Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Kebutuhan Oksigenasi


      RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN GANGGUAN KEBUTUHAN OKSIGENASI
1.  Riwayat Keperawatan
Menurut Saputra (2013) riwayat keperawatan dapat meliputi hal-hal sebagai berikut:
a.  Masalah pada pernafasan(dulu dan sekarang)
b.  Adanya batuk, sputum, dan nyeri dada
c.  Adanya infeksi kronis dari hidung, sakit pada sinus, nyeri ditenggorokan, kenaikan suhu tubuh hingga 38oC, sakit perut hingga muntah (pada anak-anak), faring berwarna merah, dan terdapat edema.
d.  Faktor resiko yang memperberat masalah oksigenasi, misal riwayat hipertensi, penyakit jantung, kebiasaan merokok, obesitas, diet tinggi lemak, dan kolesterol.
2.  Pemeriksaan Fisik : data focus
Menurut Potter & Perry (2006), pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan antara lain:
a.  Inspeksi, saat melakukan inspeksi perawat melakukan observasi dari ujung kepala sampai kaki klien untuk mengkaji kulit dan warna membrane mukosa,penampilan umum,tingkat kesadaran,keadekuatan sirkulasi sistemik,pola pernapasan dan gerakan dinding dada.
b.  Palpasi, dilakukan untuk mengkaji beberapa daerah.Dengan palpasi jenis dan jumlah kerja thorak, daerah nyeri tekan dapat diketahui dan perawat dapat mengidentifikasi taktil fremitis, getaran dada, angkatan dada dan titik impuls maksimal.
c.  Perkusi, tindakan mengetuk-ngetuk suatu objek untuk menentukan adanya udara, cairan,atau benda padat di jaringan yang berada di bawah objek tersebut.
d.  Auskultasi, memampukan perawat mengidentifikasi bunyi paru dan jantung yang tidak normal.
D.  PEMERIKSAAN PENUNJANG
Menurut Hidayat daan Uliyah (2015) ada beberapa pemeriksaan penunjang, antara lain:
1.  Rontgen dada, untuk melihat lesi paru pada penyakit tuberculosis mendeteksi adanya tumor dan benda asing yang ada didalamnya.
2.  Fluoroskopi, untuk mengetahui mekanisme kardiopulmonum, misal kerja jantung, diafragma dan kontraksi paru.
3.  Bronkografi, melihat secara visual bronkus sampai dengan cabang bronkus pada penyakit gangguan otak, kasus displacement.
4.  Angiograf, membantu menegakkan diagnosis tentang keadaan paru emboli atau tumor paru, kelainan congenital, dll.
5.  Endoskopi , bertujuan untuk melakukan diagnostic dengan cara mengambil secret untuk pemeriksaan, melihat lokasi kerusakan bropis jaringan untuk pemeriksaan sitologi
6.  Radio isotop, bertujuan untuk menilai lobus paru, melihat adanya emboli paru
7.  Merdiastinopi, merupakan endoskopi mediastinum untuk melihat penyebaran tumor
E.  DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN MUNCUL
1.  Ketidakefektifan pola napas
a.  Definisi : Inspirasi dan/atau ekspirasi yang tidak memberi  ventilasi
b.  Batasan Karakteristik : Perubahan kedalaman pernafasan, perubahan ekskursi dada, Mengambil posisi tiga titik, Bradipneu, Penurunan tekanan ekspirasi, Penurunan ventilasi semenit, Penurunan kapasitas vital, Dispneu, Peningkatan diameteranterior-posterior, Pernafasan cuping hidung, Ortopneu, Fase ekspirasi memanjang, Pernafasan bibir, Takipneu, Penggunaan otot aksesorius untuk bernafas.
c.  Faktor yang berhubungan :  Ansietas, Posisi tubuh, Deformitas tulang, Deformitas dinding dada, Keletihan, Sindrom hipoventilasi, Gangguan Muskuloskletal, Kerusakan neurologis, Imaturitas neurologi, Disfungsi neuromuscular, Obesitas, Nyeri, Keletihan otot pernapasan cidera Medulla Spinalis.
2.  Gangguan Pertukaran Gas
a.  Definisi : Kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan/atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar-kapiler.
b.  Batasan Karakteristik : pH darah arteri abnormal, pH arteri abnormal, Pernapasan abnormal (mis.irama, kecepatan, kedalaman), Warna kulit abnormal (mis.pucat, kehitaman), Konfusi, Sianosis (pada neonatus saja), Penurunan karbondioksida, Diaforesis, Dispnea, Sakit kepala saat bangun, Hiperkapnia, Hipoksemia, Hipoksia, Iritabilitas, Napas cuping hidung, Gelisah, Somnolent, Takikar di,Gangguan penglihatan.
c.  Faktor  yang berhubungan : Perubahan membrane alveolar-kapiler,Ventilasi-perfusi.
F.   PERENCANAAN
