Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan UKS


LAPORAN PENDAHULUAN
KONSEP USAHA KESEHATAN SEKOLAH (UKS)

A.    Pengertian
Menurut Notoatmojo (2007), pendidikan kesehatan dapat menghasilkan perubahan atau peningkatan dan akan berpengaruh pada sikap dan perilaku. Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan dapat meningkatkan ketrampilan dalam melaksanakan hidup sehat.  Sementara menurut Depkes RI (2006), Usaha Kesehatan Sekolah adalah wahana belajar mengajar untuk meningkatkan kemampuan hidup sehat, sehingga meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan peserta didik yang harmonis dan optimal, agar menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.  Pendidikan kesehatan juga diarahkan untuk membiasakan hidup sehat agar memiliki pengetahuan, sikap, ketrampilan untuk melaksanakan prinsip hidup sehat, serta aktif berpartisipasi dalam usaha kesehatan baik lingkungan sekolah, di lingkungan rumah tangga maupun lingkungan masyarakat.

Pendidikan kesehatan melalui masyarakat sekolah ternyata paling efektif diantara usaha-usaha yang ada untuk mencapai kebiasaan hidup sehat dari masyarakat pada umumnya, karena masyarakat sekolah :
1.      Presentasinya tinggi
2.      Terorganisir sehingga lebih mudah dicapai
3.      Peka terhadap pendidikan dan pembaharuan
4.      Dapat menyebabkan modernisasi
              
B.       Tujuan UKS
1.      Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan hidup bersih dan sehat, serta derajat kesehatan siswa dan menciptakan lingkungan yang sehat, sehingga memungkinkan pertumbuhan dan perkembangan yang harmonis dan optimal.
2.      Tujuan Khusus
Memupuk kebiasaan perilaku hidup bersih dan sehat dan meningkatkan derajat kesehatan siswa yang mencakup :
a.       Memiliki pengetahuan, sikap dan keterampilan untuk melaksanakan prinsip hidup bersih dan sehat serta berpartisipasi aktif di dalam usaha peningkatan kesehatan di sekolah, di rumah tangga maupun di lingkungan masyarakat.
b.      Sehat baik dalam arti fisik, mental maupun social
c.       Memiliki daya hayat dan daya tangkal terhadap pengaruh buruk, penyalahgunaan narkotika, obat dan bahan berbahaya, alkohol, rokok dan sebagainya.

C.    Prinsip Pengelolaan UKS
Berikut prinsip-prinsip yang harus dilaksanakan dalam mengelola UKS :
1.      Mengikutsertakan peran serta masyarakat sekolah, yang antara lain meliputi  guru, peserta didik, karyawan sekolah, komite sekolah (orang tua murid).
2.      Kegiatan yang terintegrasi, dengan pelayanan kesehatan menyeluruh yang menyangkut segala upaya kesehatan pokok puskesmas sebagai satu kesatuan yang utuh dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan peserta didik.
3.      Melaksanakan rujukan, dengan mengatasi masalah kesehatan yang tak dapat diatasi di sekolah ke fasilitas kesehatan seperti puskesmas atau rumah sakit.
4.      Kolaborasi tim, dengan melibatkan kerja sama lintas sektoral dengan pembagian tugas pokok dan fungsi yang jelas.

D.    Landasan Hukum UKS
Landasan hukum Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) sebagai berikut:
1.      UU NO. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
2.      UU NO. 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Daerah
3.      UU NO. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
4.      SKB 4 Menteri NO1/U/SKB/2003, NO.1067/MENKES/SKB/VII/2003, NO MA/230 A/2003, NO.26 tahun 2003 tentang Pembinaan dan Pengembangan UKS
5.      SKB 4 Menteri NO.2/P/SKB/2003, NO 1068/MENKES/SKB/VII/2003, NO 4415-404 Tahun 2003 tentang Tim Pembina UKS Pusat

E.     Struktur Organisasi UKS di Sekolah Dasar
Bagan struktur organisasi UKS di Sekolah Dasar dapat diketahui tugas dan kewajibannya masing-masing. Antara lain:
1.      Pembina
Pembina dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh kepala sekolah.
2.      Ketua
Ketua dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
3.      Sekretaris
Sekretaris dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
4.      Bendahara
Bendahara dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas dijabat oleh dewan guru.
5.      Anggota
Anggota dalam struktur organisasi UKS Sekolah Dasar diatas terdiri dari siswa yang terpilih sebagai anggota UKS.

