LAPORAN PENDAHULUAN DENGAN GANGGUAN
PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI
I. Konsep Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
1.1 Definisi
Nutrisi
adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari
sistem tubuh, pertumbuhan, dan pemeliharaan kesehatan (Wikipedia Indonesia,
2008).
Menurut Alimul (2006) nutrisi merupakan proses pemasukan dan pengolahan
zat makanan oleh tubuh yang bertujuan menghasilkan energi dan digunakan dalam
aktivitas tubuh.
Sedangkan menurut Rock CL (2004), nutrisi adalah proses dimana tubuh
manusia menggunakan makanan untuk membentuk energi, mempertahankan kesehatan,
pertumbuhan dan untuk berlangsungnya fungsi normal setiap organ baik antara
asupan nutrisi dengan kebutuhan nutrisi.
1.2 Anatomi Fisiologi Sistem Pencernaan
Sistem
pencernaan atau sistem gastrointestinal (mulai dari mulut sampai anus) adalah
sistem organ dalam manusia yang berfungsi untuk menerima makanan, mencernanya
menjadi zat-zat gizi dan energi, menyerap zat-zat gizi ke dalam aliran darah
serta membuang bagian makanan yang tidak dapat dicerna atau merupakan sisa
proses tersebut dari tubuh. Saluran pencernaan terdiri dari mulut, tenggorokan
(faring), kerongkongan, lambung, usus halus, usus besar, rectum dan anus.Sistem
pencernaan juga meliputi organ-organ yang terletak diluar saluran pencernaan,
yaitu pankreas, hati dan kandung empedu.
a.
Mulut
Mulut merupakan jalan masuk untuk sistem
pencernaan.Bagian dalam dari mulut dilapisi oleh selaput lendir.Pengecapan
dirasakan oleh organ perasa yang terdapat di permukaan lidah. Pengecapan
relatif sederhana, terdiri dari manis, asam, asin, dan pahit. Penciuman dirasakan
oleh saraf olfaktorius di hidung dan lebih rumit, terdiri dari berbagai macam
bau.
Makanan dipotong-potong oleh gigi depan (incisvius) dan
di kunyah oleh gigi belakang (molar, geraham) menjadi bagian-bagian kecil yang
lebih mudah dicerna. Ludah dari kelenjar ludah akan membungkus bagian-bagian
dari makanan tersebut dengan enzim-enzim pencernaan dan mulai mencernanya.
Ludah juga mengandung antibodi dan enzim (misalnya lisozim), yang memecah
protein dan menyerang bakteri secara langsung. Proses menelan dimulai secara
sadar dan berlanjut secara otomatis.
b.
Tenggorokan (Faring)
Tenggorokan (faring) adalah penghubung antara mulut dan
kerongkongan.Di dalam lengkung faring terdapat tonsil (amandel) yaitu kelenjar
limfe yang banyak mengandung kelenjar limfosit dan merupakan pertahanan
terhadap infeksi, disini terletak bersimpangan antara jalan nafas dan jalan
makanan, letaknya dibelakang rongga mulut dan rongga hidung, didepan ruas
tulang belakang.
c.
Kerongkongan (Esofagus)
Esofagus adalah sebuah tube yang panjang.Sepertiga
bagian atas adalah terdiri dari otot yang bertulang dan sisanya adalah otot
yang licin.Permukaannya diliputi selaput mukosa yang mengeluarkan secret mukoid
yang berguna untuk perlindungan.
d.
Lambung
Lambung merupakan otot berongga yang besar dan berbentuk
seperti kacang kedelai.Makanan masuk ke dalam lambung dari kerongkongan melalui
otot berbentuk cincin (sfinter), yang bisa membuka dan menutup.Dalam keadaan
normal, sfinter menghalangi masuknya kembali isi lambung ke dalam kerongkongan.
Lambung berfungsi sebagai gudang makanan, yang
berkontraksi secara ritmik untuk mencampur makanan dengan enzim-enzim. Sel-sel
yang melapisi lampung menghasilkan 3 zat penting:
1) Lendir
Lendir melindungi sel-sel lambung dari kerusakan oleh
asam lambung.Setiap kelainan pada lapisan lendir ini, bisa menyebabkan
kerusakan yang mengarah pada terbentuknya tukak lambung.