1.  Diagnosa 1: Ketidakefektifan pola nafas
-   Manajemen jalan nafas
Rasional : Memfasilitasi kepatenan jalan nafas
-       Persiapan jalan napas
Rasional : mengeluarkan secret jalan napas dengan cara memasukkan kateter pengisap ke dalam jalan napas oral atau trakea pasien.
-       Manajemen anafilkasis
Rasional : meningkatkan ventilasi dan perfusi jaringan yang adekuat untuk individu yang mengalami reaksi alergi berat (antigen-antibodi)
-       Manajemen jalan napas buatan
Rasional : memelihara slang endotrakea dan slang trakeostomi serta  mencegah komplikasi yang berhubungan dengan penggunaannya.
-       Manajemen asma
Rasional: mengidentifikasi, mengobati,dan mencegah reaksi inflamasi/kontriksi di jalan napas.
-       Ventilasi mekanisme
Rasional : menggunakan alat bantuan untuk membantu pasien bernapas.
-       Penyapihan ventilator mekanisme
Rasional : membantu pasien untuk bernapas tanpa bantuan ventilator mekanisme.
-       Pemantauan pernapasan
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan pertukaran gas yang adekuat.
-       Bantuan ventilasi
Rasional : meningkatkan pola pernapasan spontan yang optimal sehingga memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam paru.
-       Pemantauan tanda vital
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh pasien untuk menentukan dan mencegah komplikasi.
2.  Diagnosa 2 : Gangguan pertukaran gas
-   Manajemen asam basa
Rasional : meningkatkan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi akibat ketidakseimbangan asam basa.
-       Manajemen Asam Basa: asidosis respiratori
Rasional : meningkatkan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi akibat pCO2, serum yang lebih tinggi dari yang diharapkan
-       Manajemen asam basa : Alkalosis respiratori
Rasional : meningkatkan keseimbangan asam basa dan mencegah komplikasi pCO2 serum yang lebih rendah dari yang diharapkan
-       Manajemen jalan napas
Rasional : memfasilitasi kepatenan jalan napas
-       Manajemen anafilaksis
Rasional :  meningkatkan ventilasi dan perfusi jaringan yang adekuat untuk individu yang mengalami reaksi alergi berat(antigen-antibodi)
-       Manajemen asma
Rasional : mengidentifikasi, mengobati,dan mencegah reaksi inflamasi/kontriksi di jalan napas.
-       Manajemen elektrolit
Rasional : meningkatkan keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi akibat kadar elektrolit serum yang tidak normal atau diluar harapan
-       Perawatan emboli paru
Rasional : membatasi komplikasi pada pasien yang mengalami atau beresiko terhadap oklusi sirkulasi paru
-       Pengaturan hemodinamik
Rasional : mengoptimalkan frekuensi jantung, preload, afterload,dan kontraktilitas jantung
-       Interpretasi data laboratorium
Rasional : menganalisis secara kritis data laboratorium pasien untuk membantu pengambilan keputrusan klinis
-       Ventilasi mekanis
Rasional : menggunakan alat bantuan untuk membantu pasien bernapas.
-       Terapi oksigen
Rasional : memberikan oksigen dan memantau efektifitasnya
-       Pemantauan pernapasan
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data pasien untuk memastikan kepatenan jalan napas dan adekuatnya pertukaran gas.
-       Bantuan ventilasi
Rasional : meningkatkan pola pernapasan spontan yang optimal sehingga memaksimalkan pertukaran oksigen dan karbondioksida didalam paru.
-       Pemantauan tanda vital
Rasional : mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskuler, pernapasan dan suhu tubuh pasien untuk menentukan dan mencegah komplikasi.

G.  DAFTAR  PUSTAKA
Hidayat, A.A.A dan Uliya, M. (2015). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta : Salemba Medika.
Maryunani, A. (2015). Kebutuhan Dasar Manusia. Bogor : In Medika.
Potter, A dan Perry, A.G. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Dasar,dan Praktik. Edisi 4, Jakarta : EGC.
Saputra, L. (2013). Catatan Ringkas  Kebutuhan Dasar Manusia. Tanggreang : Binarupa Aksara.
Setyohadi, B. (2015). Kegawatdaruratan Penyakit Dalam (Emergency in Internal Medicine). Jakarta: Interna Publishing.

No comments:

Post a Comment