Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Resiko Bunuh Diri


LAPORAN PENDAHULUAN
RISIKO BUNUH DIRI

I.              Pengertian
Bunuh diri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami risiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat mengancam nyawa. Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk mengakhiri kehidupannya. Bunuh diri merupakan perilaku desktruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu yang diinginkan (Stuart dan Sundeen, 1995).

II.           Rentang Respon
Rentang Respon Protektif Diri
Respon adaptif                                                                         Responmaladaptive                                 


peningkatan diriberisiko destruktif desktruktif diri pencederaan diribunuh diritidak langsung
                                                                                                sumber: Keliat (1999)
a.              Peningkatan diri
Seseorang dapat meningkatkan proteksi diri secara wajar terhadap situasional yang membutuhkan pertahanan diri. Sebagai contoh seseorang memperhatikan diri dari pendapatnya yang berbeda mengenai loyalitas terhadap pimpinan ditempat kerjanya
b.             Berisiko dekstruktif
Seseorang memiliki kecenderungan atau berisiko mengalami perilaku dekstruktif atau menyalahkan diri sendiri terhadap situasi yang seharusnya dapat mempertahankan diri, seperti seseorang patah semangat bekerja ketika dirinya dianggap tidak loyal terhadap pimpinan padahal sudah melakukan pekerjaan secara optimal.


c.              Dekstruktif tidak langsung
Seseorang telah mengambil sikap yang kurang tepat (maladaptif) terhadap situasi yang membutuhkan dirinya untuk mempertahankan diri. Misalnya karena pandangan pimpinan terhadap kerjanya yang tidak loyal, maka seorang karyawan menjadi tidak masuk kantor atau bekerja seenaknya dan tidak optimal.
d.             Pencederaan diri
Seseorang melakukan percobaan bunuh diri atau pencederaan diri akibat hilangnya harapan terhadap situasi yang ada.
e.              Bunuh diri
Seseorang telah melakukan kegiatan bunuh diri sampai dengan nyawanya hilang.

III.        Faktor Predisposisi
a.              Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif, penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
b.             Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya risiko bunuh diri adalah antipati, impulsif, dan depresi.
c.              Lingkungan
Diantaranya adalah kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian negatif dalam hidup, penyakit kronis, perpisahan, atau perceraian.
d.             Riwayat Keluarga
Merupakan faktor penting penyebab seseorang melakukan tindakan bunuh diri.


e.              Faktor Biokimia
Pada klien dengan risiko bunuh diri terjadi peningkatan zat-zat kimia yang terdapat didalm otak seperti serotonin, adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui rekaman gelombang otak Elektro Encephalo Graph.

IV.        Faktor Presipitasi
Menurut Stuart (2006) faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri yaitu:
a.              Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal melakukan hubungan.
b.             Kegagalan beradaptasisehingga tidak dapat menghadapi stres.
c.              Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri sendiri.
d.             Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
e.              Tangisan untuk minta bantuan
f.              Sebuah tindakan untuk menyelamatkan muka dan mencari kehidupan yang lebih baik

V.           Manifestasi Klinis/Tanda Gejala
a.              Mempunyai ide untuk bunuh diri
b.             Mengungkapkan keinginan untuk mati
c.              Mengungkapkan rasa bersalah dan keputusasaan
d.             Impulsif
e.              Menunjukkan perilaku yang mecurigakan
f.              Memiliki riwayat percobaan bunuh diri
g.             Status emosional (harapan, penolakan, cemas meningkat, panik, marah, dan mengasingkan diri)
h.             Pengangguran
i.               Umur 15-19 tahun
j.               Pekerjaan
k.             Korban RPK sejak kecil

Pohon Masalah
Effect                                                         Bunuh diri
Risiko bunuh diri
Core Problem                                                         

