Sunday, May 19, 2019

Proposal Terapi Bermain


BAB I
PENDAHULUAN

1.1   LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).

Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler (3 - 6 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara mewarnai gambar

1.2  TUJUAN
1.  TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.

2.  TUJUAN KHUSUS
1.    Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
2.    Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan dirawat
3.    Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
4.    Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
5.    Untuk menambah pengetahuan mengenali bentuk dan warna.
6.    Untuk mengembangkan imajinasi pada anak
.

BAB III
LAMPIRAN TEORI

2.1    PENGERTIAN BERMAIN
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir (Erlita, 2006). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk memperoleh kesenangan  agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran, tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak selanjutnya ( Nursalam, 2005).

Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif (Anonim, 2010).



2.2     KATEGORI BERMAIN
1.      Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2.      Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

2.3    CIRI-CIRI BERMAIN
1.    Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2.    Selalu ada timbal balik interaksi
3.    Selalu dinamis
4.    Ada aturan tertentu
5.    Menuntut ruangan tertentu

2.4   KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT ISI
1.Social affective play
Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat bersosialisasi dengan lingkungan.
2.    Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya, dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air atau pasir.
3.        Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya mengendarai sepeda.
4.    Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau ibu.


2.5   KLASIFIKASI BERMAIN MENURUT KARAKTERISTIK SOSIAL
1.    Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita Toddler.
2.    Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre school.
Contoh : bermain balok
3.    Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas, anak bermain sesukanya.
4.    Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia sekolah Adolesen.

2.6   FUNGSI BERMAIN
         Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1.    PERKEMBANGAN SENSORIK MOTORIK
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya meraih pensil.
2.    PERKEMBANGAN KOGNITIF
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3.    KREATIFITAS
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4.    PERKEMBANGAN SOSIAL
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari belajar dalam kelompok.
5.    KESADARAN DIRI (SELF AWARENESS)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku terhadap orang lain.
6.    PERKEMBANGAN MORAL
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman, menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7.    TERAPI
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak enak, misalnya : marah, takut, benci.
8.    KOMUNIKASI
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

2.7    FAKTOR YANG MEMPENGARUHI AKTIVITAS BERMAIN
1.   Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2.   Status kesehatan, anak sakit à perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3.   Jenis kelamin
4.   Lingkungan à lokasi, negara, kultur
5.   Alat permainan à senang dapat menggunakan
6.   Intelegensia dan status sosial ekonomi

2.8   TAHAP PERKEMBANGAN BERMAIN
1.  Tahap eksplorasi
       Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2.  Tahap permainan
       Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3.  Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4.  Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

2.9  BERMAIN DI RUMAH SAKIT
A.TUJUAN
1.Melanjutkan tugas kembang selama perawatan
2.Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
3.Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
B.PRINSIP
1.Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
2.Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
3.Kelompok umur sama
4.Melibatkan keluarga/orangtua
C.UPAYA PERAWATAN DALAM PELAKSANAAN BERMAIN
1.Lakukan saat tindakan keperawatan
2.Sengaja mencari kesempatan khusus
D.BEBERAPA HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN
1. Alat bermain
2. Tempat bermain
E.PELAKSANAAN BERMAIN DI RS DIPENGARUHI OLEH
1.Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
2.    Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain


PREPLANING PROGRAM BERMAIN
PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH DI RUANG DAHLIA
RSUD dr.H.SOEMARNO SOSROATMODJO KUALA KAPUAS


1.    Judul           : Terapi bermain “memperkenalkan bentuk dan warna”
Alasan        : Terapi bermain “memperkenalkan bentuk dan warna” judul ini dipilih kelompok untuk menambah pengetahuan mengenali bentuk dan warna, serta  mengembangkan imajinasi pada anak.
2. Karakteristik permainan : Anak dibimbing untuk mengambil mainan yang disediakan dengan bentuk dan warna pilihannya sendiri.
3. Sasaran :
1) Anak usia pra sekolah
2) Anak yang dirawat di ruang anak Dahlia
3) Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain)yang dapat menghalangi proses terapi bermain
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5) Anak yang dapat memegang benda kecil
6) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain mengenali bentuk dan warna
4. Tujuan :
TUJUAN UMUM
Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak.
 TUJUAN KHUSUS
Untuk mengurangi kejenuhan anak pada saat menjalani perawatan.
Untuk meningkatkan adaptasi efektif pada anak terhadap stress karena penyakit dan dirawat
Untuk meningkatkan kemampuan daya tangkap atau konsentrasi anak.
Untuk meningkatkan koping yang efektif untuk mempercepat penyembuhan.
Untuk menambah pengetahuan mengenali bentuk dan warna.
Untuk mengembangkan imajinasi pada anak.
5.    Waktu Pelaksanaan :
Hari/Tanggal : Sabtu,30 Juni 2018
Pukul :10.00 WIB
Tempat: Ruang Perawatan Pasien Anak.

