Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Mempertahankan Kebutuhan Suhu Tubuh


       I.            Konsep Kebutuhan Mempertahankan Suhu Tubuh Normal Dengan Cara Menyesuaikan Pakaian dan Memodifikasi Lingkungan
1.1    Definisi Suhu Tubuh Normal
Suhu tubuh adalah suatu pengaturan fisiologis tubuh manusia mengenai keseimbangan produksi panas dan kehilangan panas, sehingga panas dalam tubuh dipertahankan secara konsisten. Suhu tubuh  manusia berpusat pada hipotalamus anterior. Terdapat 3 komponen pengatur atau penyusun sistem pengaturan panas.
Suhu merupakan suatu perbedaan antara jumlah panas yang dihasilkan oleh tubuh dengan jumlah panas yang hilang kelingkungan eksternal atau substansi panas dingin atau permukaan kulit tubuh.
Hipertermi atau peningkatan suhu tubuh merupakan keadaan dimana seseorang individu mengalami kenaikan suhu tubuh.
Adapun lokasi untuk pengukuran temperatur tubuh adalah:
a.       Ketiak (aksila)
b.      Anus (rektal)
c.       Dibawah lidah (liblingual)

1.2    Fungsi fisiologi  kebutuhan suhu tubuh
a.       Produksi panas
Panas diproduksi didalam tubuh melalui metabolisme yang merupakan reaksi kimia pada sel tubuh. Makanan merupakan sumber bahan bakar yang utama bagi metabolisme. Suhu tubuh membutuhkan fungsi normal dari proses produksi panas. Reaksi kimia selular memerlukan bila metabolisme meningkat, panas tubuh meningkat dan diproduksi. Produksi panas terjadi selama istirahat, gerakan otot polos, gerakan otot dan termogenesis.
1)      Metabolisme basal merupakan penghasil panas yang diproduksi tubuh saat istirahat. Jumlah rata-rata metabolisme (BMR) bergabung pada luas permukaan tubuh. Hormon tyroid juga mempengaruhi BMR dengan cara meningkatkan pemecahan glukosa dan lemak tubuh. Hormon tyroid meningkatkan laju reaksi kimia yang hampir seluruh sel tubuh.
2)      Gerakan volunter seperti aktivitas otot selama latihan membutuhkan tambahan energi. Produksi panas dapat meningkat diatas 50 kali normal.
3)      Menggigil merupakan respon tubuh involunter terhadap suhu yang berbeda dalam tubuh. Menggigil dapat meningkatkan produksi panas 4-5 kali lebih besar dan normal. Panas di produksi untuk mempertahankan suhu tubuh.
Pengeluaran dan produksi panas terjadi secara stimultan. Struktur kulit dan paparan terhadap lingkungan secara konstan. Pengeluaran panas secara normal melalui radiasi, konduksi, konveksi dan evaporasi.
1)      Radiasi merupakan perpindahan panas dari permukaan sutau objek ke permukaan objek lain tanpa bersentuhan. Panas berpindah melalui gelombang elektromagnetik.
2)      Konduksi merupakan perpindahan panas dari satu objek ke objek lain ke kontak langsung. Ketika kulit hangat menyentuh objek yang lebih dingin, panas akan hilang.
3)      Konveksi merupakan perpindahan panas karena gerakan udara. Panas di produksi pertama kali pada molekul udara secara langsung dalam kontak dengan kulit.
4)      Evaporasi merupakan panas karena gerakan udara menjadi gas. Tubuh secara kontinu kehilangan panas melalui evaporasi kira-kira 1000 kali sampai 9000 ml sehari, yang menguap dari kulit dan paru yang mengakibatkan kehilangan panas dan air (Wikipedia, org).

