Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi


LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
I.    Konsep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1.1 Definisi
      Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia Indonesia, 2008).
Menurut Alimul (2006) nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam aktivitas tubuh.
Sedangkan menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan, pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
1.2 Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
      Sistem pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan (faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.Sistem pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan, yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
             a.      Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem pencernaan.Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin, dan pahit. Penciuman dirasakan oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisvius) dan di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham) menjadi bagian-bagian kecil yang lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya. Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara sadar dan berlanjut secara otomatis.
            b.      Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan kerongkongan.Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas tulang belakang.
             c.      Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang.Sepertiga bagian atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot yang licin.Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid yang berguna untuk perlindungan.
            d.      Lambung
Lambung merupakan otot berongga yang besar dan berbentuk seperti kacang kedelai.Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel yang melapisi lampung menghasilkan 3 zat penting:



1)      Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh asam lambung.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan kerusakan yang mengarah pada terbentuknya tukak lambung.
2)      Asam klorida (HCL)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai bakteri.
3)      Prekursor pepsin (enzim yang memecahkan protein)
             e.      Usus halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum yang panjangnya kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besarterdiri dari rectum, colon dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1.5 meter dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah berbentuk chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient, potassium, bikarbonat dan enzim.
Chymebergerak karena adanya peristaltik usus dan akan berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu, pertama houstral shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi air dan semi padat sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltik yaitu gerakan maju ke anus yang berupa gelombnag. Makanan yang sudah melewati usus halus: Chyme akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang di reabsorbsi kurang lebih 350 ml.
             f.       Usus besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus antara usus usus buntu dan rectum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air dari feses.
Usus besar terdiri dari:
1)      Kolon asendens (kanan)
2)      Kolon transversum
3)      Kolon desendens (kiri)
4)      Kolon sigmoid (berhubungan dengan rectum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K. Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa penyakit serta antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan di keluarkannya lender dan air, dan terjadilah diare.
            g.      Rectum
Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.Organ ini berfungsi sebagai tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rectum ini kosong karena tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.Jika kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rectum, maka timbul keinginan untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rectum karena penumpukan material di dalam rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan untuk melakukan defekasi (buang air besar-BAB).
            h.      Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah keluar dari tbuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan sebagian hanya dari anus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot sphincter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air besar-BAB), yang merupakan fungsi utama anus.



1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
             a.      Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi dapat mempengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan gizi.
            b.      Usia
Anak-anak BMR lebih kecil dari dewasa.Lansia laju pertumbuhan menurun sehingga kebutuhan nutrisi berkurang.
             c.      Jenis kelamin
Umumnya kebutuhan nutrisi wanita lebih rendah dari laki-laki.Hal ini karena BMR wanita lebih rendah dari laki-laki.
            d.      Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas perrmukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran panas sehingga kebutuhan metabolism basal tubuh juga menjadi lebih besar.
             e.      Jenis kegiatan
Semakin berat aktivitas, kebutuhan nutrisi semakin meningkat.
             f.       Stress
Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi stress.
            g.      Infeksi atau proses penyakit
Selama proses infeksi, sel kemudian akan melakukan penyembuhan dan perbaikan sehingga membutuhkan energy dan nutrisi.
1.4 Macam-Macam Gangguan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung koroner, kanker, anoreksi nervosa.
             a.      Kekurangan nutrisi
Kekurangan nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa (normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi untuk kebutuhan metabolisme.
1)      Tanda klinis:
                                    a)      Berat badan 10-20% dibawah normal
                                    b)      Tinggi badan dibawah ideal
                                    c)      Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari 60% ukuran standar
                                    d)      Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
                                    e)      Adanya penurunan albumin serum
                                     f)      Adanya penurunan transferrin
2)      Kemungkinan penyebab:
                                    a)      Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan dalam mencerna        kalori akibat penyakit infeksi atau kanker
                                    b)      Disfagia karena adanya kelainan persarafan
                                    c)      Penurunan absorbs nutrisi akibat penyakit crohn atau intoleransi      laktosa
                                   d)      Nafsu makan menurun
            b.      Kelebihan nutrisi
Kelebihan nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan berat badan akibat asupan kebutuhan metabolise secara berlebihan.
1)      Tanda klinis:
                                    a)      Berat badan lebih dari 10% berat ideal
                                    b)      Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
                                    c)      Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria dan 25 mm padawanita
2)      Kemungkinan penyeab:
                                    a)      Perubahan pola makan
                                    b)      Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
             c.      Obesitas
Obesitas merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan kalori dan penurunan dalam penggunaan kalori.

            d.      Malnutrisi
Malnutrisi merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai dengan kebutuhan tubuh.Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan lain-lain.
             e.      Diabetes mellitus
Diabetes mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan karbohidrat secara berlebihan.
             f.       Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
            g.      Penyakit jantung koroner
Penyakit jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup tidak sehat, obesitas dan lain-lain.
            h.      Kanker
Kanker merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak secara berlebihan.
             i.       Anoreksia nervosa
Merupakan penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan kelebihan energi (Alimul, 2006).