Causa                                                        Isolasi sosial
   Harga diri rendah kronis
VI.        Proses Keperawatan
a.              Pengkajian
1)            Identitas klien
Nama, usia, jenis kelamin, alamat, suku/bangsa, status pernikahan, agama, pekerjaan, diagnose medik, nomer RM, tanggal masuk, serta penanggung jawab.
2)            Keluhan utama
Menanyakan pada keluarga / klien hal yang menyebabkan klien dan keluarga datang ke Rumah Sakit, yang telah dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah dan perkembangan yang akan dicapai.
3)            Faktor Prepitasi dan Predisposisi
Menanyakan pada klien / keluarga, apakah klien pernah mengalami gangguan jiwa pada masa lalu, pernah melakukan, mengalami, penganiayaan fisik, seksual, penolakan dari lingkungan, kekerasan dalam keluarga dan tindakan kriminal.
Dapat dilakukan pengkajian pada keluarga faktor yang mungkin mengakibatkan terjadinya gangguan :
a.    Psikologis
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien.
b.    Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak atau SSP, pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, neonatus dan anak-anak.
c.    Sosial budaya
Seperti kemiskinan, konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan), kehidupan yang terisolasi serta stress yang menumpuk.
d.   Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tada vital (TD, Nadi, suhu, Pernapasan , TB, BB) dan keluhan fisik yang dialami oleh klien.
e.    Aspek psikososial
Ø Membuat genogram yang memuat paling sedikit tiga generasi yang dapat menggambarkan hubungan klien dan keluarga, masalah yang terkait dengan komunikasi, pengambilan keputusan dan pola asuh.
Ø Konsep diri
·      Citra tubuh: mengenai persepsi klien terhadap tubuhnya, bagian yang disukai dan tidak disukai
·      Identitas diri: status dan posisi klien sebelum dirawat, kepuasan klien terhadap status dan posisinya dan kepuasan klien sebagai laki-laki / perempuan.
·      Peran: tugas yang diemban dalam keluarga / kelompok dan masyarakat dan kemampuan klien dalam melaksanakan tugas tersebut.
·      Ideal diri: harapan terhadap tubuh, posisi, status, tugas, lingkungan dan penyakitnya.
·      Harga diri: hubungan klien dengan orang lain, penilaian dan penghargaan orang lain terhadap dirinya, biasanya terjadi pengungkapan kekecewaan terhadap dirinya sebagai wujud harga diri rendah.
Ø Hubungan sosial dengan orang lain yang terdekat dalam kehidupan, kelompok yang diikuti dalam masyarakat.
Ø Spiritual, mengenai nilai dan keyakinan dan kegiatan ibadah.
f.       Status Mental
Nilai penampilan klien rapi atau tidak, amati pembicaraan klien, aktivitas motorik klien (sedih, takut, khawatir), afek klien, interaksi selama wawancara, persepsi klien, proses pikir, isi pikir, tingkat kesadaran, memori, tingkat konsentrasi dan berhitung
g.      Kebutuhan persiapan pulang
·           Klien mampu menyiapkan dan membersihkan alat makan
·           Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC, membersikan dan merapikan pakaian.
·           Pada observasi mandi dan cara berpakaian klien terlihat rapi
·           Klien dapat melakukan istirahat dan tidur , dapat beraktivitas didalam dan diluar rumah
·           Klien dapat menjalankan program pengobatan dengan benar.
h.      Mekanisme koping
Klien apabila mendapat masalah takut atau tidak mau menceritakannya pada orang orang lain (lebih sering menggunakan koping menarik diri)



