LAPORAN
PENDAHULUAN
KONSEP
ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS
1.
Pelayanan
Kesehatan Utama
Fasilitas Pelayanan
Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakanuntuk menyelenggarakan upaya
pelayanan kesehatan, baik promotif,preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang
dilakukan olehpemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.Pusat Kesehatan
Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upayakesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkatpertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan
preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginyadi
wilayah kerjanya.
2.
Konsep
Komunitas dan Kesehatan Masyarakat
Keperawatan kesehatan
komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas,
dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000)
mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
1. Keperawatan
adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak
berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh
manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
2. Kesehatan
adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat
individu sampai tingkat eko¬sistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam
sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem
tubuh.
3. Komunitas
adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan
dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk
memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan
sehari-hari.
Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu
tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai
minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang
tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area
atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai
interest yang sama (Riyadi, 2007).
3.
Konsep
Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1959),
keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan
ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial,
sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns
meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan
fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan
kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi
masyarakat secara keseluruhan.
Keperawatan kesehatan
komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada
masyarakat dengan pendekatan pada
kelompok risiko
tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui
pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985;
Logan and Dawkin, 1987).
4.
ParadigmaKeperawatanKomunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen
pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan &
Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan
menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1) Individu sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan
utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup
kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju
kemandirian pasien/klien.
2) Keluarga sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat
secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara
perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau
masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan
lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.Beberapa alasan
yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan
yaitu :
a. Keluarga adalah unit utama dalam
masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b. Keluarga sebagai suatu kelompok
dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan
didalam kelompoknya sendiri.
c. Masalah kesehatan didalam keluarga
saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan
mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
3) Masyarakat sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga,
diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki
identitas yang kuat mengikat semua warga.Kesehatan dalam keperawatan kesehatan
komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan
efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas,
konstruktif dan produktif.
Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang
sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu,
keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi
promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses
keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah
suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan
dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara
komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat
maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada
lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan
manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan
budaya dan lingkungan spiritual.
5.
Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
1) Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat
secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan
yang optimal secara mandiri.
2) Tujuan khusus
a) Dipahaminya pengertian sehat dan
sakit oleh masyarakat.
b) Meningkatnya kemampuan individu,
keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar
dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c) Tertanganinya kelompok keluarga
rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan asuhan keperawatan.
d) Tertanganinya kelompok masyarakat
khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di
panti dan di masyarakat.
e) Tertanganinya kasus-kasus yang
memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
f) Terlayaninya kasus-kasus tertentu
yang termasuk kelompok risiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan
keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g) Teratasi dan terkendalinya keadaan
lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat optimal.
6.
Sasaran Praktik Keperawatan
Komunitas
Sasaran dari perawatan
kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik
yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan,
sasaran ini terdiri dari (Effendy, 1998):
a)
Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan
utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada
individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup
kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan
fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian
pasien/klien.
b)
Keluarga
Keluarga merupakan
sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi
interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di
dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam
fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada
Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan
nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c)
Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah
kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan,
kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang
termasuk kelompok khusus adalah:
1) Kelompok
khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya,
seperti:
a. Ibu
hamil
b. Bayi
baru lahir
c. Balita
d. Anak
usia sekolah
e. Lansia
2) Kelompok
dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan
keperawatan, diantaranya adalah:
a. Penderita
penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
b. Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit
diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain
sebagainya.
3) Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, yaitu:
a. Wanita tunasusila
b. Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c. Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4) Lembagasosial, perawatan dan rehabilitasi,
diantaranyaadalah:
a. Panti werdha
b. Panti asuhan
c. Pusat-pusatrehabilitasi
d. Penitipan balita
7.
Strategi
Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan
keperawatan komunitas yang dapat digunakan
dalam keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu (Elisabeth, 2007):
1. Pendidikan
kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan
adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan,
menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti,
tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan
kesehatan (Elisabeth,
2007).
Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan
kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu
keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan
ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep
pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2. Proses
kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari
kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di
dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis
komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status
kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat,
yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth,
2007).
