakukan perawatan luka, alat invasif  secara aseptik dan antiseptik.
Rasional: luka merupakan sarana yang paling mudah masuknya kuman dari luar maupun dari dalam, perawatan luka yang baik dapat mencegah infeksi pada luka.

4)      Intervensi: lakukan cuci tangan/ hand higene sebelum dan sesudah kontak dengan pasien.
Rasional: cuci tangan dapat memotong rantai infeksi.

5)      Intervensi: kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian antibiotik.
Rasional: antibiotik dapat membunuh kuman pathogen penyebab penyakit.


3.      Diagnosa 3: Risiko Cedera
a)      Tujuan dan Kriteria hasil
Tujuan: cedera tidak terjadi dan pasien menunjukkan perilaku pencegahan terjadinya cedera.
Kriteria hasil: pasien menyatakan berkurangnya episode jatuh dan rasa takut terhadap bahaya jatuh.
b)      Intervensi keperawatan dan rasional
1)      Intervensi: kaji dan identifikasi faktor risiko cedera yang mungkin terjadi pada pasien.
Rasional: banyak faktor yang mempengaruhi cedera, seperti kedaan pasien dan lingkungan.

2)      Intervensi: kaji kemampuan pasien dalam menggunakan alat bantu jalan seperti kruk, tripot, dan lain-lain.
Rasional: ketidakmampuan menggunakan alat bantu jalan, pasien dapat terpeleset dan jatuh.

3)      Intervensi: latih pasien menggunakan alat bantu jalan dengan benar dapat mencegah terjadinya jatuh.
Rasional: kemampuan menggunakan alat bantu jalan dengan benar dapat mencegah terjadinya jatuh.

4)      Intervensi: bantu pasien dalam melakukan aktivitas dan mobilisasi.
Rasional: membantu mencegah trauma.

G.    Daftar Pustaka
Carpenito-Moyet,Lynda Juall.(2012) .BukuSaku Diagnosa Keperawatan Edisi 13.Jakarta:EGC

Tarwoto, Wartonah, 2015., Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 5, Penerbit: Salemba Medika

Iqbal Mubarak W, Chayatin Nurul, 2008., Buku Ajar Kebutuhan Dasar Manusia: Teori & Aplikasi Dalam Praktik, Penerbit: EGC

NANDA Internasional 2012-2014, Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Penerbit: EGC

No comments:

Post a Comment