F.     Pembinaan UKS
Pembinaan program UKS, pada tingkat Kabupaten dan Kecamatan dibentuk dengan membentuk tim pembina usaha kesehatan sekolah (TPUKS).Pelaksana program UKS antara lain meliputi guru UKS, peserta didik, Tim UKS Puskesmas, serta masyarakat sekolah (komite sekolah). Pada tingkat Puskesmas, dengan seorang koordinator pelaksana terdiri dari dokter, perawat, petugas imunisasi, pelaksana gizi, serta sanitarian. Beberapa kegiatan TPUKS tersebut antara lain meliputi:
1.      Pembinaan sarana keteladanan gizi, seperti kantin sekolah.
2.      Pembinaan sarana keteladanan lingkungan, seperti pemeliharaan dan pengawasan pengelolaan sampah, SPAL, WC dan kamar mandi, kebersihan kantin sekolah, ruang UKS dan ruang kelas,  usaha mencegah pengendalian vektor penyakit.
3.      Pembinaan personal higiene peserta didik dengan pemeriksaan rutin kebersihan kuku, telinga, rambut, gigi, serta dengan mengajarkan cara gosok gigi yang benar.
4.      Pengembangan kemampuan peserta didik untuk berperan aktif dalam pelayanan kesehatan antara lain dalam bentuk kader kesehatan sekolah dan dokter kecil
5.      Penjaringan kesehatan peserta didik baru
6.      Pemeriksaan kesehatan secara periodik
7.      Imunisasi, pengawasan sanitasi air, usaha P3K di sekolah
8.      Rujukan medik, penanganan kasus anemia
9.      Forum komunikasi terpadu dan pencatatan dan pelaporan

G.    Sasaran UKS
Sasaran pelayanan UKS adalah seluruh peserta didik dari tingkat pendidikanSekolah Taman Kanak-Kanak, Pendidikan Dasar, Pendidikan Menengah, Pendidikan Agama, Pendidikan Kejuruan, dan Pendidikan Khusus (SLB). Untuk sekolah dasar usaha kesehatan sekolah diprioritaskan pada kelas I, III dan kelas VI alasannya adalah :
1.      Kelas I, merupakan fase penyesuaian dalam lingkungan sekolah yang baru lepas dari pengawasan orang tua, kemungkinan kontak dengan berbagai penyebab penyakit lebih besar karena ketidaktahuan dan ketidakmengertian tentang kesehatan
2.      Kelas III dilaksanakan dikelas 3 untuk mengevaluasi hasil pelaksanaan UKS dikelas I dahulu dan langkah-langkah selanjutnya yang akan dilakukan dalam program pembinaan UKS
3.      Kelas VI, dalam rangka mempersiapkan kesekolah peserta didik kejenjang pendidikan selanjutnya, sehingga memerlukan pemeliharaan dan pemeriksaan kesehatan yang cukup.

H.    Peran Perawat dalam Program UKS
Peranan perawat komunitas dalam upaya kesehatan sekolah adalah:
1.      Sebagai pelaksana asuhan keperawatan di sekolah
a.       Mengkaji masalah kesehatan dan keperawatan peserta didik dengan melaksanakan pengumpulan data, analisas data dan  perumusan masalah serta prioritas masalah kesehatan anak sekolah
b.      Melaksanakan kegiatan UKS sesuai dengan rencana kegiatan  yang  disusun.
c.       Penilaian dan pemantauan hasil kegiatan UKS.
d.      Pencatatan dan pelaporan sesuai dengan prosedur yang diterapkan.
2.      Sebagai Pengelola Kegiatan UKS
Perawat  kesehatan  yang  bertugas  di Puskesmas dapat menjadi salah satu  anggota  dalam TPUKS atau dapat juga ditunjuk sebagai seorang koordinator, maka  pengelolaan  pelaksanaan  UKS  menjadi tanggung jawabnya  atau  paling  tidak  ikut  terlibat  dalam tim pengelola UKS.