1.3    Faktor-faktor yang mempengaruhi suhu tubuh
a.       Usia
Regulasi suhu tidak stabil dari anak-anak sampai mencapai pubertas. Rentang suhu normal turun secara berangsur sampai seseorang mendekati lansia. Lansia mempunyai rentang suhu tubuh yang lebih sempit dari pada dewasa awal.
Suhu oral 35ºC tidak lazim pada lansia sekitar 36ºC, lansia terutama sensitif terhadap suhu ekstrem karena mekanisme kontrol terutama pada kontrol vasometer (kontrol vasokontriksi dan vasodilatasi) penurunan curah jumlah jaringan subkutan, penurunan aktivitas kelenjar keringat dan penurunan metabolisme.
b.      Olahraga
Aktivitas otot memerlukan peningkatan suplai darah dan pemecahan KH, dan lemak. Hal ini menyebabkan eningkatan metabolisme dan produksi panas. Segala jenis olahraga dapat meningkatkan produksi panas, akibatnya meningkatkan suhu tubuh. Olahraga yang lama seperti lari jarak jauh, dapat meningkatkan suhu tubuh untuk sementara sampai 41ºC.
c.       Kadar hormon
Secara umum, wanita fluktuasi suhu tubuh yang lebih besar dibandingkan pria. Variasi hormonal selama siklus menstruasi menyebabkan fluktuasi suhu tubuh. Kadar progesteron meningkat dan menurun secara bertahap selama siklus menstruasi. Bila kadar progesteron rendah suhu tubuh beberapa derajat di bawah kadar batas.


d.      Stres
Stres fisik dan emosi meningkatkan suhu tubuh melalui stimulasi hormonal dan persyarafan. Perubahan fisiologis tersebut meningkatkan panas. Klien yang cemas saat masuk RS atau tempat praktik dokter suhu tubuhnya lebih tinggi dari batas normal. (adanya kerja hormon epinefrin dan non epinefrin yang memecah glikogen menjadi energi dan menghasilkan panas).