i.        Masalah psikososial dan lingkungan
Masalah berkenaan dengan ekonomi, dukungan kelompok, lingkungan, pendidikan, pekerjaan, perumahan, dan pelayanan kesehatan.
j.        Pengetahuan
Data didapatkan melalui wawancara dengan klien kemudian tiap bagian yang dimiliki klien disimpulkan dalam masalah.
k.      Aspek medik
Diagnosa medis yang telah dirumuskan dokter. Terapi yang diterima klien bisa berupa terapi farmakologi, psikomotor, TAK, dan rehabilitasi
b.             Diagnosa Keperawatan
1.             Resiko bunuh diri
2.             Harga diri rendah kronis
c.              Rencana Tindakan Keperawatan
Tujuan:
·      Klien mendapat perlindungan dari lingkungannya
·      Klien dapat mengungkapkan perasaannya
·      Klien dapat meningkatkan harga dirinya
·      Klien dapat menggunakan cara penyelesaian yang baik
Perawat dapat melakukan hal berikut untuk melindungi klien:
Ø Mendiskusikan cara mengatasi keinginan bunuh diri, yaitu dengan meminta bantuan dari keluarga atau teman
Ø Meningkatkan harga diri klien
-          Berikan pujian bila klien dapat mengungkapkan perasaan yang positif
-          Meyakinkan klien bahwa dirinya berarti untuk orang lain
-          Mendiskusikan tentang keadaan yang sepatutnya disyukuri oleh klien
-          Merencanakan aktivitas yang dapat klien lakukan
Ø Mendiskusikan kemampuan menyelesaikan masalah
-          Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan masalah
-          Mendiskusikan dengan klien efektivitas masing-masing cara penyelesaian masalah
-          Mendiskusikan dengan klien cara menyelesaikan masalah yang baik
VII.     Strategi Pelaksanaan
SP pada pasien
SP pada keluarga
SP 1
1.      Identifikasi beratnya masalah resiko bunuh diri : isyarat ancaman, percobaan (jika percobaan, segera rujuk)
2.      Identifikasi benda – benda berbahaya dan mengamankannya (lingkungan aman untuk pasien)
3.      Latihan cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri : buat daftar aspek positif diri sendiri, latihan afirmasi/berpikir aspek positif yang dimiliki
4.      Masukkan pada jadwal latihan berpikir positif 5 kali perhari
Sp 1
1.      Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.      Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya resiko bunuh diri
3.      Jelaskan cara merawat pasien dengan resiko bunuh diri
4.      Latih cara memberikan pujian hal positif pasien, memberi dukungan pencapaian masa depan
5.      Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
SP 2
1.      Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri. Beri pujian. Kaji ulang resiko bunuh diri
2.      Latih cara mengendalikan diri dari dorongan bunuh diri : buat daftar aspek positif keluarga dan lingkungan, latih afirmasi/berpikir positif keluarga dan lingkungan
3.      Masukkan pada jadwal alithan berpikir positif keluarga dan lingkungan
SP 2
1.      Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan penghargaan atas keberhasilan dan aspek positif pasien. Beri pujian
2.      Latih cara memberi penghargaan pada pasien dan menciptakan suasana positif dalam keluarga : tidak membicarakan keburukan anggota keluarga
3.      Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
SP 3
1.      Evaluasi kegiatan berpikir positif tentang diri sendiri. Beri pujian. Kaji ulang resiko bunuh diri
2.      Diskusikan harapan dan masa depan
3.      Diskusikan cara mencapai harapan dan masa depan
4.      Latih cara-cara mencapai harapan dan masa depan secara bertahap (setahap demi setahap)
5.      Masukkan pada jadwal latihan befikir positif diri sendiri, keluarga dan lingkungan, dan tahapan keiatan yang dilatih.
SP 3
1.      Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan penghargaan pada pasien serta menciptakan suasana positif dalam keluarga. Beri pujian
2.      Bersama keluarga berdiskusi dengan pasien tentang harapan masa depan dan langkah-langkah mencapainya.
3.      Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
SP 4
1.      Evaluasi kegiatan berpikir positif diri sendiri, keluarga dan lingkungan, serta kegiatan yang dipilih. Beri pujian
2.      Latih tahap kedua latihan mencapai masa depan
3.      Masukan pada jadwal latihan berpikir positif diri sendiri, keluarga dan lingkungan, serta kegiatan yang dipilih untuk persiapan masa depan.
SP 4
1.      Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian dan penghargaan pada pasien serta menciptakan suasana positif dalam keluarga. Beri pujian
2.      Bersama keluarga berdiskusi tentang langkah dan kegiatan untuk harapan masa depan
3.      Jelaskan follow up ke RSJ/PKM< tanda kambuh, rujukkan.
4.      Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
SP 5 - 12
1.      Evaluasi kegiatan latihan peningkatan positif diri, keluarga dan lingkungan, beri pujian
2.      Evaluasi tahap kegiatan mencapai harapan dan masa depan
3.      Latih kegiatan harian
4.      Nilai apakah resiko bunuh diri teratasi
SP 5 – 12
1.      Evaluasi kegiatan keluarga dalam memberikan pujian, penghargaan, menciptakan suasana positif dan membimbing langkah – langkah dalam mencapai harapan masa depan. Beri pujian
2.      Nilai kemampuan keluarga merawat psien
3.      Nilai kemampuan keluarga melakukan control RSJ/PKM


