Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Konsep Komunitas


LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.             Pelayanan Kesehatan Utama
Fasilitas Pelayanan Kesehatan adalah suatu tempat yang digunakanuntuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif,preventif, kuratif maupun rehabilitatif yang dilakukan olehpemerintah, pemerintah daerah dan/atau masyarakat.Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upayakesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkatpertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginyadi wilayah kerjanya.

2.             Konsep Komunitas dan Kesehatan Masyarakat
Keperawatan kesehatan komunitas terdiri dari tiga kata yaitu keperawatan, kesehatan dan komunitas, dimana setiap kata memiliki arti yang cukup luas. Azrul Azwar (2000) mendefinisikan ketiga kata tersebut sebagai berikut :
1.      Keperawatan adalah ilmu yang mempelajari penyimpangan atau tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang dapat mempengaruhi perubahan, penyimpangan atau tidak berfungsinya secara optimal setiap unit yang terdapat dalam sistem hayati tubuh manusia, balk secara individu, keluarga, ataupun masyarakat dan ekosistem.
2.      Kesehatan adalah ilmu yang mempelajari masalah kesehatan manusia mulai dari tingkat individu sampai tingkat eko¬sistem serta perbaikan fungsi setiap unit dalam sistem hayati tubuh manusia mulai dari tingkat sub sampai dengan tingkat sistem tubuh.
3.      Komunitas adalah sekelompok manusia yang saling berhubungan lebih sering dibandingkan dengan manusia lain yang berada diluarnya serta saling ketergantungan untuk memenuhi keperluan barang dan jasa yang penting untuk menunjang kehidupan sehari-hari.

Komunitas adalah kelompok sosial yang tinggal dalam suatu tempat, saling berinteraksi satu sama lain, saling mengenal serta mempunyai minat dan interest yang sama. Komunitas adalah kelompok dari masyarakat yang tinggal di suatu lokasi yang sama dengan dibawah pemerintahan yang sama, area atau lokasi yang sama dimana mereka tinggal, kelompok sosial yang mempunyai interest yang sama (Riyadi, 2007).

3.             Konsep Keperawatan Komunitas
Menurut WHO (1959), keperawatan komunitas adalah bidang perawatan khusus yang merupakan gabungan ketrampilan ilmu keperawatan, ilmu kesehatan masyarakat dan bantuan sosial, sebagai bagian dari program kesehatan masyarakat secara keseluruhan guns meningkatkan kesehatan, penyempumaan kondisi sosial, perbaikan lingkungan fisik, rehabilitasi, pencegahan penyakit dan bahaya yang lebih besar, ditujukan kepada individu, keluarga, yang mempunyai masalah dimana hal itu mempengaruhi masyarakat secara keseluruhan.

Keperawatan kesehatan komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok risiko tinggi, dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan (Spradley, 1985; Logan and Dawkin, 1987).

4.             ParadigmaKeperawatanKomunitas
Paradigma keperawatan komunitas terdiri dari empat komponen pokok, yaitu manusia, keperawatan, kesehatan dan lingkungan (Logan & Dawkins, 1987). Sebagai sasaran praktik keperawatan klien dapat dibedakan menjadi individu, keluarga dan masyarakat.
1)      Individu sebagai Klien
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya yang mencakup kebutuhan biologi, sosial, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurangnya kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
2)      Keluarga sebagai Klien
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.Beberapa alasan yang menyebabkan keluarga merupakan salah satu fokus pelayanan keperawatan yaitu :
a.       Keluarga adalah unit utama dalam masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
b.      Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan, mencegah, memperbaiki ataupun mengabaikan masalah kesehatan didalam kelompoknya sendiri.
c.       Masalah kesehatan didalam keluarga saling berkaitan. Penyakit yang diderita salah satu anggota keluarga akan mempengaruhi seluruh anggota keluarga tersebut.
3)      Masyarakat sebagai Klien
Masyarakat memiliki cirri-ciri adanya interaksi antar warga, diatur oleh adat istiadat, norma, hukum dan peraturan yang khas dan memiliki identitas yang kuat mengikat semua warga.Kesehatan dalam keperawatan kesehatan komunitas didefenisikan sebagai kemampuan melaksanakan peran dan fungsi dengan efektif. Kesehatan adalah proses yang berlangsung mengarah kepada kreatifitas, konstruktif dan produktif.

Keperawatan dalam keperawatan kesehatan komunitas dipandang sebagai bentuk pelayanan esensial yang diberikan oleh perawat kepada individu, keluarga, dan kelompok dan masyarakat yang mempunyai masalah kesehatan meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative dengan menggunakan proses keperawatan untuk mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan dalam bentuk pelayanan biologi, psikologi, sosial dan spiritual secara komprehensif yang ditujukan kepada individu keluarga dan masyarakat baik sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.