2) Asam
klorida (HCL)
Asam klorida menciptakan suasana yang sangat asam, yang
diperlukan oleh pepsin guna memecah protein. Keasaman lambung yang tinggi juga
berperan sebagai penghalang terhadap infeksi dengan cara membunuh berbagai
bakteri.
3) Prekursor
pepsin (enzim yang memecahkan protein)
e.
Usus halus
Usus halus yang terdiri dari duodenum, jejenum, dan ileum yang panjangnya
kira-kira 6 meter dengan diameter 2,5 cm. Usus besarterdiri dari rectum, colon
dan rectum yang kemudian bermuara pada anus. Panjang usus besar sekitar 1.5
meter dengan diameter kira-kira 6 cm. Usus menerima makanan yang sudah
berbentuk chime (setengah padat) dari lambung untuk mengabsorbsi air, nutrient,
potassium, bikarbonat dan enzim.
Chymebergerak karena adanya peristaltik usus dan akan
berkumpul menjadi feses di usus besar. Dari makan sampai mencapai rectum
normalnya diperlukan waktu 12 jam. Gerakan colon dibagi menjadi 3 bagian yaitu,
pertama houstral shuffing adalah gerakan mencampur chyme untuk membantu
mengabsorbsi air, kedua kontraksi haustrl yaitu gerakan untuk mendorong materi
air dan semi padat sepanjang colon, ketiga gerakan peristaltik yaitu gerakan
maju ke anus yang berupa gelombnag. Makanan yang sudah melewati usus halus:
Chyme akan tiba di rectum 4 hari setelah ditelan, jumlah chime yang di
reabsorbsi kurang lebih 350 ml.
f.
Usus besar
Usus besar atau kolon dalam anatomi adalah bagian usus
antara usus usus buntu dan rectum.Fungsi utama organ ini adalah menyerap air
dari feses.
Usus besar terdiri dari:
1) Kolon
asendens (kanan)
2) Kolon
transversum
3) Kolon
desendens (kiri)
4) Kolon
sigmoid (berhubungan dengan rectum)
Banyaknya bakteri yang terdapat di dalam usus besar
berfungsi mencerna beberapa bahan dan membantu penyerapan zat-zat gizi.Bakteri
di dalam usus besar juga berfungsi membuat zat-zat penting, seperti vitamin K.
Bakteri ini penting untuk fungsi normal dari usus.Beberapa penyakit serta
antibiotik bisa menyebabkan gangguan pada bakteri-bakteri didalam usus
besar.Akibatnya terjadi iritasi yang bisa menyebabkan di keluarkannya lender
dan air, dan terjadilah diare.
g.
Rectum
Rectum adalah sebuah ruangan yang berawal dari ujung
usus besar (setelah kolon sigmoid) dan berakhir di anus.Organ ini berfungsi
sebagai tempat penyimpanan sementara feses.Biasanya rectum ini kosong karena
tinja disimpan di tempat yang lebih tinggi, yaitu pada kolon desendens.Jika
kolon desendens penuh dan tinja masuk ke dalam rectum, maka timbul keinginan
untuk buang air besar (BAB). Mengembangnya dinding rectum karena penumpukan
material di dalam rectum akan memicu sistem saraf yang menimbulkan keinginan
untuk melakukan defekasi (buang air besar-BAB).
h.
Anus
Anus merupakan lubang di ujung saluran pencernaan, dimana bahan limbah
keluar dari tbuh.Sebagian anus terbentuk dari permukaan tubuh (kulit) dan
sebagian hanya dari anus.Pembukaan dan penutupan anus diatur oleh otot
sphincter. Feses dibuang dari tubuh melalui proses defekasi (buang air
besar-BAB), yang merupakan fungsi utama anus.
1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
a.
Pengetahuan
Pengetahuan yang kurang tentang manfaat makanan bergizi
dapat mempengaruhi pola konsumsi makan.Hal tersebut dapat disebabkan oleh
kurangnya informasi sehingga dapat terjadi kesalahan dalam memahami kebutuhan
gizi.
b.
Usia
Anak-anak BMR lebih kecil dari dewasa.Lansia laju
pertumbuhan menurun sehingga kebutuhan nutrisi berkurang.
c.
