LAPORAN
PENDAHULUAN
KONSEP
USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)
A.
Pengertian
Menurut Notoatmojo (2007), pendidikan kesehatan dapat
menghasilkan perubahan atau peningkatan dan akan berpengaruh pada sikap dan
perilaku. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan dapat
meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan hidup sehat. Sementara menurut Depkes RI (2006), Usaha
Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan
hidup sehat, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
yang harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas. Pendidikan kesehatan juga
diarahkan untuk membiasakan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap,
ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta aktif berpartisipasi
dalam usaha kesehatan baik lingkungan sekolah, di lingkungan rumah tangga
maupun lingkungan masyarakat.
Pendidikan kesehatan
melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif diantara usaha-usaha yang
ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya, karena
masyarakat sekolah :
1. Presentasinya
tinggi
2. Terorganisir
sehingga lebih mudah dicapai
3. Peka
terhadap pendidikan dan pembaharuan
4. Dapat
menyebabkan modernisasi
B.
Tujuan UKS
1. Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan
hidup bersih dan sehat, serta derajat kesehatan siswa dan menciptakan
lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang
harmonis dan optimal.
2. Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan
meningkatkan derajat kesehatan siswa yang mencakup :
a. Memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta
berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, di rumah
tangga maupun di lingkungan masyarakat.
b. Sehat baik dalam arti fisik, mental
maupun social
c. Memiliki daya hayat dan daya tangkal
terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya,
alkohol, rokok dan sebagainya.
C.
Prinsip Pengelolaan UKS
Berikut
prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan dalam mengelola UKS :
1.
Mengikutsertakan peran serta
masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi
guru, peserta didik, karyawan sekolah, komite sekolah (orang tua murid).
2. Kegiatan
yang terintegrasi, dengan pelayanan kesehatan menyeluruh yang menyangkut segala
upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
3. Melaksanakan
rujukan, dengan mengatasi masalah kesehatan yang tak dapat diatasi di sekolah
ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit.
4.
Kolaborasi tim, dengan
melibatkan kerja sama lintas sektoral dengan pembagian tugas pokok dan fungsi
yang jelas.
D.
Landasan Hukum UKS
Landasan
hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai berikut:
1.
UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2.
UU NO. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah
3.
UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4.
SKB 4 Menteri NO1/U/SKB/2003,
NO.1067/MENKES/SKB/VII/2003, NO MA/230 A/2003, NO.26 tahun 2003 tentang
Pembinaan dan Pengembangan UKS
5.
SKB 4 Menteri NO.2/P/SKB/2003, NO
1068/MENKES/SKB/VII/2003, NO 4415-404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat
E.
Struktur Organisasi UKS di
Sekolah Dasar
Bagan struktur
organisasi UKS di Sekolah Dasar dapat diketahui tugas dan kewajibannya
masing-masing. Antara lain:
1. Pembina
Pembina dalam struktur
organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh kepala sekolah.
2. Ketua
Ketua dalam struktur
organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
3. Sekretaris
Sekretaris dalam
struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
4. Bendahara
Bendahara dalam
struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
5.
Anggota
Anggota dalam struktur
organisasi UKS Sekolah Dasar diatas terdiri dari siswa yang terpilih sebagai
anggota UKS.
F.
Pembinaan
UKS
Pembinaan program UKS, pada tingkat Kabupaten dan
Kecamatan dibentuk dengan membentuk tim pembina usaha kesehatan sekolah
(TPUKS).Pelaksana program UKS antara lain meliputi guru UKS, peserta didik, Tim
UKS Puskesmas, serta masyarakat sekolah (komite sekolah). Pada tingkat
Puskesmas, dengan seorang koordinator pelaksana terdiri dari dokter, perawat,
petugas imunisasi, pelaksana gizi, serta sanitarian. Beberapa kegiatan TPUKS
tersebut antara lain meliputi:
1.
Pembinaan sarana keteladanan gizi, seperti kantin
sekolah.
2.
Pembinaan sarana keteladanan lingkungan, seperti
pemeliharaan dan pengawasan pengelolaan sampah, SPAL, WC dan kamar mandi,
kebersihan kantin sekolah, ruang UKS dan ruang kelas, usaha mencegah pengendalian vektor penyakit.
3.
Pembinaan personal higiene peserta didik dengan
pemeriksaan rutin kebersihan kuku, telinga, rambut, gigi, serta dengan
mengajarkan cara gosok gigi yang benar.