Text Box: Peserta & orang tuaText Box: Peserta & orang tuaSetting tempat
    
Text Box: Peserta & orang tuaText Box: Leader                                                  
Text Box: Moderator  
Text Box: CT/CI
Text Box: Observer
 


6. Media
a. Bola warna warni
b. boneka dengan bentuk hewan
c. Balon kecil
d. Lembar penilaian

7.Strategi bermain
No.
Waktu
Kegiatan
Peserta
1
10 menit
. Pra kegiatan :
Memfasilitasi media terapi bermain
Mempersiapkan anggota terapi bermain
Mempersiapkan peserta
2
5 menit
Pembukaan :
Membuka kegiatan dengan mengucapkan salam.
Memperkenalkan diri
Menjelaskan tujuan dari terapi bermain
Kontrak waktu anak dan orang tua

Menjawab salam


Mendengarkan
Memperhatikan
Memperhatikan
3
15 menit
Kegiatan bermain :
Menjelaskan tata cara pelaksanaan terapi bermain memperkenalkan bentuk dan warna kepada anak
Memberikan kesempatan kepada orang tua untuk bertanya jika belum jelas
Membagikan bola kecil dan balon kecil berwarna warni serta boneka bentuk hewan
Fasilitator mendampingi anak dan memberikan motivasi kepada anak
Menanyakan kepada anak apakah menyukai bola/balon warna warni atau boneka hewan
Memberitahu anak dan orang tua bahwa waktu yang diberikan telah selesai
Memberikan pujian terhadap anak yang mampu memegang bola/balon dan boneka bentuk hewan sampai selesai

Memperhatikan


Bingung

Antusias saat menerima peralatan
Memulai untuk mewarnai gambar
Menjawab pertanyaan

Mendengarkan
Memperhatikan
4
10 menit
Kegiatan penutup:
Memotivasi anak untuk menyebutkan apa yang diwarnai
Mengumumkan nama anak yang dapat mewarnai dengan baik.
Membagikan reward kepada seluruh peserta

Menceritakan



  Gembira

5
5 menit
Terminasi:
Memberikan motivasi dan pujian kepada seluruh anak yang telah mengikuti program terapi bermain
Mengucapkan terima kasih kepada anak dan orang tua
Mengucapkan salam penutup

Memperhatikan


Mendengarkan

Menjawab salam


8. Analisa tugas
a. Anak dibimbing mengambil benda yang tersedia sesuai dengan kemampuan anak masing-masing.
b. Anak dibimbing memilih bentuk sesuai warna kesukaannya sendiri.
c. Anak dilatih untuk memegang benda kecil dan mengenali bentuk serta warna.

d. Kriteria Penilaian:
Berhasil bila anak memegang 2 benda dan warna yang berbeda (nilai 100).
 Anak memegang dengan 2 benda dengan warna yang sama (75).
 Anak memegang 1 benda (50).
 Anak tidak memegang benda yang tersedia (0).
9. Aspek kognitif
a. Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna,misal daun berwarna hijau.
b. Pemahaman anak tentang bentuk.contoh: mengerti bahwa itu bentuk bulat.
 10. Aspek psikomotor
a. Motorik halus
Pengetahuan dan pemahaman anak tentang bentuk.contoh: mengerti bahwa itu bentuk bulat.
b. Motorik kasar
         Anak dibimbing untuk memegang benda kecil.
Hasilnya dapat diukur melalui
1. Pengamatan langsung dan penilaian tingkah laku anak selama proses bermain.
2. Anak mampu mengikuti proses bermain dari awal hingga akhir.
11. Aspek afektif
Anak dapat memberi respon rangsangan dari leader.
12. Aspek sosial
Anak dapat berinteraksi dengan ibu,teman sebaya dan leader.
13. Perkiraan hambatan :
a) Jadwal terapi bermain yang kurang sesuai (lebih lambat dari yang di jadwalkan
b) Anak rewel atau ingin keluar dari terapi bermain
14. Antisipasi hambatan/masalah
1. Jadwal terapi bermain disesuaikan (tidak pada waktu terapi)
2. Melakukan kerjasama dengan orang tua untuk mendampingi anak selama program terapi.
15. Pengorganisasian
1) Pembimbing Pendidikan         : Evy Norhasanah,Ns.,M.Imun.
2) Pembimbing Ruangan             : Feryansyah,S.Kep.Ns.
3) Leader : Yohanes
Tugas : Pengkoordinir anggota kelompok dan mengawasi jalannya acara dari awal hingga akhir
4) Moderator : Ayu Rusma Handayani
Tugas : Mengawal dan mengawasi jalannya terapi yang menjadi tanggung jawab agar berjalan sesuai dengan topic
5) Observer : Yayoe Winiarty
Tugas : Membuat interpretasi terhadap apa yang diamati dan informasi yang direkam dalam bentuk nilai tertentu sebagai refleksi dari penilaian skala observasi terapi bermain.
6) Fasilitator : Sayid Mulyo Widodo
Tugas : Memfasilitasi peralatan yang dibutuhkan agar tujuan dari terapi bermain dapat tercapai.
7) Anak          : anak usia pra sekolah di ruang Dahlia

16. Kriteria evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 2 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang anak Dahlia
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan memperkenalkan bentuk dan warna
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak  terdapat anak yang rewel atau malas untuk memegang bola,balon dan boneka
3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira
b. Kecemasan anak berkurang
c. Mampu memegang berbagai bentuk mainan yang disediakan
d. Anak mampu menyebutkan warna mainan yang dipegang


DAFTAR PUSTAKA

Anonim. ( 2010) Bermain melatih konsentrasi anak. [Online]. Tersedia :

Erlita, dr. (2006). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada http://info.balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Desember 2016

Foster and Humsberger, 1998, Family Centered Nursing Care of Children. WB sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.1991. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2003. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC: Jakarta www.Pediatrik.com Minggu 25 Desember 2016

Markum, dkk. 1990.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Nursalam. (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika.

Soetjiningsih, 1995,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 2009, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby Year Book. Toronto Canada
http://sidikjaricerdas.wordpress.com /2010/08/09/ bermain-puzzle-melatihkonsentrasi-anak/[29 Juni 2018]

No comments:

Post a Comment