Jenis kelamin
Umumnya kebutuhan nutrisi wanita lebih rendah dari
laki-laki.Hal ini karena BMR wanita lebih rendah dari laki-laki.
d.
Tinggi dan berat badan
Tinggi dan berat badan berpengaruh terhadap luas
perrmukaan tubuh, semakin luas permukaan tubuh maka semakin besar pengeluaran
panas sehingga kebutuhan metabolism basal tubuh juga menjadi lebih besar.
e.
Jenis kegiatan
Semakin berat aktivitas, kebutuhan nutrisi semakin
meningkat.
f.
Stress
Sebagian orang akan makan sebagai kompensasi stress.
g.
Infeksi atau proses penyakit
Selama proses infeksi, sel kemudian akan melakukan penyembuhan dan
perbaikan sehingga membutuhkan energy dan nutrisi.
1.4 Macam-Macam Gangguan Dalam Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
Secara umum, gangguan kebutuhan nutrisi terdiri atas kekurangan dan
kelebihan nutrisi, obesitas, malnutrisi, diabetes mellitus, hipertensi, jantung
koroner, kanker, anoreksi nervosa.
a.
Kekurangan nutrisi
Kekurangan
nutrisi merupakan keadaan yang dialami seseorang dalam keadaan tidak berpuasa
(normal) atau resiko penurunan berat badan akibat ketidakmampuan asupan nutrisi
untuk kebutuhan metabolisme.
1) Tanda
klinis:
a)
Berat badan 10-20% dibawah normal
b)
Tinggi badan dibawah ideal
c)
Lingkar kulit triseps lengan tengah kurang dari
60% ukuran standar
d)
Adanya kelemahan dan nyeri tekan pada otot
e)
Adanya penurunan albumin serum
f)
Adanya penurunan transferrin
2) Kemungkinan
penyebab:
a)
Meningkatnya kebutuhan kalori dan kesulitan
dalam mencerna kalori akibat
penyakit infeksi atau kanker
b)
Disfagia karena adanya kelainan persarafan
c)
Penurunan absorbs nutrisi akibat penyakit crohn
atau intoleransi laktosa
d)
Nafsu makan menurun
b.
Kelebihan nutrisi
Kelebihan
nutrisi merupakan suatu keadaan yang dialami seseorang yang mempunyai risiko peningkatan
berat badan akibat asupan kebutuhan metabolise secara berlebihan.
1) Tanda
klinis:
a)
Berat badan lebih dari 10% berat ideal
b)
Obesitas (lebih dari 20% berat ideal)
c)
Lipatan kulit trisep lebih dari 15 mm pada pria
dan 25 mm padawanita
2) Kemungkinan
penyeab:
a)
Perubahan pola makan
b)
Penurunan fungsi pengecapan dan penciuman
c.
Obesitas
Obesitas
merupakan masalah peningkatan berat badan yang mencapai lebih dari 20% berat
badan normal.Status nutrisinya adalah melebihi kebutuhan kalori dan penurunan
dalam penggunaan kalori.
d.
Malnutrisi
Malnutrisi
merupakan masalah yang berhubungan dengan kekurangan zat gizi pada tingkat
seluler atau dapat dikatakan sebagai masalah asupan zat gizi yang tidak sesuai
dengan kebutuhan tubuh.Gejala umumnya adalah berat badan rendah dengan asupan
makanan yang cukup atau asupan kurang dari kebutuhan tubuh, adanya kelemahan
otot dan penurunan energi, pucat pada kulit, membrane mukosa, konjungtiva dan
lain-lain.
e.
Diabetes mellitus
Diabetes
mellitus merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang ditandai dengan adanya
gangguan metabolisme karbohidrat akibat kekurangan insulin atau penggunaan
karbohidrat secara berlebihan.
f.
Hipertensi
Hipertensi merupakan gangguan nutrisi yang juga disebabkan
oleh berbagai masalah pemenuhan kebutuhan nutrisi seperti penyebab dari adanya
obesitas, serta asupan kalsium, natrium, dan gaya hidup yang berlebihan.
g.