4.
Pengembangan kemampuan peserta didik untuk berperan
aktif dalam pelayanan kesehatan antara lain dalam bentuk kader kesehatan sekolah
dan dokter kecil
5.
Penjaringan kesehatan peserta didik baru
6.
Pemeriksaan kesehatan secara periodik
7.
Imunisasi, pengawasan sanitasi air, usaha P3K di
sekolah
8.
Rujukan medik, penanganan kasus anemia
9.
Forum komunikasi terpadu dan pencatatan dan pelaporan
G.
Sasaran UKS
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh
peserta didik dari tingkat pendidikanSekolah Taman Kanak-Kanak, Pendidikan
Dasar, Pendidikan
Menengah,
Pendidikan
Agama, Pendidikan
Kejuruan,
dan Pendidikan Khusus (SLB). Untuk
sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan
kelas VI alasannya adalah :
1.
Kelas I, merupakan fase penyesuaian
dalam lingkungan sekolah yang baru lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan
kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan
ketidakmengertian tentang kesehatan
2.
Kelas III dilaksanakan dikelas 3
untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS dikelas I dahulu dan langkah-langkah
selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS
3. Kelas VI,
dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang pendidikan
selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang
cukup.
H. Peran Perawat dalam Program
UKS
Peranan perawat
komunitas dalam upaya kesehatan sekolah adalah:
1. Sebagai pelaksana asuhan keperawatan
di sekolah
a. Mengkaji masalah kesehatan dan
keperawatan peserta didik dengan melaksanakan pengumpulan data, analisas data
dan perumusan masalah serta prioritas
masalah kesehatan anak sekolah
b. Melaksanakan kegiatan UKS sesuai
dengan rencana kegiatan yang disusun.
c. Penilaian dan pemantauan hasil
kegiatan UKS.
d. Pencatatan dan pelaporan sesuai
dengan prosedur yang diterapkan.
2. Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat
kesehatan yang bertugas
di Puskesmas dapat menjadi salah satu
anggota dalam TPUKS atau dapat
juga ditunjuk sebagai seorang koordinator, maka
pengelolaan pelaksanaan UKS
menjadi tanggung jawabnya
atau paling tidak
ikut terlibat dalam tim pengelola UKS.
3. Sebagai Penyuluh dalam Bidang
Kesehatan
Peran perawat kesehatan
dalam memberikan penyuluhan kesehatan dapat dilakukan
secara langsung melalui
penyuluhan kesehatan yang bersifat
umum dan klasikal
atau secara tidak
langsung sewakktu melakukan
pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorangan.
I.
Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan utama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disebut
dengan Trias UKS, yang terdiri dari :
1.
Pendidikan
Kesehatan
Usaha sadar untuk
menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang
dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan,
pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di
masa yang akan datang.Adapun tujuannya adalah:
a. Memiliki
pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b. Memiliki
nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c. Memiliki
keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan,
pertolongan dan perawatan kesehatan.
d. Memiliki
kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
e. Memiliki
kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
f. Memiliki
pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
g. Mengerti
dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan
kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h. Memiliki
daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i.
Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat
kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap
penyakit.
Pelaksanaannya dapat
melalui:
1) Kegiatan
Kurikuler
Pelaksanaannya
dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif
terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan
hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan.
Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi,
pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
2) Kegiatan
Ekstrakurikuler
Kegiatan
ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah,
ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah
Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan
pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti
kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain.
2.
Pelayanan
Kesehatan
Upaya peningkatan
kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan
(rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik
pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Dibawah koordinasi guru Pembina
UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.
Tujuannya secara
umum adalah meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga
masyarakat secara optimal. Sedangkan tujuan khususnya:
a. Meningkatkan
kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka
membentuk perilaku hidup sehat.
b. Meningkatkan
daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya
penyakit, kelainan, dan cacat.
c. Menghentikan
proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kelainan,
pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat
agar dapat berfungsi optimal.
d. Meningkatkan
pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan.
Pelaksanaannya dapat
melalui:
1) Kegiatan
Peningkatan Kesehatan (Promotif)
Kegiatan promotif
kesehatan tersebut berupa: latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan
kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran
kesehatan, antara lain:
a) Dokter
kecil
b) Kader
kesehatan remaja
c) PMR
(Palang Merah Remaja)
d) Pembinaan
warung sekolah sehat
e) Pembinaan
lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit
f) Pembinaan
perilaku hidup bersih dan sehat
2) Kegiatan
Pencegahan (Preventif)
Merupakan kegiatan
peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan
kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan.