1.5 Pathway Gangguan Nutrisi
Text Box: Kebutuhan metabolisme untuk pertumbuhanText Box: Status kesehatan menurunText Box: Penyakit saluran pencernaan     
 













Sumber: (Perry dan Potter, 2005)




II.  Rencana Asuhan Keperawatan Klien Dengan Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
2.1 Pengkajian
             a.      Pengukuran Anthropometri
1)      Berat badan ideal: (TB-100) ±10%
2)      Lingkaran pergelangan tangan
3)      Lingkaran lengan atas (MAC/Mid Aid Cimumtance)
Nilai normal wanita: 28,5 cm
Nilai normal pria: 28,3 cm
4)      Lipatan kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)
Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
Nilai normal pria: 12,5-16,5
5)      Body massa index
            b.      Pengukuran Biochemical (Laboratorium)
1)      Albumin (Normal: 4-4,5 mg/100ml)
2)      Transferin (Normal: 170-250 mg/100ml)
3)      Hemoglobin/Hb (Normal: 12 mg%)
4)      BUN (Normal: 10-20 mg/100ml)
5)      Ekskresi kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki: 0,6-13 mg/100ml, perempuan: 0,5-1,0 mg/100ml)
             c.      Pemeriksaan dengan Clinical Sign
1)      Riwayat Penyakit
                                    a)      Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang
                                    b)      Penurunan berat badan dan tinggi badan
                                    c)      Mengalami penyakit tertentu
                                   d)      Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
                                    e)      Anorexia
                                     f)      Mual dan muntah
                                    g)      Diare
                                    h)      Alkoholisme
                                      i)      Disabilitas mental
                                      j)      Terapi radiasi
2)      Riwayat Pemakaian Obat-Obatan
Aspirin, antibiotic, antasida, antidepresa, agen antiinflamasi, agen antineoblastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium klorida, dan vitamin/preparatnutrien lain.
            d.      Dietary History
1)      Gangguan pada fungsi mengunyah dan menelan
2)      Asupan makan tidak adekuat
3)      Diet yang salah atau ketat
4)      Kurangnya persediaan bahan makanan selama 10 hari/lebih
5)      Tidak adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
6)      Tidak adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
7)      Ketidakmampuan fisik
8)      Lansia yang tinggal dan makanan sendiri
           
2.1.2    Pemeriksaan Fisik
                                     a.      Keadaan umum: Kelemahan, tingkat kesadaran, tanda vital.
                                    b.      Head to toe
Area Pemeriksaan
Tanda Normal

Tanda Abnormal
Kepala:


Rambut
Rambut bercahaya, berminyak, tidak kering.
Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh.
Mata
Berbinar, jernih, konjungtiva merah muda.
Kornea lembut, konjungtiva pucat atau merah menyala.
Lidah
Merah muda, lembab.
Berwarna merah atau magenta, bengkak, tampilan halus.
Bibir
Lembab, merah muda.
Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir.
Gusi
Merah muda, lembab.
Bengkak, meradang, mudah berdarah.
Gigi
Gigi tidak berlubang atau nyeri.
Karies, gigi tidak ada.
Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar.
Pembesaran tiroid.
Dada:


Jantung
Nadi dan tekanan darah normal, irama jantung normal.
Nadi cepat, tekanan darah tinggi atau rendah, irama jantung abnormal.
Paru-paru
Frekuensi napas normal, suara napas normal.
Napas cepat, suara napas abnormal
Perut
Tidak ada pembesaran hati, limfe, peristaltic normal (5-30x)
Pembesaran limfe atau hati, peristaltic abnormal, diare, konstipasi
Saraf
Reflex normal, perharian baik
Reflex menurun, kurang perhatian, bingung, emosi labil.
Ekstremitas
Massa otot dalam batas normal, pergerakan aktif.
Edema, pergerakan lemah, massa otot mrnurun.
Kulit
Sedikit lembab, turgor dalam batas normal.
Kasar, kering, bersisik, pucat berpigmen, ada petekie atau memar
Kuku
Penampilan keras, merah muda.
Bentuk seperti sendok, pucat, mudah patah.