3.      Sebagai Penyuluh dalam Bidang Kesehatan
Peran  perawat  kesehatan  dalam  memberikan  penyuluhan kesehatan dapat  dilakukan  secara  langsung melalui penyuluhan kesehatan yang bersifat  umum   dan  klasikal  atau  secara  tidak   langsung  sewakktu melakukan pemeriksaan kesehatan peserta didik secara perorangan.

I.       Ruang Lingkup Kegiatan
Kegiatan utama Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) disebut dengan Trias UKS, yang terdiri dari :
1.      Pendidikan Kesehatan
Usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik agar dapat tumbuh kembang sesuai, selaras, seimbang dan sehat baik fisik, mental, sosial dan lingkungan melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan atau latihan yang diperlukan bagi peranannya saat ini maupun di masa yang akan datang.Adapun tujuannya adalah:
a.       Memiliki pengetahuan tentang ilmu kesehatan, termasuk cara hidup sehat dan teratur.
b.      Memiliki nilai dan sikap yang positif terhadap prinsip hidup sehat.
c.       Memiliki keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan, pertolongan dan perawatan kesehatan.
d.      Memiliki kebiasaan dalam hidup sehari-hari yang sesuai dengan syarat kesehatan.
e.       Memiliki kemampuan untuk menularkan perilaku hidup sehat dalam kehidupan sehari-hari.
f.       Memiliki pertumbuhan termasuk bertambahnya tinggi badan dan berat badan yang seimbang.
g.      Mengerti dan dapat menerapkan prinsip-prinsip pencegahan penyakit dalam kaitannya dengan kesehatan dan keselamatan dalam kehidupan sehari-hari.
h.      Memiliki daya tangkal terhadap pengaruh buruk dari luar.
i.        Memiliki tingkat kesegaran jasmani dan derajat kesehatan yang optimal serta mempunyai daya tahan tubuh yang baik terhadap penyakit.
Pelaksanaannya dapat melalui:
1)      Kegiatan Kurikuler
Pelaksanaannya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan, penanaman nilai dan sikap positif terhadap prinsip hidup sehat dan peningkatan keterampilan dalam melaksanakan hal yang berkaitan dengan pemeliharaan pertolongan dan perawatan kesehatan. Kegiatan kurikuler mencakup kebersihan dan kesehatan pribadi, makanan bergizi, pendidikan kesehatan reproduksi dan pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
2)      Kegiatan Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pendidikan kesehatan antara lain: kemah, ceramah dan diskusi, apotek hidup, dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pelayanan kesehatan antara lain; dokter kecil, Palang Merah Remaja (PMR), dan lain-lain. Kegiatan ekstrakurikuler yang berkaitan dengan pembinaan lingkungan kehidupan sekolah sehat antara lain: kerja bakti kebersihan, lomba sekolah sehat, dan lain-lain.

2.      Pelayanan Kesehatan
Upaya peningkatan kesehatan (promotif), pencegahan (preventif), pengobatan (kuratif) dan pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara serasi dan terpadu terhadap peserta didik pada khususnya dan warga sekolah pada umumnya. Dibawah koordinasi guru Pembina UKS dengan bimbingan teknis dan pengawasan puskesmas setempat.

Tujuannya secara umum adalah meningkatnya derajat kesehatan peserta didik dan seluruh warga masyarakat secara optimal. Sedangkan tujuan khususnya:
a.       Meningkatkan kemampuan dan keterampilan melakukan tindakan hidup sehat dalam rangka membentuk perilaku hidup sehat.
b.      Meningkatkan daya tahan tubuh peserta didik terhadap penyakit dan mencegah terjadinya penyakit, kelainan, dan cacat.
c.       Menghentikan proses penyakit dan pencegahan komplikasi akibat penyakit/kelainan, pengembalian fungsi dan peningkatan kemampuan peserta didik yang cedera/cacat agar dapat berfungsi optimal.
d.      Meningkatkan pembinaan kesehatan baik fisik, mental, sosial maupun lingkungan.