Kegiatan preventif ini berupa:
a) Pemeliharaan
kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk
penyakit-penyakit tertentu.
b) Penjaringan
kesehatan anak sekolah.
c) Memonitor/memantau
pertumbuhan peserta didik.
d) Imunisasi
peserta didik.
e) Usaha
pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan
pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
f) Konseling
kesehatan di sekolah.
3) Kegiatan
Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
Berupa kegiatan
mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk
meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal. Kegiatan
kuratif dan rehabilitatif ini adalah:
a) Diagnosa
dini
b) Pengobatan
ringan
c) Pertolongan
pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit
d) Rujukan
medik
3.
Pembinaan
Lingkungan Sekolah
Pembinaan mencakup
lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar. Dilaksanakan dalam rangka
menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin
berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran,
kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup
sehat, kegiatan ini meliputi:
1) Program
Pembinaan Lingkungan Sekolah
a) Lingkungan
fisik sekolah meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan penampungan air
bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah, pengadaan dan
pemeliharaan air limbah, pemeliharaan wc/kakus, pemeliharaan kamar mandi,
pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium
dan tempat ibadah, pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun
sekolah, pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah.
b) Lingkungan
mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan
dalam bentuk kegiatan konseling kesehatan, bakti sosial masyarakat sekolah
terhadap lingkungan, PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja.
2) Pembinaan
Lingkungan Keluarga
Tujuannya adalah
meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal – hal yang berhubungan
dengan kesehatan dan meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta
didik dalam pelaksanaan hidup sehat.
Pembinaan ini dapat
dilakukan dengan:
a) Kunjungan
rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.
b) Ceramah
kesehatan yang dilakukan di sekolah.
3) Pembinaan
Masyarakat Sekitar
Pembinaan masyarakat
sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara:
a) Penyelenggaraan
ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai
lingkungan sekolah yang sehat.
b) Penyuluhan
baik melalui media cetak dan audio visual.
J.
Lingkungan Sekolah Sehat
Lingkungan kehidupan sekolah yang
sehat mencakup
1.
Lingkungan Fisik
Lingkungan sekolah yang
dimaksud dalam program usaha kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar
meliputi lingkungan fisik, psikis dan sosial. Kegiatan yang termasuk dalam
lingkungan fisik berupa pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air
limbah, tempat pembuangan tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah. Kantin
sekolah, bangunan yang sehat, binatang serangga dan pengerat yang ada
dilingkungan sekolah, pencemaran lingkungan tanah, air dan udara di sekitar
sekolah juga merupakan bagian dari lingkungan fisik sekolah.
2.
Lingkungan Psikis
Kegiatan yang dilakukan berhubungan
dengan lingkungan psikis sekolah antara lain memberikan perhatian terhadap
perkembangan peserta didik, memberikan perhatian khusus terhadap anak didik
yang bermasalah, serta membina hubungan kejiwaan antara guru dengan peserta
didik.
3.
Lingkungan Sosial
Kegiatanyang
berhubungan dengan lingkungan sosial meliputi membina hubungan yang harmonis
antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan
peserta didik, serta membina hubungan yang harmonis antara guru, murid,
karyawan sekolah serta masyarakat sekolah.
K. Strata UKS
Keberhasilan 3
program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan
pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata UKS. Strata
pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata
standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga
variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan
Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
1. Pendidikan
Kesehatan
a. Strata
Minimal
Pendidikan jasmani
dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler,
guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan
guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan.
b. Strata
Standar
Dipenuhinya strata
minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.
c. Strata
Optimal
Dipenuhinya strata
standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan
kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler, memiliki alat peraga pendidikan
kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain).
d. Strata
Paripurna
Meliputi
dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS, adanya program
kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas,
Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL)
pertanian dan lain-lain.
2. Pelayanan
Kesehatan
a. Strata
Minimal
Meliputi
dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan
kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD.
b. Strata
Standar
Meliputi
dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan, pemeriksaan
kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan,
pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat
(KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah.
c. Strata
Optimal
Meliputi memenuhi
strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik gigi dasar atas
permintaan siswa.
d. Strata
Paripurna
Meliputi memenuhi
strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat
kesegaran jasmani.