Lingkungan dalam paradigma keperawatan berfokus pada lingkungan masyarakat, dimana lingkungan dapat mempengaruhi status kesehatan manusia. Lingkungan disini meliputi lingkungan fisik, psikologis, sosial dan budaya dan lingkungan spiritual.

5.             Tujuan Keperawatan Kesehatan Komunitas
1)      Tujuan Umum
Meningkatkan derajat kesehatan dan kemampuan masyarakat secara meyeluruh dalam memelihara kesehatannya untuk mencapai derajat kesehatan yang optimal secara mandiri.
2)      Tujuan khusus
a)      Dipahaminya pengertian sehat dan sakit oleh masyarakat.
b)      Meningkatnya kemampuan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat untuk melaksanakan upaya perawatan dasar dalam rangka mengatasi masalah keperawatan.
c)      Tertanganinya kelompok keluarga rawan yang memerlu¬kan pembinaan dan asuhan keperawatan.
d)     Tertanganinya kelompok masyarakat khusus/rawan yang memerlukan pembinaan dan asuhan keperawatan di rumah, di panti dan di masyarakat.
e)      Tertanganinya kasus-kasus yang memerlukan penanganan tindaklanjut dan asuhan keperawatan di rumah.
f)       Terlayaninya kasus-kasus tertentu yang termasuk kelompok risiko tinggi yang memerlukan penanganan dan asuhan keperawatan di rumah dan di Puskesmas.
g)      Teratasi dan terkendalinya keadaan lingkungan fisik dan sosial untuk menuju keadaan sehat optimal.

6.             Sasaran Praktik Keperawatan Komunitas
Sasaran dari perawatan kesehatan komunitas adalah individu, keluarga, kelompok khusus, komunitas baik yang sehat maupun sakit yang mempunyai masalah kesehatan atau perawatan, sasaran ini terdiri dari (Effendy, 1998):
a)      Individu
Individu adalah anggota keluarga yang unik sebagai kesatuan utuh dari aspek biologi, psikologi, social dan spiritual. Peran perawat pada individu sebagai klien, pada dasarnya memenuhi kebutuhan dasarnya mencakup kebutuhan biologi, social, psikologi dan spiritual karena adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan, kurang kemauan menuju kemandirian pasien/klien.
b)      Keluarga
Keluarga merupakan sekelompok individu yang berhubungan erat secara terus menerus dan terjadi interaksi satu sama lain baik secara perorangan maupun secara bersama-sama, di dalam lingkungannya sendiri atau masyarakat secara keseluruhan. Keluarga dalam fungsinya mempengaruhi dan lingkup kebutuhan dasar manusia dapat dilihat pada Hirarki Kebutuhan Dasar Maslow yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman dan nyaman, dicintai dan mencintai, harga diri dan aktualisasi diri.
c)      Kelompok khusus
Kelompok khusus adalah kumpulan individu yang mempunyai kesamaan jenis kelamin, umur, permasalahan, kegiatan yang terorganisasi yang sangat rawan terhadap masalah kesehatan. Yang termasuk kelompok khusus adalah:
1)      Kelompok khusus dengan kebutuhan khusus sebagai akibat perkembangan dan pertumbuhannya, seperti:
a.       Ibu hamil
b.      Bayi baru lahir
c.       Balita
d.      Anak usia sekolah
e.       Lansia
2)      Kelompok dengan kesehatan khusus yang memerlukan pengawasan dan bimbingan serta asuhan keperawatan, diantaranya adalah:
a.       Penderita penyakit menular, seperti TBC, lepra, AIDS, penyakit kelamin lainnya.
b.      Penderita dengan penynakit tak menular, seperti: penyakit diabetes mellitus, jantung koroner, cacat fisik, gangguan mental dan lain sebagainya.
3)      Kelompok yang mempunyai risiko terserang penyakit, yaitu:
a.       Wanita tunasusila
b.      Kelompok penyalahgunaan obat dan narkoba
c.       Kelompok pekerja-pekerja tertentu, dan lain-lain
4)      Lembagasosial, perawatan dan rehabilitasi, diantaranyaadalah:
a.       Panti werdha
b.      Panti asuhan
c.       Pusat-pusatrehabilitasi
d.      Penitipan balita

7.             Strategi Pelaksanaan Keperawatan Komunitas
Strategi pelaksanaan keperawatan komunitas yang dapat digunakan  dalam keperawatan kesehatan masyarakat, yaitu (Elisabeth, 2007):
1.      Pendidikan kesehatan (Health Promotion)
Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang dilakukan dengan cara menyebarkan pesan, menanamkan keyakinan, sehingga masyarakat tidak saja sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga mau dan bisa melakukan suatu anjuran yang ada hubungannya dengan kesehatan (Elisabeth, 2007).

