RENCANA
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
Menurut Saputra (2013)
riwayat keperawatan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:
a. Masalah pada pernafasan(dulu dan sekarang)
b. Adanya batuk, sputum, dan nyeri dada
c. Adanya infeksi kronis dari hidung, sakit pada
sinus, nyeri ditenggorokan, kenaikan suhu tubuh hingga 38oC, sakit
perut hingga muntah (pada anak-anak), faring berwarna merah, dan terdapat
edema.
d. Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi,
misal riwayat hipertensi, penyakit jantung, kebiasaan merokok, obesitas, diet
tinggi lemak, dan kolesterol.
2. Pemeriksaan Fisik : data focus
Menurut Potter &
Perry (2006), pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain:
a. Inspeksi, saat melakukan inspeksi perawat
melakukan observasi dari ujung kepala sampai kaki klien untuk mengkaji kulit
dan warna membrane mukosa,penampilan umum,tingkat kesadaran,keadekuatan
sirkulasi sistemik,pola pernapasan dan gerakan dinding dada.
b. Palpasi, dilakukan untuk mengkaji beberapa
daerah.Dengan palpasi jenis dan jumlah kerja thorak, daerah nyeri tekan dapat
diketahui dan perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitis, getaran dada, angkatan
dada dan titik impuls maksimal.
c. Perkusi, tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek
untuk menentukan adanya udara, cairan,atau benda padat di jaringan yang berada
di bawah objek tersebut.
d. Auskultasi, memampukan perawat
mengidentifikasi bunyi paru dan jantung yang tidak normal.
D. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Hidayat daan Uliyah
(2015) ada beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:
1. Rontgen dada, untuk melihat lesi paru pada
penyakit tuberculosis mendeteksi adanya tumor dan benda asing yang ada
didalamnya.
2. Fluoroskopi, untuk mengetahui mekanisme
kardiopulmonum, misal kerja jantung, diafragma dan kontraksi paru.
3. Bronkografi, melihat secara visual bronkus
sampai dengan cabang bronkus pada penyakit gangguan otak, kasus displacement.
4. Angiograf, membantu menegakkan diagnosis
tentang keadaan paru emboli atau tumor paru, kelainan congenital, dll.
5. Endoskopi , bertujuan untuk melakukan
diagnostic dengan cara mengambil secret untuk pemeriksaan, melihat lokasi
kerusakan bropis jaringan untuk pemeriksaan sitologi
6. Radio isotop, bertujuan untuk menilai lobus
paru, melihat adanya emboli paru
7. Merdiastinopi, merupakan endoskopi mediastinum
untuk melihat penyebaran tumor
E. DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1. Ketidakefektifan pola napas
a. Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang
tidak memberi ventilasi
b. Batasan Karakteristik : Perubahan kedalaman
pernafasan, perubahan ekskursi dada, Mengambil posisi tiga titik, Bradipneu, Penurunan
tekanan ekspirasi, Penurunan ventilasi semenit, Penurunan kapasitas vital, Dispneu,
Peningkatan diameteranterior-posterior, Pernafasan cuping hidung, Ortopneu, Fase
ekspirasi memanjang, Pernafasan bibir, Takipneu, Penggunaan otot aksesorius
untuk bernafas.
c. Faktor yang berhubungan : Ansietas, Posisi tubuh, Deformitas tulang, Deformitas
dinding dada, Keletihan, Sindrom hipoventilasi, Gangguan Muskuloskletal, Kerusakan
neurologis, Imaturitas neurologi, Disfungsi neuromuscular, Obesitas, Nyeri, Keletihan
otot pernapasan cidera Medulla Spinalis.
2. Gangguan Pertukaran Gas
a. Definisi : Kelebihan atau deficit pada
oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar-kapiler.
b. Batasan Karakteristik : pH darah arteri
abnormal, pH arteri abnormal, Pernapasan abnormal (mis.irama, kecepatan, kedalaman),
Warna kulit abnormal (mis.pucat, kehitaman), Konfusi, Sianosis (pada neonatus
saja), Penurunan karbondioksida, Diaforesis, Dispnea, Sakit kepala saat bangun,
Hiperkapnia, Hipoksemia, Hipoksia, Iritabilitas, Napas cuping hidung, Gelisah, Somnolent,
Takikar di,Gangguan penglihatan.
c. Faktor
yang berhubungan : Perubahan membrane
alveolar-kapiler,Ventilasi-perfusi.
F.