3. Kerjasama
atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak
atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau
memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai
peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi
pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).
Kemitraan antara perawat
komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk
garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian
perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang
dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
4. Pemberdayaan
(Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai
proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi
transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan,
kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru
(Elisabeth, 2007).
Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau
pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat.
Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk
meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat
(Elisabeth, 2007).
8.
Peran
Perawat Komunitas (Provider of Nursing
Care)
Banyak peranan yang
dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Riyadi,
2007 dan Mubarak,
2007):
1) Penyedia
pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan
keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan
tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi
pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
2)
Pendidik dan konsultan
(Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan
kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah,
puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan
perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan
dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.
Konseling adalah proses
membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah
sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan
perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan
intelektual.
Proses pengajaran
mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat
mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama
perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama
pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat
menilai hasil yang telah didapat.
3)
Role
Model
Perawat kesehatan
masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan
kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara
hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
4)
Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat
diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat
keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada
dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien,
memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.
Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab
membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai
pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang
diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi
hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah
sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
5)
Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan
masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan
puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan kepadanya.
6) Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan
cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli
radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses
penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses
pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan
ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
7)
Perencana tindak lanjut
(Discharge Planner)
Perencanaan pulang
dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi
kesehatan atau rumah sakit. Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien
yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8) Penemu
masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring
terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang
timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah,
pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
9) Koordinator
pelayanan kesehatan (Coordinator of
Services)
Peran perawat sebagai
koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan
pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota
tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional.
10) Pembawa
perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change
Agent and Leader)
Pembawa perubahan
adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu
orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney
mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah,
mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative,
menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan
peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama
fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase ini.
Peningkatan dan
perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses
keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan
menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku
yang dapat meningkatkan kesehatan (Elisabeth, 2007).
11) Pengidentifikasi
dan pemberi pelayanan komunitas (Community
Care Provider and Researcher)
Peran ini termasuk
dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi
pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan
pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian
masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.
9.
Ruang
Lingkup Perawatan Komunitas
Dalam
memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya
preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif
dan resosialitatif (Mubarak,
2007).
1)
Upaya Promotif
Upaya
promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok
dan masyarakat dengan jalan memberikan (Mubarak, 2007):
a.
Penyuluhan
kesehatan masyarakat
b.
Peningkatan
gizi
c.
Pemeliharaan
kesehatan perorangan
d.
Pemeliharaan
kesehatan lingkungan
e.
Olahraga
secara teratur
f.
Rekreasi
g.
Pendidikan
seks
2)
Upaya Preventif
Upaya preventif
ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan (Mubarak, 2007):
a. Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b. Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu,
puskesmas maupun kunjungan rumah
c. Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu,
puskesmas ataupun di rumah
d. Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan
menyusui
3)
Upaya Kuratif
Pelayanankesehatankuratifadalahsuatukegiatan
dan/atauserangkaianegiatanpengobatan yang ditujukanuntukpenyembuhanpenyakit,
penguranganpenderitaanakibatpenyakit, pengendalianpenyakit,
ataupengendaliankecacatan agar kualitaspenderitadapatterjagaseoptimalmungkin
(UU No. 36 tentangKesehatan, 2009).
DalammemberikanpelayanankuratifperawatmemilikiwewenangmelakukanpenatalaksanaanpemberianobatkepadaKliensesuaidenganreseptenagamedisatauobatbebas
dan obatbebasterbatas. Dalammelaksanakantugas pada keadaanketerbatasantertentu,
perawat juga
berwenangmelakukanpengobatanuntukpenyakitumumdalamhaltidakterdapattenagamedis
(UU No. 38 tentangKeperawatan, 2014).