Penyuluhan kesehatan adalah gabungan berbagai kegiatan dan kesempatan yang berlandaskan prinsip-prinsip belajar untuk mencapai suatu keadaan, dimana individu, keluarga, kelompok atau masyarakat secara keseluruhan ingin hidup sehat, pendidikan kesehatan adalah suatu penerapan konsep pendidikan di dalam bidang kesehatan (Mubarak, 2005).
2.      Proses kelompok (Group Process)
Bidang tugas perawat komunitas tidak bisa terlepas dari kelompok masyarakat sebagai klien termasuk sub-sub sistem yang terdapat di dalamnya, yaitu: individu, keluarga, dan kelompok khusus, perawat spesialis komunitas dalam melakukan upaya peningkatan, perlindungan dan pemulihan status kesehatan masyarakat dapat menggunakan alternatif model pengorganisasian masyarakat, yaitu: perencanaan sosial, aksi sosial atau pengembangan masyarakat (Elisabeth, 2007).
3.      Kerjasama atau kemitraan (Partnership)
Kemitraan adalah hubungan atau kerja sama antara dua pihak atau lebih, berdasarkan kesetaraan, keterbukaan dan saling menguntungkan atau memberikan manfaat. Partisipasi klien/masyarakat dikonseptualisasikan sebagai peningkatan inisiatif diri terhadap segala kegiatan yang memiliki kontribusi pada peningkatan kesehatan dan kesejahteraan (Elisabeth, 2007).

Kemitraan antara perawat komunitas dan pihak-pihak terkait dengan masyarakat digambarkan dalam bentuk garis hubung antara komponen-komponen yang ada. Hal ini memberikan pengertian perlunya upaya kolaborasi dalam mengkombinasikan keahlian masing-masing yang dibutuhkan untuk mengembangkan strategi peningkatan kesehatan masyarakat (Elisabeth, 2007).
4.      Pemberdayaan (Empowerment)
Konsep pemberdayaan dapat dimaknai secara sederhana sebagai proses pemberian kekuatan atau dorongan sehingga membentuk interaksi transformatif kepada masyarakat, antara lain: adanya dukungan, pemberdayaan, kekuatan ide baru, dan kekuatan mandiri untuk membentuk pengetahuan baru (Elisabeth, 2007).

Perawat komunitas perlu memberikan dorongan atau pemberdayaan kepada masyarakat agar muncul partisipasi aktif masyarakat. Membangun kesehatan masyarakat tidak terlepas dari upaya-upaya untuk meningkatkan kapasitas, kepemimpinan dan partisipasi masyarakat  (Elisabeth, 2007).

8.             Peran Perawat Komunitas (Provider of Nursing Care)
Banyak peranan yang dapat dilakukan oleh perawat kesehatan masyarakat diantaranya adalah (Riyadi, 2007 dan Mubarak, 2007):
1)      Penyedia pelayanan (Care provider)
Memberikan asuhan keperawatan melalui mengkaji masalah keperawatan yang ada, merencanakan tindakan keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan mengevaluasi pelayanan yang telah diberikan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2)      Pendidik dan konsultan (Educator and Counselor)
Memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik di rumah, puskesmas, dan di masyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam mencapai derajat kesehatan yang optimal.

Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tatanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Di dalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.

Proses pengajaran mempunyai 4 komponen yaitu : pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Hal ini sejalan dengan proses keperawatan dalam fase pengkajian seorang perawat mengkaji kebutuhan pembelajaran bagi pasien dan kesiapan untuk belajar. Selama perencanaan perawat membuat tujuan khusus dan strategi pengajaran. Selama pelaksanaan perawat menerapkan strategi pengajaran dan selama evaluasi perawat menilai hasil yang telah didapat.
3)      Role Model
Perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik dalam bidang kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat tentang bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan dicontoh oleh masyarakat.
4)      Advokasi (Advocate)
Pembelaan dapat diberikan kepada individu, kelompok atau tingkat komunitas. Pada tingkat keluarga, perawat dapat menjalankan fungsinya melalui pelayanan sosial yang ada dalam masyarakat. Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk di dalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien.