3. Pembinaan
Lingkungan Sekolah Sehat
a. Strata
Minimal
Meliputi ada air
bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang berfungsi, tempat sampah, saluran
pembuangan air kotor yang berfungsi, halaman/pekarangan/lapangan, memiliki
pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali
seminggu.
b. Strata
Standar
Meliputi memenuhi
strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki pagar, penghijauan/perindangan,
ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS
tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan
sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan
melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
c. Strata
Optimal
Meliputi memenuhi
strata standar, tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran,
tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, petugas kantin yang
bersih dan sehat, tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah
akhir di sekolah, jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan
kebersihan, halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga, pagar yang
aman, memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan
terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
d. Strata
Paripurna
Meliputi memenuhi
strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran
dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang
terlatih, air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut
dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC:siswa=1:20,
saluran pembuangan air tertutup, pagar yang aman dan indah, taman/kebun sekolah
yang dimanfaatkan dan diberi label dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang
kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio
kepadatan siswa 1:1,5-1,75 m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS
yang ideal.
L.
Masalah
Kesehatan yang Dapat Dikurangi Melalui UKS
Adapun masalah
kesehatan yang dapat dicegah dengan pelaksanaan UKS adalah: a) sanitasi dan air
bersih, b) kekerasan dan kecelakaan, c) masalah kesehatan reproduksi remaja, d)
kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan, e) masalah gizi dan anemia,
f) imunisasi, g) merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba, h) kesehatan
gigi, i) penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas), j) HIV/AIDS dan
IMS lainnya, k) gangguan kesehatan mental.
M.
Perilaku
Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di
Sekolah
PHBS merupakan
singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu sekumpulan perilaku yang
dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai upaya agar dirinya sehat dan aktif
membantu kesehatan masyarakat di sekitarnya. PHBS memang sepertinya mudah
dikatakan tapi penerapannya sangat sulit karena membutuhkan kesadaran dan
kesungguhan akan pentingnya menjaga kesehatan. Semua perilaku manusia
sebenarnya pasti punya pengaruh terhadap kesehatan, apapun bentuknya, mulai
dari makan, tidur, mandi, berpakaian, sampai cara belajar, hanya saja
diprioritaskan mana perilaku yang berpotensi menimbulkan penyakit.
Pada anak usia 6-12
tahun PHBS dilakukan tidak hanya di lingkungan rumah tapi juga di lingkungan
sekolah. PHBS pada usia dini baik untuk mendidik dan menanamkan kesadaran akan
pentingnya kebersihan sebagai upaya menjaga kesehatan diri dan lingkungan.
Upaya PHBS yang dapat dilakukan pada usia anak-anak diantaranya:
1.
Mencuci tangan dengan air
bersih yang mengalir dan sabun
2.
Makan sayur buah dan daging
3.
Jajan di kantin sekolah yang
sehat
4.
Menggosok gigi secara teratur
5.
Mandi dan keramas teratur
6.
Membuang sampah pada tempatnya
7.
Tidak merokok
8. Menimbang
berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
9.
Mengikuti kegiatan olah raga di
sekolah
10.
Memberantas jentik nyamuk
secara rutin
11.
Buang air besar dan buang air
kecil di jamban sekolah
12.
Tidur yang cukup
N.
Makna Logo
UKS
Segitiga
: melambangkan tiga program pokok UKS, yaitu:
1) Pendidikan kesehatan, 2) Pelayanan kesehatan, 3) Pembinaan lingkungan
sekolah sehat
Warna
hijau : melambangkan peserta didik
sebagai generasi muda yang masih akan tumbuh dan berkembang
Lingkaran
: melambangkan bahwa
program-program UKS dilaksanakan secara terpadu antara berbagai pihak terkait.
Tulisan
UKS : tulisan UKS vertikal melambangkan
bahwa program UKS dilaksanakan mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, sampai
SMA/SMK/MA
Warna
putih pada tulisan UKS : melambangkan bahwa melalui program pokok UKS
diharapkan peserta didik dapat berprilaku hidup bersih dan sehat
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA KELOMPOK ANAK SEKOLAH
A. Pengkajian
Pengumpulan Data
Pengkajian pada kelompok khusus anak sekolah dapat menggunakan model Betty
Neuman yang terdiri atas data inti komunitas dan data subsistem komunitas
meliputi:
1. Data inti
a.
Sejarah berdirinya sekolah
ü
Tanyakan kepada kepala sekolah atau guru yang mengetahui sejarah berdirinya
sekolah tersebut.