Upaya kuratif ditujukan
untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat
yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan (Mubarak, 2007):
a. Perawatan
orang sakit di rumah (home nursing)
b. Perawatan
orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c. Perawatan
ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d. Perawatan
payudara
e. Perawatan
tali pusat bayi baru lahir
4)
Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif
merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di
rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang
sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan
(Mubarak,
2007):
a. Latihan
fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang
maupun kelainan bawaan
b. Latihan-latihan
fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC,
latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin
dilakukan oleh perawat
5)
Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif
adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok khusus ke dalam pergaulan masyarakat,
diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena
menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok
masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain.
Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima
kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan
secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.Hal ini tentunya membutuhkan
penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat
dimengerti (Mubarak,
2007).
ASUHAN
KEPERAWATAN KOMUNITAS
1.
Pengkajian
Pada
tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan
mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada
kelompok atau komunitas adalah :
a) Core
atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur,
pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta
riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b) Delapan
subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1)
Perumahan: Rumah yang
dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
2)
Pendidikan: Apakah ada
sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan.
3)
Keamanan dan
keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak menimbulkan stress.
4)
Politik dan kebijakan
pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan
komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5)
Pelayanan kesehatan
yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau
apabila gangguan sudah terjadi.
6)
Sistem komunikasi: Sarana
komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk
meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi,
radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7)
Ekonomi: Tingkat sosial
ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum
Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang
diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai
status ekonomi tersebut.
8)
Rekreasi: Apakah
tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh
komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi
stress.
c)
Status kesehatan
komunitas
Status
kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara
lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.
2.
Diagnosis
Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon
individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah
aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah
potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa
keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status
dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan
demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan.
Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan
masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi (Mubarak,
2005).
Contoh Diagnosa Keperawatan
1) Defisiensikesehatankomunitas di wilayahRW.
07 Ds. Suka Sari Malang berhubungan
dengan ketidakcukupansumberdaya (finansial, pengetahuan) di
wilayah RW 07
Ds Suka Sari Malang.
2) Perilakucenderungberesiko pada warga di wilayah RW 07 Ds Suka Sari Malang berhubungan dengan kurangnya pemahamanwarga RW 07 Ds Suka Sari Malangdalammelakukankebiasaan/perilakukesehataan
(membuangsampah dan tinjakesungai, merokok, air tidakdirebus, penggunaan NAPZA).
3) Kerusakangigianak di DesaWenggaberhubungandengankurang
hygiene oral.
3.
Perencanaan
Keperawatan
Perencanaan keperawatan
adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan
dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Tahap berikutnya dari proses keperawatan
merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran
dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama
dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk
mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan.
Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada
dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana
tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana,
sarana, tenaga yang tersedia (Mubarak, 2007).
No.
|
Diagnosis Keperawatan
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
RencanaKeperawatan
|
1.
|
Defisiensikesehatankomunitas di wilayahRW.
07 Ds. Suka Sari Malang berhubungan
dengan ketidakcukupansumberdaya (finansial,
pengetahuan) di wilayah RW 07 Ds Suka Sari Malang.
|
NOC: Pengetahuan: Perilaku kesehatan
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 60 menit masalah pasien teratasi
dengan kriteria hasil:
1.
Masyarakat mengetahui tentang
pelayanan yang tersedia dikomunitas
2.
Masyarakat mengetahui tentang
penyakit yang berisiko dikomunitas
3.
Masyarakat aktif berkonsultasi
dan memeriksakan diri kepelayanan kesehatan
|
NIC: Edukasi Kesehatan
1. Tetapkan penyuluhan
yang akan diberikan ke komunitas tentang perilaku kesehatan terkini
2. Identifikasi sumber
sumber yang diperlukan untuk menjalankan program edukasi
3. Presentasikan informasi
dan masalah yang akan di diskusikan
4. Demonstrasikan ketika
mengajarkan kemampuan/skill ke masyarakat
5. Melibatkan individu,
keluarga dan kelompok untuk mendukung perubahan perilaku kesehatan ke arah
kondusif.
|
2.
|
Perilakucenderungberesiko pada warga di wilayah RW 07 Ds Suka Sari Malang berhubungan dengan kurangnya pemahamanwarga RW 07 Ds Suka Sari Malangdalammelakukankebiasaan/perilakukesehataan
(membuangsampah dan tinjakesungai, merokok, air tidakdirebus, penggunaan
NAPZA).
|
NOC
:
Kompetensi Komunitas
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 7 x 24 masalah pasien teratasi, dengan kriteria hasil:
1.