Tugas perawat sebagai pembela klien adalah bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi hal lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (Informed Concent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya. Tugas yang lain adalah mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan.
5)      Manajer kasus (Case Manager)
Perawat kesehatan masyarakat diharapkan dapat mengelola berbagai kegiatan pelayanan kesehatan puskesmas dan masyarakat sesuai dengan beban tugas dan tanggung jawab yang dibebankan kepadanya.
6)      Kolaborator
Peran perawat sebagai kolaborator dapat dilaksanakan dengan cara bekerjasama dengan tim kesehatan lain, baik dengan dokter, ahli gizi, ahli radiologi, dan lain-lain dalam kaitannya membantu mempercepat proses penyembuhan klien. Tindakan kolaborasi atau kerjasama merupakan proses pengambilan keputusan dengan orang lain pada tahap proses keperawatan. Tindakan ini berperan sangat penting untuk merencanakan tindakan yang akan dilaksanakan.
7)      Perencana tindak lanjut (Discharge Planner)
Perencanaan pulang dapat diberikan kepada klien yang telah menjalani perawatan di suatu instansi kesehatan atau rumah sakit.  Perencanaan ini dapat diberikan kepada klien yang sudah mengalami perbaikan kondisi kesehatan.
8)      Penemu masalah kesehatan (Case Finder)
Melaksanakan monitoring  terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang menyangkut masalah-masalah kesehatan dan keperawatan yang timbul serta berdampak terhadap status kesehatan melalui kunjungan rumah, pertemuan-pertemuan, observasi dan pengumpulan data.
9)      Koordinator pelayanan kesehatan (Coordinator of Services)
Peran perawat sebagai koordinator antara lain mengarahkan, merencanakan dan mengorganisasikan pelayanan kesehatan yang diberikan kepada klien. Pelayanan dari semua anggota tim kesehatan, karena klien menerima pelayanan dari banyak profesional.
10)  Pembawa perubahan atau pembaharu dan pemimpin (Change Agent and Leader)
Pembawa perubahan adalah seseorang atau kelompok yang berinisiatif merubah atau yang membantu orang lain membuat perubahan pada dirinya atau pada sistem. Marriner torney mendeskripsikan pembawa peubahan adalah yang mengidentifikasikan masalah, mengkaji motivasi dan kemampuan klien untuk berubah, menunjukkan alternative, menggali kemungkinan hasil dari alternatif, mengkaji sumber daya, menunjukkan peran membantu, membina dan mempertahankan hubungan membantu, membantu selama fase dari proses perubahan dan membimbing klien melalui fase-fase ini.

Peningkatan dan perubahan adalah komponen essensial dari perawatan. Dengan menggunakan proses keperawatan, perawat membantu klien untuk merencanakan, melaksanakan dan menjaga perubahan seperti : pengetahuan, keterampilan, perasaan dan perilaku yang dapat meningkatkan kesehatan (Elisabeth, 2007).

11)  Pengidentifikasi dan pemberi pelayanan komunitas (Community Care Provider and Researcher)
Peran ini termasuk dalam proses pelayanan asuhan keperawatan kepada masyarakat yang meliputi pengkajian, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi masalah kesehatan dan pemecahan masalah yang diberikan. Tindakan pencarian atau pengidentifikasian masalah kesehatan yang lain juga merupakan bagian dari peran perawat komunitas.

9.             Ruang Lingkup Perawatan Komunitas
Dalam memberikan asuhan keperawatan komunitas, kegiatan yang ditekankan adalah upaya preventif dan promotif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif, rehabilitatif dan resosialitatif (Mubarak, 2007).
1)             Upaya Promotif
Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat dengan jalan memberikan (Mubarak, 2007):
a.       Penyuluhan kesehatan masyarakat
b.      Peningkatan gizi
c.       Pemeliharaan kesehatan perorangan
d.      Pemeliharaan kesehatan lingkungan
e.       Olahraga secara teratur
f.       Rekreasi
g.      Pendidikan seks
2)             Upaya Preventif
Upaya preventif ditujukan untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan terhadap kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat melalui kegiatan (Mubarak, 2007):
a.       Imunisasi massal terhadap bayi, balita serta ibu hamil
b.      Pemeriksaan kesehatan secara berkala melalui posyandu, puskesmas maupun kunjungan rumah
c.       Pemberian vitamin A dan yodium melalui posyandu, puskesmas ataupun di rumah
d.      Pemeriksaan dan pemeliharaan kehamilan, nifas dan menyusui
3)             Upaya Kuratif
Pelayanankesehatankuratifadalahsuatukegiatan dan/atauserangkaianegiatanpengobatan yang ditujukanuntukpenyembuhanpenyakit, penguranganpenderitaanakibatpenyakit, pengendalianpenyakit, ataupengendaliankecacatan agar kualitaspenderitadapatterjagaseoptimalmungkin (UU No. 36 tentangKesehatan, 2009).

DalammemberikanpelayanankuratifperawatmemilikiwewenangmelakukanpenatalaksanaanpemberianobatkepadaKliensesuaidenganreseptenagamedisatauobatbebas dan obatbebasterbatas. Dalammelaksanakantugas pada keadaanketerbatasantertentu, perawat juga berwenangmelakukanpengobatanuntukpenyakitumumdalamhaltidakterdapattenagamedis (UU No. 38 tentangKeperawatan, 2014).