ü
Tanyakan tentang perkembangan sekolah dari awal berdiri sampai sekarang
meliputi nama, tempat, dan bangunan sekolah dan kepala sekolah yang menjabat
serta siswa yang bersekolah.
b.
Values (nilai-nilai yang
dianut siswa), beliefs (keyakinan), dan agama
ü Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg dianut
oleh siswa dan guru terkait pola kebiasaan.
ü Tanyakan tentang tata tertib yg berlaku di sekolah.
ü Identifikasi tentang pola budaya yg banyak diyakini
siswa dan guru terkait dengan kesehatan.
ü Apakah terdapat masjid atau musholla (sarana ibadah)
di sekolah?
ü Apakah keyakinan agamanya homogen?
c.
Data siswa
ü
Jumlah siswa, umur, dan jenis kelamin
ü
Suku siswa dan guru di sekolah
ü
Bahasa yang digunakan saat proses belajar mengajar serta saat siswa
berkomunikasi ketika jam istirahat
d.
Vital statistik
ü Hasil pemeriksaan fisik
ü Kejadian siswa sakit saat di sekolah
ü Kejadian siswa sakit sehingga tidak dapat hadir di
sekolah
ü Kejadian kecelakaan di sekolah
2. Data subsistem
a.
Lingkungan fisik
ü Kondisi fisik bangunan sekolah: denah sekolah, jumlah kelas,
jenis lantai, dinding, dan atap sekolah
ü Sumber air bersih yang ada di sekolah
ü Jumlah dan kondisi WC sekolah
ü Kondisi bangku dan meja dalam kelas
ü Papan tulis yang digunakan
ü Alat-alat kebersihan kelas
ü Tempat sampah di kelas
ü Kebersihan kelas, UKS, dan lingkungan sekolah
ü Kebersihan kantin sekolah
b.
Pelayanan kesehatan
ü
Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan siswa dan guru ketika sakit
ü
Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan oleh tenaga kesehatan pada
siswa sekolah
c. Ekonomi
ü
Uang saku siswa per hari
ü
Tabungan yang dimiliki siswa
ü
Iuran kelas dan sekolah
ü
SPP yang dibayarkan siswa
d. Keamanan dan transportasi
ü Keamanan sekolah dan kelas
ü Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke
sekolah
ü Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke
fasilitas pelayanan kesehatan
e.
Politik dan pemerintahan
Jenis santunan yang diberikan pada siswa jika siswa sakit, kecelakaan, atau
meninggal dunia
f.
Sistem komunikasi
ü Alat komunikasi yang dibawa siswa ke sekolah
ü Sumber informasi yang digunakan siswa untuk mendapatkan
informasi kesehatan
g.
Pendidikan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang pernah didapatkan siswa
h.
Rekreasi
ü Tempat siswa bermain saat jam istirahat
ü Jenis permainan yang dilakukan saat jam istirahat
ü Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan
diikuti siswa
ü Kegiatan organisasi yang ada di sekolah dan diikuti
siswa
ü Fasilitas bermain dan olahraga yang ada di sekolah
B.
Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah
pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
1.
Klasifikasi data atau kategori data
2.
Penghitungan prosentase data
3.
Tabulasi data
4.
Interpretasi data
C.
Analisis Data
Berdasarkan data yang telah diolah, dapat ditentukan
masalah kesehatan atau masalah keperawatan di sekolah. Jenis masalah yang
sering terjadi, antara lain:
1.
6-12 tahun, : ISPA, Gangguan pada gigi, Malnutrisi, Kecacingan, Pneumonia,
Kecelakaan
2.
13-18 tahun : Merokok, Minuman keras, Penyalahgunaan obat, Pornografi dan
pergaulan bebas, Kehamilan, Bunuh diri dan Kecelakaan
D.
Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah
yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran masalah dan
status kesehatan siswa sekolah baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin
terjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh
pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin
timbul kemudian (American Nurses of Association (ANA). Dengan demikian
diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti
tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan
keperawatan.
Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah) yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan
dari kondisi normal, etiologi
(penyebab dari masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat memberi arah intervensi keperawatan), serta sign
& symptom (tanda dan gejala) (Mubarak, 2005).