Pelaksanaannya dapat melalui:
1)   Kegiatan Peningkatan Kesehatan (Promotif)
Kegiatan promotif kesehatan tersebut berupa: latihan ketrampilan teknis dalam rangka pemeliharaan kesehatan, dan pembentukan peran serta aktif peserta didik dalam pelajaran kesehatan, antara lain:
a)      Dokter kecil
b)      Kader kesehatan remaja
c)      PMR (Palang Merah Remaja)
d)     Pembinaan warung sekolah sehat
e)      Pembinaan lingkungan sekolah yang terpelihara dan bebas dari vektor pembawa penyakit
f)       Pembinaan perilaku hidup bersih dan sehat
2)   Kegiatan Pencegahan (Preventif)
Merupakan kegiatan peningkatan daya tahan tubuh, kegiatan pemutusan rantai penularan penyakit dan kegiatan penghentian proses penyakit pada tahap dini sebelum timbul kelainan. Kegiatan preventif ini berupa:
a)      Pemeliharaan kesehatan yang bersifat umum maupun yang bersifat khusus untuk penyakit-penyakit tertentu.
b)      Penjaringan kesehatan anak sekolah.
c)      Memonitor/memantau pertumbuhan peserta didik.
d)     Imunisasi peserta didik.
e)      Usaha pencegahan penularan penyakitdengan jalan memberantas sumber infeksi dan pengawasan kebersihan lingkungan sekolah.
f)       Konseling kesehatan di sekolah.
3)   Kegiatan Penyembuhan dan Pemulihan (Kuratif dan Rehabilitatif)
Berupa kegiatan mencegah komplikasi dan kecacatan akibat proses penyakit atau untuk meningkatkan kemampuan peserta didik agar dapat berfungsi optimal. Kegiatan kuratif dan rehabilitatif ini adalah:
a)      Diagnosa dini
b)      Pengobatan ringan
c)      Pertolongan pertama pada kecelakaan, pertolongan pertama pada penyakit
d)     Rujukan medik



3.      Pembinaan Lingkungan Sekolah
Pembinaan mencakup lingkungan sekolah, keluarga dan mesyarakat sekitar. Dilaksanakan dalam rangka menjadikan sekolah sebagai institusi pendidikan yang dapat menjamin berlangsungnya proses belajar mengajar yang mampu menumbuhkan kesadaran, kesanggupan dan keterampilan peserta didik untuk menjalankan prinsip hidup sehat, kegiatan ini meliputi:
1)      Program Pembinaan Lingkungan Sekolah
a)      Lingkungan fisik sekolah meliputi penyediaan air bersih, pemeliharaan penampungan air bersih, pengadaan dan pemeliharaan tempat pembuangan sampah, pengadaan dan pemeliharaan air limbah, pemeliharaan wc/kakus, pemeliharaan kamar mandi, pemeliharaan kebersihan dan kerapihan ruang kelas, perpustakaan, laboratorium dan tempat ibadah, pemeliharaan kebersihan dan keindahan halaman dan kebun sekolah, pengadaan dan pemeliharaan warung/kantin sekolah.
b)      Lingkungan mental dan sosial program pembinaan lingkungan mental dan sosial ini dilakukan dalam bentuk kegiatan konseling kesehatan, bakti sosial masyarakat sekolah terhadap lingkungan, PMR, dokter kecil, kader kesehatan remaja.
2)      Pembinaan Lingkungan Keluarga
Tujuannya adalah meningkatan pengetahuan orang tua peserta didik tentang hal – hal yang berhubungan dengan kesehatan dan meningkatkan kemampuan dan partisipasi orang tua peserta didik dalam pelaksanaan hidup sehat.
Pembinaan ini dapat dilakukan dengan:
a)      Kunjungan rumah yang dilakukan oleh pelaksana UKS.
b)      Ceramah kesehatan yang dilakukan di sekolah.
3)      Pembinaan Masyarakat Sekitar
Pembinaan masyarakat sekitar Pembinaan masyarakat sekitar dengan cara:
a)      Penyelenggaraan ceramah kesehatan dan pentingnya arti pembinaan lingkungan sekolah sebagai lingkungan sekolah yang sehat.
b)      Penyuluhan baik melalui media cetak dan audio visual.