Mampu
menyebarluaskan persoalan dikomunitas melalui media dan forum komunitas
2.
Mampu
memanajemen strategi untuk menyeleseikan konflik
3.
Berpartisipasi
aktif dalam aktivitas komunitas
4.
Mampu
menggmbarkan seluruh segmen komunitas untuk menyelesaikan masalah
5.
Mampu
menentukan agenda individu dengan kegiatan komunitas
6.
Menyetujui
aksi untuk mengimplementasikan tujuan penyeleseian masalah di komunitas
|
NIC : Manajemen lingkungan
: Komunitas
1. Identifikasi risiko kesehatan dilingkungan
2. Partisipasi
TIM multidisiplin untuk mengidentifikasi ancaman kesehatan dikomunitas
3. Partisipasi
di program komunitas
4. Kolaborasi
untuk program aksi pengembangan komunitas
5. Promosi
: kebijakan pemerintah untuk mengurangi masalah kesehatan
6. Mengadakan
program edukasi untuk kelompok berisiko
|
3.
|
Kerusakan Gigi anak di Desa Wengga berhubungan
dengan kurang pengetahuan tentang kesehatan gigi
|
Oral
Hygiene
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Kebersihan
mulut (4)
2. Kebersihan
gigi (4)
3. Kebersihan
gusi (4)
4. Kebersihan
lidah (4)
5. Kebersihan
peralatan gigi (4)
Ket:
1.
Severely
compromised
2.
Substatially
compromised
3.
Moderately
compromised
4.
Mildly
compromised
5.
Not
compromised
|
Oral
Health Promotion
1. Instruksikan
perlunya perawatan gigi sehari-hari
2. Monitor
mukosa mulut secara teratur
3. Mompromosikan
pemeriksaan gigi secara teratur
4. Mengajarkan
cara menyikat gigi yang benar
|
4.
Menentukan
Masalah dan skala prioritas
Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat (Mubarak, 2007):
a.
Masalah
yang ditetapkan dari data umum
b.
Masalah
yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih
dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat
secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :
a.
Masalah
spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b.
Kebijaksanaan
nasional dan wilayah setempat
c.
Kemampuan
dan sumber daya masyarakat
d.
Keterlibatan,
partisipasi dan peran serta masyarakat
Kriteria skala
prioritas:
a. Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap,
keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan
urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b. Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada
suatu kurun waktu tertentu
c. Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut
dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d. Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan
mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang
menyangkut biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin
timbul (Elisabeth,
2007).
Dalam pelaksanaan pengembangan
masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut (Elisabeth, 2007)
:
a. Tahap
Persiapan
Dengan dilakukan
pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungan
dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b. Tahap
Pengorganisasian
Dengan persiapan
pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap
kesehatan dalammasyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu
wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk
menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau
kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat
berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c. Tahap
Pendidikan dan Latihan
1) Kegiatan
pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2) Melakukan
pengkajian
3) Membuat
program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
4) Melatih
kader
5) Keperawatan
langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d. Tahap
Akhir
Dengan melakukan
supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan
balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.Untuk
lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut
(Mubarak, 2005):
1)
Pendidikan kesehatan
tentang gangguan nutrisi
2)
Demonstrasi pengolahan
dan pemilihan makanan yang baik
3)
Melakukan deteksi dini
tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium
4)
Bekerjasama dengan
aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan atau komunitas bila stressor
dari lingkungan
5)
Rujukan ke rumah sakit
bila diperlukan
5.
Pelaksanaan
Pada
kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu
(Mubarak, 2005) :
a. Pencegahan
primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat,
mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap
penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam
kesehatan keluarga.
b. Pencegahan
sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat
kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini
menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, contoh: Mengkaji keterbelakangan
tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan
seperti mata, gigi, telinga, dll.
c. Pencegahan
tersier yaitu kegiatan yang
menekankan pengembalianderajatkesehatanindividu
pada tingkat fungsi optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh: Membantu
keluarga yang mempunyai anak dengan risiko gangguan kurang gizi untuk melakukan
pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.