Upaya kuratif ditujukan untuk merawat dan mengobati anggota-anggota keluarga, kelompok dan masyarakat yang menderita penyakit atau masalah kesehatan, melalui kegiatan (Mubarak, 2007):
a.       Perawatan orang sakit di rumah (home nursing)
b.      Perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut perawatan dari puskesmas dan rumah sakit
c.       Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis di rumah, ibu bersalin dan nifas
d.      Perawatan payudara
e.       Perawatan tali pusat bayi baru lahir
4)             Upaya Rehabilitatif
Upaya rehabilitatif merupakan upaya pemulihan kesehatan bagi penderita-penderita yang dirawat di rumah, maupun terhadap kelompok-kelompok tertentu yang menderita penyakit yang sama, misalnya kusta, TBC, cacat fisik dan lainnya., dilakukan melalui kegiatan (Mubarak, 2007):
a.       Latihan fisik, baik yang mengalami gangguan fisik seperti penderita kusta, patah tulang maupun kelainan bawaan
b.      Latihan-latihan fisik tertentu bagi penderita-penderita penyakit tertentu, misalnya TBC, latihan nafas dan batuk, penderita stroke: fisioterapi manual yang mungkin dilakukan oleh perawat
5)             Upaya Resosialitatif
Upaya resosialitatif adalah upaya mengembalikan individu, keluarga dan kelompok  khusus ke dalam pergaulan masyarakat, diantaranya adalah kelompok-kelompok yang diasingkan oleh masyarakat karena menderita suatu penyakit, misalnya kusta, AIDS, atau kelompok-kelompok masyarakat khusus seperti Wanita Tuna Susila (WTS), tuna wisma dan lain-lain. Di samping itu, upaya resosialisasi meyakinkan masyarakat untuk dapat menerima kembali kelompok yang mempunyai masalah kesehatan tersebut dan menjelaskan secara benar masalah kesehatan yang mereka derita.Hal ini tentunya membutuhkan penjelasan dengan pengertian atau batasan-batasan yang jelas dan dapat dimengerti (Mubarak, 2007).




























ASUHAN KEPERAWATAN KOMUNITAS

1.                  Pengkajian
Pada tahap pengkajian, perawat melakukan pengumpulan data yang bertujuan mengidentifikasi data yang penting mengenai klien. Yang perlu dikaji pada kelompok atau komunitas adalah :
a)    Core atau inti: data demografi kelompok atau komunitas yang terdiri: umur, pendidikan, jenis kelamin, pekerjaan, agama, nilai-nilai, keyakinan serta riwayat timbulnya kelompok atau komunitas.
b)   Delapan subsistem yang mempengaruhi komunitas (Betty Neuman) :
1)      Perumahan: Rumah yang dihuni oleh penduduk, penerangan, sirkulasi dan kepadatan.
2)      Pendidikan: Apakah ada sarana pendidikan yang dapat digunakan untuk meningkatkan pengetahuan.
3)      Keamanan dan keselamatan di lingkungan tempat tinggal: Apakah tidak menimbulkan stress.
4)      Politik dan kebijakan pemerintah terkait dengan kesehatan: Apakah cukup menunjang sehingga memudahkan komunitas mendapat pelayanan di berbagai bidang termasuk kesehatan.
5)      Pelayanan kesehatan yang tersedia untuk melakukan deteksi dini gangguan atau merawat atau memantau apabila gangguan sudah terjadi.
6)      Sistem komunikasi: Sarana komunikasi apa saja yang dapat dimanfaatkan di komunitas tersebut untuk meningkatkan pengetahuan terkait dengan gangguan nutrisi misalnya televisi, radio, Koran atau leaflet yang diberikan kepada komunitas.
7)      Ekonomi: Tingkat sosial ekonomi komunitas secara keseluruhan apakah sesuai dengan UMR (Upah Minimum Regional), dibawah UMR atau diatas UMR sehingga upaya pelayanan kesehatan yang diberikan dapat terjangkau, misalnya anjuran untuk konsumsi jenis makanan sesuai status ekonomi tersebut.
8)      Rekreasi: Apakah tersedia sarananya, kapan saja dibuka, dan apakah biayanya terjangkau oleh komunitas. Rekreasi ini hendaknya dapat digunakan komunitas untuk mengurangi stress.


c)      Status kesehatan komunitas
Status kesehatan komunitas dapat dilihat dari biostatistik dan vital statistic, antara lain angka mortalitas, angka morbiditas, IMR, MMR, serta cakupan imunisasi.