J.      Lingkungan Sekolah Sehat
Lingkungan kehidupan sekolah yang sehat mencakup
1.      Lingkungan Fisik
Lingkungan sekolah yang dimaksud dalam program usaha kesehatan sekolah untuk tingkat sekolah dasar meliputi lingkungan fisik, psikis dan sosial. Kegiatan yang termasuk dalam lingkungan fisik berupa pengawasan terhadap sumber air bersih, sampah, air limbah, tempat pembuangan tinja, dan kebersihan lingkungan sekolah. Kantin sekolah, bangunan yang sehat, binatang serangga dan pengerat yang ada dilingkungan sekolah, pencemaran lingkungan tanah, air dan udara di sekitar sekolah juga merupakan bagian dari lingkungan fisik sekolah.
2.      Lingkungan Psikis
Kegiatan yang dilakukan berhubungan dengan lingkungan psikis sekolah antara lain memberikan perhatian terhadap perkembangan peserta didik, memberikan perhatian khusus terhadap anak didik yang bermasalah, serta membina hubungan kejiwaan antara guru dengan peserta didik.
3.      Lingkungan Sosial
Kegiatanyang berhubungan dengan lingkungan sosial meliputi membina hubungan yang harmonis antara guru dengan guru, guru dengan peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, serta membina hubungan yang harmonis antara guru, murid, karyawan sekolah serta masyarakat sekolah.

K.    Strata UKS 
Keberhasilan 3 program UKS yang mencakup pendidikan kesehatan, pelayanan kesehatan dan pembinaan lingkungan sehat ditunjukkan dalam suatu strata UKS. Strata pelaksanaan UKS dibagi ke dalam 4 tingkatan yaitu strata minimal, strata standard, strata optimal dan strata paripurna. Setiap strata terdiri dari tiga variabel utama yaitu 3 program pokok UKS yang terdiri dari Pendidikan Kesehatan, Pelayanan Kesehatan dan Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat.
1.      Pendidikan Kesehatan
a.       Strata Minimal
Pendidikan jasmani dilaksanakan secara kurikuler, pendidikan kesehatan dilakukan secara kurikuler, guru membuat rencana pembelajaran pendidikan kesehatan dan adanya buku pegangan guru dan bacaan tentang pendidikan kesehatan.
b.      Strata Standar
Dipenuhinya strata minimal dan memiliki guru mata pelajaran jasmani.
c.       Strata Optimal
Dipenuhinya strata standar, pendidikan kesehatan terintegrasi pada mata pelajaran lain, pendidikan kesehatan dilaksanakan secara ekstrakulikuler, memiliki alat peraga pendidikan kesehatan, memiliki media pendidikan kesehatan (poster dan lain-lain).
d.      Strata Paripurna
Meliputi dilaksanakannya strata optimal, memiliki guru pembina UKS, adanya program kemitraan pendidikan kesehatan dengan instansi terkait seperti Puskesmas, Kepolisian, Palang Merah Indonesia (PMI), Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) pertanian dan lain-lain.
2.      Pelayanan Kesehatan
a.       Strata Minimal
Meliputi dilaksanakannya penyuluhan kesehatan, dilaksanakannya imunisasi, penyuluhan kesehatan gigi dan sikat gigi masal minimal kelas 1, 2, 3 SD.
b.      Strata Standar
Meliputi dilaksanakannya strata minimal, ada penjaringan kesehatan, pemeriksaan kesehatan berkala tiap 6 bulan, termasuk pengukuran tinggi dan berat badan, pencatatan hasil pemeriksaan kesehatan siswa pada buku Kartu Menuju Sehat (KMS), ada rujukan bila diperlukan, ada dokter kecil, melaksanakan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K), dan pengawasan warung/kantin sekolah.
c.       Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, dana sehat/dana UKS, dan pelayanan medik gigi dasar atas permintaan siswa.
d.      Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, konseling Kesehatan Remaja bagi siswa, pengukuran tingkat kesegaran jasmani.
3.      Pembinaan Lingkungan Sekolah Sehat
a.       Strata Minimal
Meliputi ada air bersih, tempat cuci tangan, WC/jamban yang berfungsi, tempat sampah, saluran pembuangan air kotor yang berfungsi, halaman/pekarangan/lapangan, memiliki pojok UKS, melakukan kegiatan mengubur, menguras dan membakar (3M) plus, sekali seminggu.
b.      Strata Standar
Meliputi memenuhi strata minimal, kantin/warung sekolah, memiliki pagar, penghijauan/perindangan, ada air bersih di sekolah dengan jumlah yang cukup, memiliki ruang UKS tersendiri, dengan peralatan sederhana, memiliki tempat ibadah, lingkungan sekolah bebas jentik, jarak papan tulis dengan bangku terdepan 2,5 m, dan melaksanakan pembinaan sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
c.       Strata Optimal
Meliputi memenuhi strata standar, tempat cuci tangan di beberapa tempat dengan air mengalir/kran, tempat cuci peralatan masal/makan di kantin/warung sekolah, petugas kantin yang bersih dan sehat, tempat sampah di tiap kelas dan tempat penampungan sampah akhir di sekolah, jamban/WC siswa dan guru yang memenuhi syarat kesehatan dan kebersihan, halaman yang cukup luas untuk upacara dan berolahraga, pagar yang aman, memilki ruang UKS tersendiri dengan peralatan yang lengkap, dan terciptanya sekolah kawasan tanpa rokok, bebas narkoba dan miras.
d.      Strata Paripurna
Meliputi memenuhi strata optimal, tempat cuci tangan di setiap kelas dengan air mengalir/kran dilengkapi sabun, kantin dengan menu gizi seimbang dengan petugas kantin yang terlatih, air bersih yang memenuhi syarat kesehatan, sampah langsung diangkut dan dibuang ke tempat pembuangan sampah di luar sekolah/umum, ratio WC:siswa=1:20, saluran pembuangan air tertutup, pagar yang aman dan indah, taman/kebun sekolah yang dimanfaatkan dan diberi label dan pengolahan hasil kebun sekolah, ruang kelas memenuhi syarat kesehatan (ventilasi dan pencahayaan cukup), ratio kepadatan siswa 1:1,5-1,75 m2, dan memiliki ruang dan peralatan UKS yang ideal.