Bentuk
pencegahan
|
Primer
|
Tingkat pencegahan stressor dan derajat reaksi.
|
-
Sebelum stressor terjadi, sebagian besar tersembunyi.
-
Pembuatan
hipotesis
|
Tujuan intervensi
|
-
Mencegah invansi
stressor
-
Mengurangi
kemungkinan bertemu stressor.
-
Mencegah stabilitas
klien
|
Tindakan
Keperawatan
|
-
Pendidikan kesehatan
-
Memberikan informasi untuk memelihara atau meningkatkan kekuatan klien.
-
Motivasi terhadap
kebaikan.
-
Meningkatkan kepekaan yang ada atau potensi bahaya stressor, misal
memberikan kekebalan dan modifikasi lingkungan.
-
Membantu kemampuan
koping yang positif.
-
Menggunakan stressor sebagai strategi intervensi yang positif, misal :
antisipasi konseling seperti premarital atau pra pensiun.
-
Saran mengenai hal-hal yang berbahaya
|
|
Sekunder
|
Tingkat pencegahan stressor dan derajat reaksi.
|
-
Mengikuti invasi stressor. Sebagian besar jelas atau diketahui.
-
Dikenal dari gejala-gejala / mengenal faktor-faktor
|
Tujuan intervensi
|
-
Melindungi struktur dasar
-
Mencapai stabilitas klien
|
Tindakan
keperawatan
|
-
Skrining/penemuan kasus
baru.
-
Mobilisasi dan maksimalkan sumber internal/ eksternal terhadap stabilitas
dan tenaga konservas, misalm: tidur/ pola istirahat, nutrisi, aktifitas.
-
Fasilitasi masuknya stressor dan rekasi stressor.
-
Motivasi dan
pendidikan klien .
-
Fasilitas pengobatan yang tepat, misal : anjurkan ke fasilitas pelayanan
pengobatan
-
Mendukung faktor
positif terhadap kebaikan
-
Advokasi
|
|
Tersier
|
Tingkat pencegahan stressor dan derajat reaksi
|
-
Sesudah ditangani / adaptasi kembali.
-
Sebagian besar jelas atau ketinggalan.
-
Hipotesis atau mengetahui gejala sisa atau faktor-faktor
|
Tujuan intervensi
|
Mencapai/memelihara tingkat maksimum dari kebaikan dan
kemampuan
|
Tindakan
keperawatan
|
-
Pendidikan kesehatan dan orientasikan
kembali kebutuhan untuk mencegah kejadian yang akan datang atau
keburukan lebih lanjut.
-
Mendukung klien/sistem klien dalam mencapai tujuan.
-
Koordinasi dan intervensi sumber kesehatan, misal : mengarahkan kelompok
untuk menolong sendiri atau konseling terapi dan rehabilitas, membantu dalam
mendapatkan bantuan finansial.
-
Menggunakan terapi modalitas
seperti modifikasi perilaku, orientasi
realita.
-
Advokasi klien.
|
5. Tahap
Evaluasi
a.
Perkembangan
masalah kesehatan yang telah ditemukan
b.
Pencapaian
tujuan keperawatan (Terutama tujuan jangka pendek)
c.
Efektifitas
dan Efisien tindakan/kegiatan yang telah di lakukan
d.
Rencana tindak lanjut.
DAFTAR
PUSTAKA
Efendi, F.2009. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktek dalam keperawatan.
Jakarta: Salemba Medika’
Mubarak,
WI. 2005.
Pengantar keperawatan
komunitas. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Mubarak, Wahit
Iqbal, et al.2007. Promosi kesehatan
sebuah pengantar proses belajar mangajar dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Peraturan Menteri Kesehatan(PERMENKES) Republik IndonesiaNomor 75 Tahun
2014tentangPusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta, 17 Oktober 2014.
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentangKeperawatan.
No comments:
Post a Comment