SP 1  Percakapan untuk melindungi pasien dari isyarat bunuh diri
§    Orientasi
Selamat pagi mbak, Apakah benar ini D. Ohh, senang dipanggil apa ? Ohh D. Baiklah D, perkenalkan nama saya adalah Marfuah, saya biasa dipanggil Fuah, saya bertugas pada shift pagi mulai pukul 08.00-14.00.
Bagaimana perasaan D hari ini? Saya akan selalu menemani D disini mulai dari pukul 08.00-14.00, nanti akan ada perawat yang menggantikan saya untuk menemani D selama dirawat di rumah sakit ini.Bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang apa yang D rasakan selama ini, saya siap mendengarkan sesuatu yang ingin mbak sampaikan. Bagaimana kalau kita lakukan disini saja? Jam berapa kita akan berbincang – bincang? Bagaimana kalau jam 13.00 setelah makan siang?
§    Kerja
Bagaimana perasaan D setelah bencana itu terjadi? Apakah dengan bencana tersebut Dmerasa paling menderita di dunia ini? Apakah D kehilangan kepercayaan diri? Apakah Dmerasa tidak berharga dan lebih rendah dari pada orang lain? Apakah  D sering mengalami kesulitan untuk berkonsentrasi? Apakah D berniat untuk menyakiti diri sendiri seperti ingin bunuh diri atau berharap D mati? Apakah D mencoba untuk bunuh diri? Apa sebabnya?
Jika klien telah menyampaikan ide bunuh diri, segera memberikan tindakan untuk melindungi klien.
Baiklah tampaknya D memerlukan bantuan untuk menghilangkan keinginan untuk bunuh diri. Saya perlu memeriksa seluruh kamar untuk memastikan tidak ada benda-benda yang membahayakan D.Nah, karena D tampaknya masih memiliki keinginan yang kuat untuk mengakhiri hidup D, maka saya tidak akan membiarkan D sendiri. Apakah yang akan D lakukan kalau keinginan bunuh diri muncul? Ya, saya setuju. D harus memaggil perawat yang bertugas di tempat ini untuk membantu D. Saya percaya D dapat melakukannya.
§   Terminasi
Bagaimana perasaan Dsetelah kita bincang – bincang selama ini ?Coba D sebutkan cara tersebut ?D, untuk pertemuan selanjutnya kita membicarakan tentang meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri. Jam berapa D bersedia bercakap-cakap lagi? Mau berapa lama? Mau dimana tempatnya?