Perubahan suhu tubuh manusia
1.      Hipertermi
Keadaan dimana ketika seseorang individu mengalami atau beresiko mengalami kenaikan suhu tubuh terus-menerus lebih tinggi dari 37,8ºC per rectal karena faktor eksternal:
·         Pola hipertermi
1)      Terus menerus merupakan pada demam yang tingginya menetap lebih dari 24 jam bervariasi 1ºC-2ºC.
2)      Intermiten: demam memuncak secara berseling dengan suhu normal, suhu akan kembali normal paling sedikit sekali 24 jam.
3)      Relaps: oeriode episode demam diselingi dengan tingkat suhu normal episode demam.
4)      Remiten: dimana demam memuncak dan turun tanpa kembali ke suhu normal
2.      Hipotermi
Suatu kondisi dimana mekanisme tubuh untuk pengaturan suhu kesulitan mengatasi normal (suhu dingin), suhunya berada dibawah 35ºC.
Gejalanya:
1)      Penderita berbicara ngelantur
2)      Kulit sedikit berwarna abu-abu
3)      Detak jantung melemah
4)      Tekanan darah menurun dan terjadi kontraksi otot sebagai usaha untuk menghasilkan panas.
5)      Irama sirkadian (Siklus 24 jam gelap dan terang) suhu tubuh berubah normal (0,5ºC - 1ºC selama periode 24 jam). Bagaimanapun suhu merupakan irama paling stabil pada manusia. Suhu tubuh biasanya paling rendah pada jam 01.00-04.00 dini hari dan meningkat pada waktu pagi-siang hari. Namun perlu diketahui puncak suhu meningkat pada usia lansia yaitu pada dini hari.
6)      Lingkungan
Lingkungan mempengaruhi suhu tubuh jika suhu dikaji dalam ruangan yang sangat hangat, klien mungkin tidak mampu meregulasi suhu tubuh melalui mekanisme pengeluaran panas dan suhu tubuh akan naik. Jika klien berada dilingkungan luar tanpa baju hangat, suhu tubuh mungkin mudah karena penyebaran yang efektif dan pengeluaran panas yang efektif dan pengeluaran panas yang konduktif. Bayi dan lansia paling sering dipengaruhi oleh suhu lingkungan karena mekanisme suhu mereka kurang efisien.
Pada pasien hipotermi pasien tidak sadarkan diri, badan menjadi sangat kaku, pupil mengalami dilatasi dan pernafasan sangat lambat hingga tidak terlihat. Mekanisme tubuh kerja suhu tubuh menjadi menurun:
·         Vasokontriksi kulit di seluruh tubuh: karena rangsangan pada pusat simpatis hipotalamus posterior.
·         Piloreksi: rangsangan simpatis menyebabkan otot erektor pili yang melekat pada folike rambut berdiri
·         Peningkatan pembentukan panas: sistem metabolisme meningkat melalui mekanisme menggigil, pembentukan panas akbiat rangsangan simpatis, sera peningkatan sekresi tiroksin.
3.      Demam (hiperpireksia)
Demam merupakan temperatur tubuh dari atas batas normal, penyebab tersering, yaitu karena bakteri, tumor, dan keadaan lingkungan. Pengaturan temperatur hipotalamus pada penyakit demam efek pirogen. Hasil pemecahan protein dan zat termostas hipotalamus. Zat yang menimbulkan efek seperti ini disebut pirigen. Pirogen yang dilepaslan oleh bakteri atau pirogen dilepaskan dari degenarasi jaringan tubuh dapat menyebabkan demam dan peranan interleukin-I.
Apabila bakteri atau hasil pemecahan bakteri terdapat dalam jaringan atau dalam darah keduanya akan difagositosis oleh leukosit darah, makrofag jaringan dan limfosit. Seluruh sel ini selanjutnya mencerna hasil pemecahan bakteri dan melepaskan zat interlekuin-II ke dalam cairan tubuh yang juga disebut pirogen leukosit atau pirogen endogen. Interlekuin-I saat mencapai hipotalamus segera menimbulkan demam.
·         Hiperpireksia atau demam adalah kegagalan mekanisme pengeluaran panas untuk mempertahankan kecepatan pengeluaran kelebihan produksi panas.


4.      Kelelahan akibat panas
Kelelahan akibat panas terjadi bila diaforesis yang banyak mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan, disebabkan oleh lingkungan yang terpajan dengan panas. Tindakan yang dapat dilakukan yaitu memindahkan pasien ketempat yang lebih dingin serta memperbaiki keseimbangan cairan dan elektrolit.
5.      Heatstroke
Pajanan yang lama terhadap sinar matahari atau lingkungan suhu tinggi dapat mempengaruhi mekanisme pengeluaran panas. Kondisi ini disebut heatstroke, klien dengan resiko tinggi pada penyakit kardiovaskular, hpertiroidisme, diabetes dan alkoholik dan klien yang mengonsumsi obta-obatan yang menurunkan kemampuan tubuh untuk mengeluarkan panas dan mereka yang menjalani olahraga berat.
Tanda gejalanya:
·         Konvulsi atau kejang
·         Delirium
·         Mual
·         Kram otot
·         Gangguan visual
·         Inkontinensai urine
Gejala-gejala yang lebih penting adalah kulit hangat dan kering. Penderita heatstroke banyak kehilangan cairan dan elektrolit dan malfungsi hipotalamus. Heatstroke yangbesar pada suhu 40,5ºC mengakibatkan keruasakan jaringan pada sel dan semua jaringan organ tubuh. Jika kondisi terus berlanjut, klien menjadi tidak sadar, pupil tidak reaktif, dan terjadi kerusakan neurologis yang permanen terkecuali dapat tindakan pendinginan yang cepat.