Penyakit jantung koroner
Penyakit
jantung koroner merupakan gangguan nutrisi yang sering disebabkan oleh adanya
peningkatan kolesterol darah dan merokok. Saat ini, penyakit jantung koroner
sering dialami karena adanya perilaku atau gaya hidup tidak sehat, obesitas dan
lain-lain.
h.
Kanker
Kanker
merupakan gangguan kebutuhan nutrisi yang disebabkan oleh pengonsumsian lemak
secara berlebihan.
i.
Anoreksia nervosa
Merupakan
penurunan berat badan secara mendadak dan berkepanjangan, ditandai dengan
adanya konstipasi, pembengkakan badan, nyeri abdomen, kedinginan, letargi, dan
kelebihan energi (Alimul, 2006).
1.5 Pathway
Gangguan Nutrisi
Sumber: (Perry
dan Potter, 2005)
II. Rencana Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Pemenuhan Kebutuhan Nutrisi
2.1 Pengkajian
a.
Pengukuran Anthropometri
1) Berat
badan ideal: (TB-100) ±10%
2) Lingkaran
pergelangan tangan
3) Lingkaran
lengan atas (MAC/Mid Aid Cimumtance)
Nilai normal wanita: 28,5 cm
Nilai normal pria: 28,3 cm
4) Lipatan
kulit pada otot trisep (TSP/Tricep Skin Fold)
Nilai normal wanita: 16,5-18 cm
Nilai normal pria: 12,5-16,5
5) Body
massa index
b.
Pengukuran Biochemical (Laboratorium)
1) Albumin
(Normal: 4-4,5 mg/100ml)
2) Transferin
(Normal: 170-250 mg/100ml)
3) Hemoglobin/Hb
(Normal: 12 mg%)
4) BUN
(Normal: 10-20 mg/100ml)
5) Ekskresi
kreatinin untuk 24 jam (Normal: laki-laki: 0,6-13 mg/100ml, perempuan: 0,5-1,0
mg/100ml)
c.
Pemeriksaan dengan Clinical Sign
1) Riwayat
Penyakit
a)
Adanya riwayat berat badan berlebih atau kurang
b)
Penurunan berat badan dan tinggi badan
c)
Mengalami penyakit tertentu
d)
Riwayat pembedahan pada sistem gastrointestinal
e)
Anorexia
f)
Mual dan muntah
g)
Diare
h)
Alkoholisme
i)
Disabilitas mental
j)
Terapi radiasi
2) Riwayat
Pemakaian Obat-Obatan
Aspirin, antibiotic, antasida, antidepresa, agen
antiinflamasi, agen antineoblastik, digitalis, laksatif, diuretic, natrium
klorida, dan vitamin/preparatnutrien lain.
d.
Dietary History
1) Gangguan
pada fungsi mengunyah dan menelan
2) Asupan
makan tidak adekuat
3) Diet
yang salah atau ketat
4) Kurangnya
persediaan bahan makanan selama 10 hari/lebih
5) Tidak
adekuatnya dana untuk penyediaan bahan makanan
6) Tidak
adekuatnya fasilitas penyiapan bahan makanan
7) Ketidakmampuan
fisik
8) Lansia
yang tinggal dan makanan sendiri
2.1.2 Pemeriksaan Fisik
a.
Keadaan umum: Kelemahan, tingkat kesadaran,
tanda vital.
b.
Head to toe
Area
Pemeriksaan
|
Tanda
Normal
|
Tanda
Abnormal
|
Kepala:
|
|
|
Rambut
|
Rambut bercahaya, berminyak, tidak kering.
|
Rambut kering, kusam, pecah-pecah, tipis, rapuh.
|
Mata
|
Berbinar, jernih, konjungtiva merah muda.
|
Kornea lembut, konjungtiva pucat atau merah menyala.
|
Lidah
|
Merah muda, lembab.
|
Berwarna merah atau magenta, bengkak, tampilan
halus.
|
Bibir
|
Lembab, merah muda.
|
Bengkak, pecah-pecah pada sudut bibir.
|
Gusi
|
Merah muda, lembab.
|
Bengkak, meradang, mudah berdarah.
|
Gigi
|
Gigi tidak berlubang atau nyeri.
|
Karies, gigi tidak ada.
|
Leher
|
Tidak ada pembesaran kelenjar.