PERENCANAAN
1. Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
- Manajemen jalan nafas
Rasional :
Memfasilitasi kepatenan jalan nafas
-
Persiapan jalan napas
Rasional : mengeluarkan
secret jalan napas dengan cara memasukkan kateter pengisap ke dalam jalan napas
oral atau trakea pasien.
-
Manajemen anafilkasis
Rasional : meningkatkan
ventilasi dan perfusi jaringan yang adekuat untuk individu yang mengalami
reaksi alergi berat (antigen-antibodi)
-
Manajemen jalan napas buatan
Rasional : memelihara
slang endotrakea dan slang trakeostomi serta
mencegah komplikasi yang berhubungan dengan penggunaannya.
-
Manajemen asma
Rasional:
mengidentifikasi, mengobati,dan mencegah reaksi inflamasi/kontriksi di jalan
napas.
-
Ventilasi mekanisme
Rasional : menggunakan
alat bantuan untuk membantu pasien bernapas.
-
Penyapihan ventilator mekanisme
Rasional : membantu
pasien untuk bernapas tanpa bantuan ventilator mekanisme.
-
Pemantauan pernapasan
Rasional : mengumpulkan
dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan
pertukaran gas yang adekuat.
-
Bantuan ventilasi
Rasional : meningkatkan
pola pernapasan spontan yang optimal sehingga memaksimalkan pertukaran oksigen
dan karbondioksida didalam paru.
-
Pemantauan tanda vital
Rasional : mengumpulkan
dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh pasien untuk
menentukan dan mencegah komplikasi.
2. Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas
- Manajemen asam basa
Rasional : meningkatkan
keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan asam
basa.
-
Manajemen Asam Basa: asidosis
respiratori
Rasional : meningkatkan
keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi akibat pCO2, serum yang lebih
tinggi dari yang diharapkan
-
Manajemen asam basa : Alkalosis respiratori
Rasional : meningkatkan
keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi pCO2 serum yang lebih rendah
dari yang diharapkan
-
Manajemen jalan napas
Rasional :
memfasilitasi kepatenan jalan napas
-
Manajemen anafilaksis
Rasional : meningkatkan ventilasi dan perfusi jaringan
yang adekuat untuk individu yang mengalami reaksi alergi
berat(antigen-antibodi)
-
Manajemen asma
Rasional :
mengidentifikasi, mengobati,dan mencegah reaksi inflamasi/kontriksi di jalan
napas.
-
Manajemen elektrolit
Rasional : meningkatkan
keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi akibat kadar elektrolit serum
yang tidak normal atau diluar harapan
-
Perawatan emboli paru
Rasional : membatasi
komplikasi pada pasien yang mengalami atau beresiko terhadap oklusi sirkulasi
paru
-
Pengaturan hemodinamik
Rasional :
mengoptimalkan frekuensi jantung, preload, afterload,dan kontraktilitas jantung
-
Interpretasi data laboratorium
Rasional : menganalisis
secara kritis data laboratorium pasien untuk membantu pengambilan keputrusan
klinis
-
Ventilasi mekanis
Rasional : menggunakan
alat bantuan untuk membantu pasien bernapas.
-
Terapi oksigen
Rasional : memberikan
oksigen dan memantau efektifitasnya
-
Pemantauan pernapasan
Rasional : mengumpulkan
dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan
adekuatnya pertukaran gas.
-
Bantuan ventilasi
Rasional : meningkatkan
pola pernapasan spontan yang optimal sehingga memaksimalkan pertukaran oksigen
dan karbondioksida didalam paru.
-
Pemantauan tanda vital
Rasional : mengumpulkan
dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh pasien untuk
menentukan dan mencegah komplikasi.
G. DAFTAR PUSTAKA
Hidayat,
A.A.A dan Uliya, M. (2015). Pengantar
Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Https://www..scribd.com/doc/138230453/Laporan-Pendahuluan-Asuhan-Keperawatan-Gangguan-Oksigen-2 diakses tanggal
3 april 2018.
Maryunani,
A. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia.
Bogor : In Medika.
Potter,
A dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar
Fundamental Keperawatan: Konsep Dasar,dan Praktik. Edisi 4, Jakarta : EGC.
Saputra,
L. (2013). Catatan Ringkas Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggreang :
Binarupa Aksara.
Setyohadi,
B. (2015). Kegawatdaruratan Penyakit
Dalam (Emergency in Internal Medicine). Jakarta: Interna Publishing.
No comments:
Post a Comment