1.4    Macam-macam gangguan pada kebutuhan suhu tubuh
a.       Serangan demam
Apabila temperatur tubuh meningkat melebihi temperatur krisis. Hiperpireksi dari temperatur jaringan tubuh teutama otak, efek yang membahayakan dari temperatur suhu tubuh adalah perdarahan lokal dan degenerasi. Perenkimatosa sel di seluruh tubuh, terutama otak, kerusakan pada hati, dan ginjal dan organ tubuh lainnya yang sering akan memperburuk keadaan.
b.      Demam
Merupakan titik patokan atau peningkatan suhu tubuh di atas normal. Dengan peningkatan titik patokan (sel point) tersebut, maka hipotalamus mengirim sinyal untuk meningkatkan suhu tubuh. Tubuh berespon dengan mengigil dan meningkatkan metabolisme basal.
Ø  Karakteristik demam
·         Menggigil atau kedinginan
·         Krisis atau kematian
Ø  Mekanisme demam
·         Demam timbul sebagai respon terhadap pembentukan interleukin-I yang disebut pirogen endogen
·         Interleukin-I dibebaskan oleh neutrofil aktif, makrofag dan sel-sel yang mengalami cidera.
·         Interleukin, tampaknya menyebabkan panas dengan menghasilkan prostaglandin yang merangsang hipotalamus.

    II.            Rencana asuhan klien dengan gangguan kebutuhan suhu tubuh
2.1    Pengkajian
         2.1.1    Riwayat keperawatan
-        Mengidentifikasi klien yang memiliki peningkatan suhu diatas batas normal.
-        Mengkaji tanda dan gejala perubahan suhu dan faktor yang secara normal mempengaruhi suhu tubuh.
                     2.1.2    Pemeriksaan fisik
-        Hitung tanda-tanda vital ketika panas terus-menerus dan sesuai perintah (2/4 jam).
-        Inspeksi dan palpasi kulit, cek turgor kulit (dingin, kering, kemerahan, hangat, turgor menurun).
-        Tanda-tanda dehidrasi
-        Perubahan tingkah laku: bingung disorientasi, gelisah disertai dengan sakit kepala, nyeri otot, nousea, photopobia, lemah, letih, dll.
                     2.1.3    Pemeriksaan Penunjang
1.      Kultur (luka, sputum, urine, darah)
-        Mengidentifikasi organisme penyebab demam/radang
-        Untuk menentukan obat yang efektif
2.      Sel darah putih:
-        Leucopenia (penurunan SDP) sebelumnya
-        Leucositosis (15.000-30.000)
3.      Elektrolit serum:
-        Ketidakseimbangan elektrolit, asidosis, perpindahan cairan, perubahan fungsi ginjal.
4.      Glukosa serum:
-        Sebagai respon dari puasa dan perubahan seluler dalam metabolisme.
5.      Urinalisis: bakteri penyebab infeksi
                                
2.2    Diagnosa Keperawatan yang mungkin muncul
1.      Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk berkeringat.
2.2.1    Definisi: peningkatan suhu tubuh diatas rentang normal
2.2.1    Batasan karakteristik
a.       Objektif
-        Kulit merah
-        Suhu tubuh di atas rentang normal
-        Frekuensi nafas meningkat
-        Kejang tau konvulsi
-        Kulit teraba hangat
-        Takikardia
-        Takipnea
                           2.2.3    Faktor yang berhubungan
-        Dehidrasi
-        Penyakit atau trauma
-        Ketidakmampuan atau penurunan untuk berkeringat
-        Pakaian yang tidak tepat
-        Peningkatan laju metabolisme
-        Obat atau anestesia
-        Terpajan pada lingkungan yang panas (jangka panjang)
-        Aktivitas yang berlebihan