|
Pembesaran tiroid.
|
Dada:
|
|
|
Jantung
|
Nadi dan tekanan darah normal, irama jantung normal.
|
Nadi cepat, tekanan darah tinggi atau rendah, irama
jantung abnormal.
|
Paru-paru
|
Frekuensi napas normal, suara napas normal.
|
Napas cepat, suara napas abnormal
|
Perut
|
Tidak ada pembesaran hati, limfe, peristaltic normal
(5-30x)
|
Pembesaran limfe atau hati, peristaltic abnormal,
diare, konstipasi
|
Saraf
|
Reflex normal, perharian baik
|
Reflex menurun, kurang perhatian, bingung, emosi
labil.
|
Ekstremitas
|
Massa otot dalam batas normal, pergerakan aktif.
|
Edema, pergerakan lemah, massa otot mrnurun.
|
Kulit
|
Sedikit lembab, turgor dalam batas normal.
|
Kasar, kering, bersisik, pucat berpigmen, ada
petekie atau memar
|
Kuku
|
Penampilan keras, merah muda.
|
Bentuk seperti sendok, pucat, mudah patah.
|
2.1.3 Pemeriksaan Penunjang
a.
Pemeriksaan Laboratorium
1) Albumin
2) Transferin
3) Limfosit
2.2 Analisa Data
No
|
Data
|
Etiologi
|
Masalah
|
1.
|
Data Subjektif: -
Data Objektif:
·
Barat badan 20%
atau lebih dibawah BB ideal
·
Diare
·
Bising usus hiperaktif
·
Penurunan BB
dengan asupan makanan adekuat
·
Membran mukosa
pucat
·
Ketidakmampuan
mencerna makanan
·
Tonus otot
menurun
·
Sariawan di
rongga mulut
·
Steatorea
·
Kelemahan otot
·
Gangguan
menelan
·
Pasien
mengatakan lemah, letih, lesu
·
Pasien
mengatakan nafsu makan menurun
·
Pasien
mengatakan mual
·
Pasien
mengatakan sering haus
|
· Kesulitan untuk mencerna makanan
· Kesulitan untuk menelan makanan
· Anoreksia, muntah
· Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
· Depresi, stress, isolasi sosial
· Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk
penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan medikasi
(mis. Kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
· Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut,
akibat: terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi
|
Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh.
|
2.
|
Data Subjektif: -
Data Objektif:
·
Disfungsi pola
makan (mis. Makan sambil melakukan aktivitas lain)
·
Aktivitas
menonton
·
Lipatan otot
triseps > 25 mm pada wanita; >15 mm pada pria
·
Obesitas, BB
20% melebihi tinggi dan kerangka tubuh ideal
·
Kelebihan BB
10% melebihi tiinggi dan kerangka tubuh ideal
|
· Perubahan pola kepuasan makan
· Penurunan indera pengecapan dan penciuman
· Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
· Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan
metabolic
· Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
· Pola makan disfungsional
· Peningkatan nafsu makan
· Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan
sehari-hari
|
Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan tubuh.
|
2.3 Diagnosa Keperawatan
1. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan b.d.:
a.
Kesulitan untuk mencerna makanan
b.
Kesulitan untuk menelan makanan
c.
Anoreksia, muntah
d.
Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
e.
Depresi, stress, isolasi social
f.
Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk
penyembuhan luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan medikasi
(mis. Kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
g.
Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut,
akibat: terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi
2. Perubahan
nutrisi lebih dari kebutuhan b.d.:
a.
Perubahan pola kepuasan makan
b.
Penurunan indera pengecapan dan penciuman
c.
Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin,
estrogen)
d.
Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan
metabolic
e.
Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
f.
Pola makan disfungsional
g.
Peningkatan nafsu makan
h.
Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan
sehari-hari
2.4 Nursing Care Planning
(NCP)
No
|
Diagnosa
Keperawatan
|
NOC
(Nursing Outcome)
|
NIC
(Nursing Intervention Clasification)
|
||||||||||||||||||||||||
1.
|
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan b.d.:
· Kesulitan untuk mencerna makanan
· Kesulitan untuk menelan makanan
· Anoreksia, muntah
· Ketidakmampuan untuk mengabsorbsi nutrient
· Depresi, stress, isolasi sosial
· Peningkatan kebutuhan protein dan vitamin untuk penyembuhan
luka dan penurunan asupan sekunder akibat: pembedahan medikasi (mis.