Berikut Contoh Diagnosis Keperawatan:
1)
Kerusakan gigi berhubungan dengan kurang hygiene oral
2)
Risiko
perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dengan faktor risiko usia 15-19 tahun
3)
Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan
dengan kurang pemahaman
E. Perencanaan
Perencanaan keperawatan terdiri dari penentuan
prioritas masalah dan penentuan intervensi yang akan dilakukan. Dalam menentukan
prioritas masalah keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai
kriteria diantaranya yaitu (Mubarak, 2005):
1.
Perhatian siswa dan guru
2.
Prevalensi kejadian
3.
Berat ringannya masalah
4.
Kemungkinan masalah untuk diatasi
5.
Tersedianya sumber daya di sekolah
6.
Aspek politis
Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan
hirarki kebutuhan menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1.
Keadaan yang mengancam kehidupan
2.
Keadaan yang mengancam kesehatan
3.
Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan
Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan
komunitas mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan
dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
1.
Kriteria perumusan tujuan:
a.
Fokus pada
siswa
b.
Jelas dan singkat
c.
Dapat diukur dan diobservasi
d.
Realistik
e.
Ada target waktu
f.
Melibatkan peran serta siswa dan guru
2. Langkah rencana tindakan keperawatan:
a.
Identifikasi alternatif tindakan keperawatan:
penyuluhan atau pelatihan
b.
Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c.
Melibatkan peran serta siswa dan guru dalam penyusunan
perencanaan kegiatan
d. Pertimbangkan fasilitas dan
sumber daya sekolah yang tersedia
e. Tindakan sesuai dengan kebutuhan
siswa
f. Mengarah pada tujuan
g. Tindakan yang realistik
h.
Disusun berurutan
3.
Kriteria hasil digunakan untuk menilai pencapaian
tujuan dan bersifat spesifik. Kriteria evaluasi yang dapat ditentukan yaitu
kriteria verbal dan kriteria psikomotor.
NO
|
Diagnosa
|
NOC
|
NIC
|
1
|
Kerusakan
Gigi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kesehatan gigi
BK: gigi
karies, sakit gigi, plak yang berlebih, halitosis (mulut bau), gigi goyang,
gigi ompong.
|
Oral
Hygiene
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Kebersihan
mulut (4)
2. Kebersihan
gigi (4)
3. Kebersihan
gusi (4)
4. Kebersihan
lidah (4)
5. Kebersihan
peralatan gigi (4)
Ket:
1.
Severely
compromised
2.
Substatially
compromised
3.
Moderately
compromised
4.
Mildly
compromised
5.
Not
compromised
|
Oral
Health Promotion
1. Instruksikan
perlunya perawatan gigi sehari-hari
2. Monitor
mukosa mulut secara teratur
3. Mompromosikan
pemeriksaan gigi secara teratur
4. Mengajarkan
cara menyikat gigi yang benar
|
2
|
Risiko
perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dengan faktor risiko usia 15-19
tahun
|
Student
Health Status
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Kesehatan
fisik (2)
2. Kesehatan
mental (2)
3. Penggunaan
alkohol (5)
4. Merokok
(5)
Ket 1-2:
1.
Severely
compromised
2.
Substatially
compromised
3.
Moderately
compromised
4.
Mildly
compromised
5.
Not
compromised
Ket 3-4:
1.
Sever
2.
Substantial
3.
Moderate
4.
Mild
5. None
|
Counseling
1. Membangun
hubungan terapeutik
2. Menunjukkan
empati dan kehangatan
3. Memberikan
informasi faktual yang diperlukan
4. Membantu
siswa mengidentifikasi kekuatan
5. Mendorong
pengembangan keterampilan yang baru
|
3
|
Perilaku
kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kurang pemahaman
|
Knowledge:
Health Promotion
Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan
kriteria hasil:
1. Perilaku
yang meningkatkan kesehatan (4)
2. Sumber
terkemuka perawatan kesehtan (4)
Ket:
1.
No
knowledge
2.
Limited
knowledge
3.
Moderate
knowledge
4.
Substantial
knowledge
5. Extensive knowledge
|
Health
Education
1.
Identifikasi
kebutuhan pendidikan kesehatan pada siswa
2.
Tentukan
pengetahuan siswa tentang kesehatan
3.
Rumuskan
tujuan untuk program pendidikan kesehatan
4. Gunakan presentasi grup untuk memberi dukungan
|
DAFTAR
PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). 2008. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Jakarta
: Depkes RI.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan
Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Mubarak,
WI. 2005.
Pengantar keperawatan
komunitas. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Notoatmodjo
S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta
Notoatmojo, Soekijo, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta: Rineka
Cipta.
Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. PT. Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
No comments:
Post a Comment