2.                  Diagnosis Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah respon individu pada masalah kesehatan baik yang aktual maupun potensial. Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian. Jadi diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat dan pasti tentang status dan masalah kesehatan yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan. Dengan demikian diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosa keperawatan akan memberi gambaran masalah dan status kesehatan masyarakat baik yang nyata (aktual), dan yang mungkin terjadi  (Mubarak, 2005).
Contoh Diagnosa Keperawatan
1)      Defisiensikesehatankomunitas di wilayahRW. 07 Ds. Suka Sari Malang berhubungan dengan ketidakcukupansumberdaya (finansial, pengetahuan) di wilayah RW 07 Ds Suka Sari Malang.
2)      Perilakucenderungberesiko pada warga di wilayah RW 07 Ds Suka Sari Malang berhubungan dengan kurangnya pemahamanwarga RW 07 Ds Suka Sari Malangdalammelakukankebiasaan/perilakukesehataan (membuangsampah dan tinjakesungai, merokok, air tidakdirebus, penggunaan NAPZA).
3)      Kerusakangigianak di DesaWenggaberhubungandengankurang hygiene oral.

3.                  Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk mengatasi masalah sesui dengan diagnosis keperawatan yang telah ditentukan dengan tujuan terpenuhinya kebutuhan klien. Tahap berikutnya dari proses keperawatan merupakan tindakan menetapkan apa yang harus dilakukan untuk membantu sasaran dalam upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif. Langkah pertama dalam tahap perencanaan adalah menetapkan tujuan dan sasaran kegiatan untuk mengatasi masalah yang telah ditetapkan sesuai dengan diagnosis keperawatan. Dalam menentukan tahap berikutnya yaitu rencana pelaksanaan kegiatan maka ada dua faktor yang mempengaruhi dan dipertimbangkan dalam menyusun rencana tersebut yaitu sifat masalah dan sumber/potensi masyarakat seperti dana, sarana, tenaga yang tersedia (Mubarak, 2007).
No.
Diagnosis Keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
RencanaKeperawatan
1.
Defisiensikesehatankomunitas di wilayahRW. 07 Ds. Suka Sari Malang berhubungan dengan ketidakcukupansumberdaya (finansial, pengetahuan) di wilayah RW 07 Ds Suka Sari Malang.

NOC: Pengetahuan: Perilaku kesehatan
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1x 60 menit masalah pasien teratasi dengan kriteria hasil:
1.      Masyarakat mengetahui tentang pelayanan yang tersedia dikomunitas
2.      Masyarakat mengetahui tentang penyakit yang berisiko dikomunitas
3.      Masyarakat aktif berkonsultasi dan memeriksakan diri kepelayanan kesehatan

NIC: Edukasi Kesehatan
1. Tetapkan penyuluhan yang akan diberikan ke komunitas tentang perilaku kesehatan terkini
2. Identifikasi sumber sumber yang diperlukan untuk menjalankan program edukasi
3. Presentasikan informasi dan masalah yang akan di diskusikan
4. Demonstrasikan ketika mengajarkan kemampuan/skill ke masyarakat
5. Melibatkan individu, keluarga dan kelompok untuk mendukung perubahan perilaku kesehatan ke arah kondusif.
2.
Perilakucenderungberesiko pada warga di wilayah RW 07 Ds Suka Sari Malang berhubungan dengan kurangnya pemahamanwarga RW 07 Ds Suka Sari Malangdalammelakukankebiasaan/perilakukesehataan (membuangsampah dan tinjakesungai, merokok, air tidakdirebus, penggunaan NAPZA).

NOC : Kompetensi Komunitas
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 7 x 24 masalah pasien teratasi, dengan kriteria hasil:
1.      Mampu menyebarluaskan persoalan dikomunitas melalui media dan forum komunitas
2.      Mampu memanajemen strategi untuk menyeleseikan konflik
3.      Berpartisipasi aktif dalam aktivitas komunitas
4.      Mampu menggmbarkan seluruh segmen komunitas untuk menyelesaikan masalah
5.      Mampu menentukan agenda individu dengan kegiatan komunitas
6.      Menyetujui aksi untuk mengimplementasikan tujuan penyeleseian masalah  di komunitas
NIC : Manajemen lingkungan : Komunitas
1.     Identifikasi risiko kesehatan dilingkungan
2.    Partisipasi TIM multidisiplin untuk mengidentifikasi ancaman kesehatan dikomunitas
3.    Partisipasi di program komunitas
4.    Kolaborasi untuk program aksi pengembangan komunitas
5.    Promosi : kebijakan pemerintah untuk mengurangi masalah kesehatan
6.    Mengadakan program edukasi untuk kelompok berisiko
3.
Kerusakan Gigi anak di Desa Wengga berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kesehatan gigi