2.1.3    Pemeriksaan Penunjang
                                                 a.      Pemeriksaan Laboratorium
1)      Albumin
2)      Transferin
3)      Limfosit
2.2 Analisa Data
No
Data

Etiologi
Masalah
1.
Data Subjektif: -
Data Objektif:
·         Barat badan 20% atau lebih dibawah BB ideal
·         Diare
·         Bising usus hiperaktif
·         Penurunan BB dengan asupan makanan adekuat
·         Membran mukosa pucat
·         Ketidakmampuan mencerna makanan
·         Tonus otot menurun
·         Sariawan di rongga mulut
·         Steatorea
·         Kelemahan otot
·         Gangguan menelan
·         Pasien mengatakan lemah, letih, lesu
·         Pasien mengatakan nafsu makan menurun
·         Pasien mengatakan mual
·         Pasien mengatakan sering haus
·   Kesulitan untuk mencerna makanan
·   Kesulitan untuk menelan makanan
·   Anoreksia, muntah
·   Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
·   Depresi, stress, isolasi sosial
·   Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan medikasi (mis. Kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang


·   Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat: terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi


Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
2.
Data Subjektif: -
Data Objektif:
·         Disfungsi pola makan (mis. Makan sambil melakukan aktivitas lain)
·         Aktivitas menonton
·         Lipatan otot triseps > 25 mm pada wanita; >15 mm pada pria
·         Obesitas, BB 20% melebihi tinggi dan kerangka tubuh ideal
·         Kelebihan BB 10% melebihi tiinggi dan kerangka tubuh ideal
·   Perubahan pola kepuasan makan
·   Penurunan indera pengecapan dan penciuman
·   Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
·   Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
·   Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
·   Pola makan disfungsional
·   Peningkatan nafsu makan
·   Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.

2.3 Diagnosa Keperawatan
1.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d.:
                         a.      Kesulitan untuk mencerna makanan
                        b.      Kesulitan untuk menelan makanan
                         c.      Anoreksia, muntah
                        d.      Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
                         e.      Depresi, stress, isolasi social
                         f.       Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan medikasi (mis. Kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
                        g.      Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat: terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi
2.      Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b.d.:
                         a.      Perubahan pola kepuasan makan
                        b.      Penurunan indera pengecapan dan penciuman
                         c.      Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
                        d.      Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
                         e.      Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
                         f.       Pola makan disfungsional
                        g.      Peningkatan nafsu makan
                        h.      Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

2.4 Nursing Care Planning (NCP)
No
Diagnosa Keperawatan
NOC (Nursing Outcome)


NIC (Nursing Intervention Clasification)
1.
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan b.d.:
·   Kesulitan untuk mencerna makanan
·   Kesulitan untuk menelan makanan
·   Anoreksia, muntah
·   Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
·   Depresi, stress, isolasi sosial
·   Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan medikasi (mis. Kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
·   Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut, akibat: terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi.
Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil:
Indikator
IR
ER
Nafsu makan meningkat


Peningkatan masukan oral


Peningkatan aktivitas


Massa otot


Berat badan


1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
1.   Timbang BB setiap hari
2.   Jelaskan pentingnya nutrisi yang adekuat
3.   Berikan kondisi yang relaks saat menyajikan makanan
4.   Ajarkan atau bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
5.   Pertahankan kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
6.   Berikan makan dalam porsi kecil namun sering
7.   Instruksikan individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk:
-  Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
-  Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
-  Hindari makanan yang terlalu manis
-  Makan apa saja bila dapat ditoleransi
-  Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan cairan saat makan dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan sesudah makan.
2.
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan b.d.:
·   Perubahan pola kepuasan makan
·   Penurunan indera pengecapan dan penciuman
·   Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
·   Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan metabolic
·   Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
·   Pola makan disfungsional
·   Peningkatan nafsu makan
·   Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan sehari-hari

Setelah dilakuakn tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan pemenuhan kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria Hasil:
Indikator
IR
ER
Peningkatan aktivitas dengan penurunan BB


Mengidentifikasi pola makan yang menunjang penambahan BB


Penurunan BB


Lipatan otot triseps


BB ideal


Menahan diri untuk tidak makan banyak dalam satu waktu tertentu


Masukan adekuat tapi tidak berlebihan, cukup kalori, lemak, protein, karbohidrat, vitamin, mineral, besi, dan kalsium


1. Keluhan ekstrim
2. Keluhan berat
3. Keluhan sedang
4. Keluhan ringan
5. Tidak ada keluhan
1.   Observasi aktivitas klien
2.   Tentukan faktor penyebab peningkatan BB
3.   Timbang BB klien
4.   Tentukan keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
5.   Bantu klien untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan dimana pasien makan
6.   Berikan informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan bagaimana dapat memenuhi kebutuhan tersebut
7.   Anjurkan klien untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks dan protein, dan hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman ringan
8.   Ajarkan pemilihan makanan yang sesuai
9.   Bantu Pengurangan BB:
-  Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk makan dan isyarat internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
-  Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB yang diinginkan
-  Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup dan tingkat aktifitas
-  Rencanakan program latihan, pertimbangkan aktivitas klien yang dibatasi
-  Susun rencana yang realistis dengan klien untuk memasukkan pengurangan asupan makanan dan peningkatan penggunaan energi
10.     Ajarkan teknik modifikasi perilaku untuk megurangi asupan kalori:
-  Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
-  Minum segelas air sesaat sebelum makan
-  Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak, makanan manis, dan alcohol
-  Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu kali makan
-  Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga sempurna.




No comments:

Post a Comment