SP 2  Percakapan untuk meningkatkan harga diri pasien isyarat bunuh diri
§    Orientasi
Selamat pagi D, masih ingat dengan saya? Ya betul sekali. Bagaimana perasaan D saat ini? Masih adakah dorongan mengakhiri kehidupan? Baik, sesuai janji kita kemarin sekarang kita akan membahas tentang rasa syukur atas pemberian Tuhan yang masih D miliki. Mau berapa lama? Dimana?
§    Kerja
Apa saja dalam hidup D yang perlu disyukuri, siapa saja kira-kira yang sedih dan rugi kalau D meninggal. Coba D ceritakan hal-hal yang baik dalam kehidupan D. Keadaan yang bagaimana yang membuat D merasa puas? Bagus. Ternyata kehidupan D masih ada yang baik yang patut D syukuri. Coba Dsebutkan kegiatan apa yang masih dapat D lakukan selama ini. Bagaimana kalau D mencoba melakukan kegiatan tersebut, Mari kita latih.
§    Terminasi
Bagaimana perasaan D setelah kita bercakap-cakap? Bisa sebutkan kembali apa-apa saja yang Dpatut syukuri dalam hidup D? Ingat dan ucapkan hal-hal yang baik dalam kehidupan Djika terjadi dorongan mengakhiri kehidupan. Bagus D. Coba D ingat lagi hal-hal lain yang masih D miliki dan perlu di syukuri! Nanti jam 2 siang kita bahas tentang cara mengatasi masalah dengan baik. Tempatnya dimana? Baiklah, tetapi kalau ada perasaan-perasaan yang tidak terkendali segera hubungi saya ya!

SP 3  Percakapan Untuk Meningkatkan Kemampuan Dalam Menyelesaikan Masalah Pada Pasien Isyarat Bunuh Diri
§    Orientasi
Selamat pagi D.Bagaimana perasaan D hari ini? Masihkah ada keinginan bunuh diri? Apalagi hal-hal positif yang perlu disyukuri? Bagus! Sekarang kita akan berdiskusi tentang bagaimana cara mengatasi masalah D selama ini. Mau berapa lama D? Mau disini saja?
§    Kerja
Coba ceritakan situasi yang membuat D ingin bunuh diri. Selain bunuh diri apalagi kira-kira jalan keluarnya. Wow, banyak juga ya D. Nah, sekarang coba kita diskusikan tindakan yang menguntungan dan merugikan dari seluruh cara tersebut. Mari kita pilih cara mengatasi masalah yang paling menguntungkan! Menurut D cara yang mana? Ya saya juga setuju dengan pilihan D. Sekarang kita buat rencana kegiatan untuk mengatasi perasaan D ketika mau bunuh diri dengan cara tersebut.


VIII.  Terminasi
Bagaimana perasaan D, setelah kita bercakap-cakap? Apa cara mengatasi masalah yang D gunakan. Coba D melatih  cara yang D pilih tadi.Besok di jam yang sama kita akan bertemu lagi untuk membahas pengalaman D menggunakan cara yang D pilih.


  

DAFTAR PUSTAKA

Carpenito, Lynda Juall (2001)Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Edisi 8. Jakarta : EGC. Depkes. 2000.
Keliat. B.A. (2006) Standar Pedoman Perawatan Jiwa. Kaplan Sadoch. 1998. Sinopsis Psikiatri. Edisi 7. Jakarta : EGC
Keliat. B.A. (2006) Modul MPKP Jiwa UI . Jakarta : EGC Nurjanah, Intansari S.Kep. 2001. Proses Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Nita Fitria. (2012) Prinsip Dasar Dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan Dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika
Perry, Potter. (2005)Pedoman Penanganan Pada Gangguan Jiwa. Yogyakarta : Momedia
Santosa, Budi.(2005) Buku Saku Keperawatan Jiwa edisi 3. Jakarta : EGC
Stuart, GW. (2002)Panduan Diagnosa Keperawatan Nanda, 2005 – 2006. Jakarta : Prima Medika.
Rasmun S. Kep. (2004) M . Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta : EGC
Tarwoto dan Wartonah. (2000)Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.
Townsend, Marry C. (1998)Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta.

No comments:

Post a Comment