Oral Hygiene
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan kriteria hasil:
1.    Kebersihan mulut (4)
2.    Kebersihan gigi (4)
3.    Kebersihan gusi (4)
4.    Kebersihan lidah (4)
5.    Kebersihan peralatan gigi (4)
Ket:
1.    Severely compromised
2.    Substatially compromised
3.    Moderately compromised
4.    Mildly compromised
5.    Not compromised
Oral Health Promotion
1.    Instruksikan perlunya perawatan gigi sehari-hari
2.    Monitor mukosa mulut secara teratur
3.    Mompromosikan pemeriksaan gigi secara teratur
4.    Mengajarkan cara menyikat gigi yang benar

4.                  Menentukan Masalah dan skala prioritas
Menetapkan masalah keperawatan kesehatan masyarakat (Mubarak, 2007):
a.       Masalah yang ditetapkan dari data umum
b.      Masalah yang dianalisa dari hasil kesenjangan pelayanan kesehatan
Menetapkan skala prioritas dilakukan untuk menentukan tindakan yang lebih dahulu ditanggulangi karena dianggap dapat mengancam kehidupan masyarakat secara keseluruhan dengan mempertimbangkan :
a.       Masalah spesifik yang mempengaruhi kesehatan masyarakat
b.      Kebijaksanaan nasional dan wilayah setempat
c.       Kemampuan dan sumber daya masyarakat
d.      Keterlibatan, partisipasi dan peran serta masyarakat
             Kriteria skala prioritas:
a.       Perhatian masyarakat, yang meliputi: pengetahuan, sikap, keterlibatan emosi masyarakat terhadap masalah kesehatan yang dihadapi dan urgensinya untuk segera ditanggulangi.
b.      Prevalensi menunjukkan jumlah kasus yang ditemukan pada suatu kurun waktu tertentu
c.       Besarnya masalah adalah seberapa jauh masalah tersebut dapat menimbulkan gangguan terhadap kesehatan masyarakat
d.      Kemungkinan masalah untuk dapat dikelola dengan mempertimbangkan berbagai alternatif dalam cara-cara pengelolaan masalah yang menyangkut biaya, sumberdaya, sarana yang tersedia dan kesulitan yang mungkin timbul (Elisabeth, 2007).
Dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat dilakukan melalui tahapan sebagai berikut (Elisabeth, 2007) :
a.       Tahap Persiapan
Dengan dilakukan pemilihan daerah yang menjadi prioritas menentukan cara untuk berhubungan dengan masyarakat, mempelajari dan bekerjasama dengan masyarakat.
b.      Tahap Pengorganisasian
Dengan persiapan pembentukan kelompok kerja kesehatan untuk menumbuhkan kepedulian terhadap kesehatan dalammasyarakat. Kelompok kerja kesehatan (Pokjakes) adalah suatu wadah kegiatan yang dibentuk oleh masyarakat secara bergotong royong untuk menolong diri mereka sendiri dalam mengenal dan memecahkan masalah atau kebutuhan kesehatan dan kesejahteraan, meningkatkan kemampuan masyarakat berperanserta dalam pembangunan kesehatan di wilayahnya.
c.       Tahap Pendidikan dan Latihan
1)      Kegiatan pertemuan teratur dengan kelompok masyarakat
2)      Melakukan pengkajian
3)      Membuat program berdasarkan masalah atau diagnose keperawatan
4)      Melatih kader
5)      Keperawatan langsung terhadap individu, keluarga dan masyarakat
d.      Tahap Akhir
Dengan melakukan supervisi atau kunjungan bertahap untuk mengevaluasi serta memberikan umpan balik untuk perbaikan kegiatan kelompok kerja kesehatan lebih lanjut.Untuk lebih singkatnya perencanaan dapat diperoleh dengan tahapan sebagai berikut (Mubarak, 2005):
1)      Pendidikan kesehatan tentang gangguan nutrisi
2)      Demonstrasi pengolahan dan pemilihan makanan yang baik
3)      Melakukan deteksi dini tanda-tanda gangguan kurang gizi melalui pemeriksaan fisik dan laboratorium
4)      Bekerjasama dengan aparat Pemda setempat untuk mengamankan lingkungan atau komunitas bila stressor dari lingkungan
5)      Rujukan ke rumah sakit bila diperlukan