2.      Penurunan suhu tubuh berhubungan dengan penurunan laju metabolik
2.2.4    Definisi: suhu tubuh di bawah rentang normal
2.2.5    Batasan Karakteristik
a.       Objektif
-        Kulit dingin
-        Bantalan kuku sianosis hipertensi
-        Pucat
-        Merinding
-        Penurunan suhu tubuh di bawah rentang normal
-        Menggigil
-        Pengisisan ulang kapiler lambat
-        Takikardia
                           2.2.6    Faktor yang berhubungan
-        Penuaan
-        Konsumsi alkohol
-        Kerusakan hipotalamus
-        Penurunan laju hmetabolik
-        Kulit berkeringat pada lingkungan yang dingin
-        Penyakit atau trauma
-        Ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk menggigil
-        Ketidakaktifan
-        Penggunaan pakaian yang tidak mencukupi
-        Malnutrisi
-        Obat-obatan (menyebabkan vasodilatasi)
-        Terpajan lingkungan yang dingin atau kedinginan (dalam waktu lama).
2.3    Perencanaan
Diagnosa 1: peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan atau penurunan kemampuan untuk berkeringat
         2.3.1    Tujuan dan kriteria hasil
a.       Pasien akan menunjukkan suhu tubuh yang dibuktikan oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5:gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan):
-        Peningkatan suhu kulit
-        Hipertermia
-        Dehidrasi
-        Mengantuk
b.      Pasien akan menunjukkan suhu tubuh yang dibuktikan oleh indikator gangguan sebagai berikut (sebutkan 1-5:gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan, atau tidak ada gangguan):
-        Berkeringat saat panas
-        Denyut nadi radialis
-        Frekuensi pernafasan
                     2.3.2    Intervensi keperawatan dan rasional
a.       Intervensi
-        Terapi demam
-        Kewaspadaan hipertermia maligna
-        Perawatan bayi baru lahir
-        Regulasi suhu
-        Pemantauan tanda vital
b.      Rasional
-        Penatalaksanaan pasien yang mengalami hiperpireksia akibat faktor selain lingkungan
-        Pencegahan atau penurunan respons hipermetabolik terhadap obat-obat farmakologis yang digunakan selama pembedahan
-        Penatalaksanaan neonatus selama transisi dari ke kehidupan di luar rahim dan periode stabilisasi selanjutnya
-        Mencapai atau mempertahankan suhu tubuh dalam rentang normal
-        Mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menetukan serta mencegah komplikasi.
                    
                     Diagnosa 2: penurunan suhu tubuh berhubungan dengan penurunan laju metabolik
                     2.3.3    Tujuan dan kriteria hasil
a.       Pasien akan menunjukkan suhu tubuh yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5): gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada gangguan):
-        Penuruanan suhu tubuh
-        Perubahan warna kulit
b.      Pasien akan menunjukkan suhu tubuh yang dibuktikan oleh indikator sebagai berikut (sebutkan 1-5): gangguan ekstrem, berat, sedang, ringan atau tidak ada gangguan):
-        Merinding atau kedinginan
-        Menggigil saat kedinginan
-        Laporan suhu yang nyaman
                     2.3.4    Intervensi keperawatan dan rasional
a.       Intervensi
-        Terapi hipotermia
-        Perawatan bayi baru lahir
-        Regulasi suhu
-        Pemantauan tanda vital


b.      Rasional
-        Menghangatkan kembali dan melakukan surveilans pasien yang memiliki suhu tubuh kurang dari 35ºC
-        Penatalksanaan neonatus selama transisi ke kehidupan di luar rahim periode stabilisasi selanjutnya
-        Mempertahankan atau mencapai suhu tubuh intra bedah yang diharapkan
-        Mengumpulkan dan menganalisis data kardiovaskular, pernapasan, dan suhu tubuh untuk menentukan serta mencegah komplikasi.

 III.      Daftar Pustaka
-        Walkinson, Judith M. (2012). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: diagnosis NANDA, intervensi NIC, kriteria hasil NOC. Ed.9. Jakarta:EGC
-        Wikipedia.org/wiki/barel. Body. Temperature.com. Diakses pada tanggal 04 April 2018. Jam 20.24 WITA.

No comments:

Post a Comment