Kemoterapi), terapi radiasi, rekontruksi bedah mulut, kawat rahang
· Penurunan asupan oral, ketidaknyamanan mulut,
akibat: terapi radiasi, kemoterapi, tonsilektomi.
|
Setelah
dilakuakn tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria
Hasil:
1. Keluhan ekstrim
2.
Keluhan berat
3.
Keluhan sedang
4.
Keluhan ringan
5.
Tidak ada keluhan
|
1.
Timbang BB
setiap hari
2.
Jelaskan
pentingnya nutrisi yang adekuat
3.
Berikan kondisi
yang relaks saat menyajikan makanan
4.
Ajarkan atau
bantu individu untuk beristirahat sebelum makan
5.
Pertahankan
kebersihan mulut yang baik sebelum dan sesudah makan
6.
Berikan makan
dalam porsi kecil namun sering
7.
Instruksikan
individu yang mengalami penurunan nafsu makan untuk:
- Makan makanan kering (crakers) saat bangun tidur
- Makan makanan asin bila tidak ada pantangan
- Hindari makanan yang terlalu manis
- Makan apa saja bila dapat ditoleransi
- Pada kondisi menurunnya nafsu makan, batasi asupan
cairan saat makan dan hindari mengkonsumsi cairan satu jam sebelum dan
sesudah makan.
|
||||||||||||||||||||||||
2.
|
Perubahan nutrisi lebih dari
kebutuhan b.d.:
· Perubahan pola kepuasan makan
· Penurunan indera pengecapan dan penciuman
· Obat-obatan (kortikosteroid, antihistamin, estrogen)
· Penurunan pola aktivitas, penurunan kebutuhan
metabolic
· Kurang pengetahuan terhadap nutrisi dasar
· Pola makan disfungsional
· Peningkatan nafsu makan
· Pemilihan makanan yang tidak memenuhi kebutuhan
sehari-hari
|
Setelah
dilakuakn tindakan keperawatan selama 1x24 jam, diharapkan pemenuhan
kebutuhan nutrisi adekuat.
Kriteria
Hasil:
1. Keluhan ekstrim
2.
Keluhan berat
3.
Keluhan sedang
4.
Keluhan ringan
5.
Tidak ada keluhan
|
1.
Observasi
aktivitas klien
2.
Tentukan faktor
penyebab peningkatan BB
3.
Timbang BB
klien
4.
Tentukan
keinginan dan motivasi klien untuk mengurangi BB
5.
Bantu klien
untuk menentukan pola makan tentang apa, kapan, dan dimana pasien makan
6.
Berikan
informasi yang sesuai tentang kebutuhan nutrisi adekuat dan bagaimana dapat
memenuhi kebutuhan tersebut
7.
Anjurkan klien
untuk mengikuti diet yang terdiri dari karbohidrat kompleks dan protein, dan
hindari gula, makanan cepat saji, kafein atau minuman ringan
8.
Ajarkan
pemilihan makanan yang sesuai
9.
Bantu Pengurangan
BB:
- Bantu pasien untuk mengidentifikasi motivasi untuk
makan dan isyarat internal dan eksternal yang dikaitkan dengan makan
- Tentukan dengan klien tentang jumlah penurunan BB
yang diinginkan
- Bantu dengan menyesuaikan diet terhadap gaya hidup
dan tingkat aktifitas
- Rencanakan program latihan, pertimbangkan aktivitas
klien yang dibatasi
- Susun rencana yang realistis dengan klien untuk
memasukkan pengurangan asupan makanan dan peningkatan penggunaan energi
10.
Ajarkan teknik
modifikasi perilaku untuk megurangi asupan kalori:
- Jangan makan pada saat melakukan kegiatan
- Minum segelas air sesaat sebelum makan
- Kurangi porsi makanan tambahan, makanan berlemak,
makanan manis, dan alcohol
- Siapkan makanan dalam porsi kecil cukup untuk satu
kali makan
- Makan dengan perlahan dan kunyah makanan hingga
sempurna.
|
No comments:
Post a Comment