5.                  Pelaksanaan
Pada kegiatan praktik keperawatan komunitas berfokus pada tingkat pencegahan, yaitu (Mubarak, 2005) :
a.       Pencegahan primer yaitu pencegahan sebelum sakit dan difokuskan pada populasi sehat, mencakup pada kegiatan kesehatan secara umum serta perlindungan khusus terhadap penyakit, contoh: imunisasi, penyuluhan gizi, simulasi dan bimbingan dini dalam kesehatan keluarga.
b.      Pencegahan sekunder yaitu kegiatan yang dilakukan pada saat terjadinya perubahan derajat kesehatan masyarakat dan ditemukan masalah kesehatan. Pencegahan sekunder ini menekankan pada diagnosa dini dan tindakan untuk mnghambat proses penyakit, contoh: Mengkaji keterbelakangan tumbuh kembang anak, memotivasi keluarga untuk melakukan penieriksaan kesehatan seperti mata, gigi, telinga, dll.
c.       Pencegahan tersier yaitu kegiatan yang menekankan pengembalianderajatkesehatanindividu pada tingkat fungsi optimal dari ketidakmampuan keluarga, contoh: Membantu keluarga yang mempunyai anak dengan risiko gangguan kurang gizi untuk melakukan pemeriksaan secara teratur ke Posyandu.

Bentuk pencegahan
Primer
Tingkat pencegahan stressor dan  derajat reaksi.
-          Sebelum stressor terjadi, sebagian besar tersembunyi.
-          Pembuatan hipotesis
Tujuan  intervensi

-          Mencegah invansi stressor
-          Mengurangi kemungkinan bertemu stressor.
-          Mencegah stabilitas klien
Tindakan Keperawatan

-          Pendidikan kesehatan
-          Memberikan informasi untuk memelihara atau meningkatkan kekuatan klien.
-          Motivasi terhadap kebaikan.
-          Meningkatkan kepekaan yang ada atau potensi bahaya stressor, misal memberikan kekebalan dan modifikasi lingkungan.
-          Membantu kemampuan koping yang positif.
-          Menggunakan stressor sebagai strategi intervensi yang positif, misal : antisipasi konseling seperti premarital atau pra pensiun.
-          Saran mengenai hal-hal yang berbahaya

Sekunder
Tingkat pencegahan stressor dan  derajat reaksi.
-          Mengikuti invasi stressor. Sebagian besar jelas atau diketahui.
-          Dikenal dari gejala-gejala / mengenal faktor-faktor
Tujuan  intervensi

-          Melindungi struktur dasar
-          Mencapai stabilitas klien
Tindakan keperawatan
-          Skrining/penemuan kasus baru.
-          Mobilisasi dan maksimalkan sumber internal/ eksternal terhadap stabilitas dan tenaga konservas, misalm: tidur/ pola istirahat, nutrisi,  aktifitas.
-          Fasilitasi masuknya stressor dan rekasi stressor.
-          Motivasi dan pendidikan klien .
-          Fasilitas pengobatan yang tepat, misal : anjurkan ke fasilitas pelayanan pengobatan
-          Mendukung faktor positif terhadap kebaikan
-          Advokasi

Tersier
Tingkat pencegahan stressor dan  derajat reaksi
-          Sesudah ditangani / adaptasi kembali.
-          Sebagian besar jelas atau ketinggalan.
-          Hipotesis atau mengetahui gejala sisa atau faktor-faktor
Tujuan  intervensi

Mencapai/memelihara tingkat maksimum dari kebaikan dan kemampuan
Tindakan keperawatan
-          Pendidikan kesehatan dan orientasikan  kembali kebutuhan untuk mencegah kejadian yang akan datang atau keburukan lebih lanjut.
-          Mendukung klien/sistem klien dalam mencapai tujuan.
-          Koordinasi dan intervensi sumber kesehatan, misal : mengarahkan kelompok untuk menolong sendiri atau konseling terapi dan rehabilitas, membantu dalam mendapatkan bantuan finansial.
-          Menggunakan terapi  modalitas seperti modifikasi perilaku,  orientasi realita.
-          Advokasi klien.

5.       Tahap Evaluasi
a.             Perkembangan masalah kesehatan yang telah ditemukan
b.             Pencapaian tujuan keperawatan (Terutama tujuan jangka pendek)
c.             Efektifitas dan Efisien tindakan/kegiatan yang telah di lakukan
d.            Rencana tindak lanjut.







DAFTAR PUSTAKA

Efendi, F.2009. Keperawatan kesehatan komunitas: teori dan praktek dalam keperawatan. Jakarta: Salemba Medika’
Mubarak, WI. 2005. Pengantar keperawatan komunitas. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Mubarak, Wahit Iqbal, et al.2007. Promosi kesehatan sebuah pengantar proses belajar mangajar dalam pendidikan. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Peraturan Menteri Kesehatan(PERMENKES) Republik IndonesiaNomor 75 Tahun 2014tentangPusat Kesehatan Masyarakat.Jakarta, 17 Oktober 2014.
Undang-UndangRepublik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 tentangKeperawatan.

No comments:

Post a Comment