L.     Masalah Kesehatan yang Dapat Dikurangi Melalui UKS
Adapun masalah kesehatan yang dapat dicegah dengan pelaksanaan UKS adalah: a) sanitasi dan air bersih, b) kekerasan dan kecelakaan, c) masalah kesehatan reproduksi remaja, d) kecacingan dan kebersihan diri maupun lingkungan, e) masalah gizi dan anemia, f) imunisasi, g) merokok, alkohol dan penyalahgunaan narkoba, h) kesehatan gigi, i) penyakit infeksi (malaria, gangguan saluran nafas), j) HIV/AIDS dan IMS lainnya, k) gangguan kesehatan mental.

M.   Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah
PHBS merupakan singkatan dari Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yaitu sekumpulan perilaku yang dipraktekkan atas dasar kesadaran sebagai upaya agar dirinya sehat dan aktif membantu kesehatan masyarakat di sekitarnya. PHBS memang sepertinya mudah dikatakan tapi penerapannya sangat sulit karena membutuhkan kesadaran dan kesungguhan akan pentingnya menjaga kesehatan. Semua perilaku manusia sebenarnya pasti punya pengaruh terhadap kesehatan, apapun bentuknya, mulai dari makan, tidur, mandi, berpakaian, sampai cara belajar, hanya saja diprioritaskan mana perilaku yang berpotensi menimbulkan penyakit.

Pada anak usia 6-12 tahun PHBS dilakukan tidak hanya di lingkungan rumah tapi juga di lingkungan sekolah. PHBS pada usia dini baik untuk mendidik dan menanamkan kesadaran akan pentingnya kebersihan sebagai upaya menjaga kesehatan diri dan lingkungan. Upaya PHBS yang dapat dilakukan pada usia anak-anak diantaranya:
1.      Mencuci tangan dengan air bersih yang mengalir dan sabun
2.      Makan sayur buah dan daging
3.      Jajan di kantin sekolah yang sehat
4.      Menggosok gigi secara teratur
5.      Mandi dan keramas teratur
6.      Membuang sampah pada tempatnya
7.      Tidak merokok
8.      Menimbang berat badan dan mengukur tinggi badan setiap bulan
9.      Mengikuti kegiatan olah raga di sekolah
10.  Memberantas jentik nyamuk secara rutin
11.  Buang air besar dan buang air kecil di jamban sekolah
12.  Tidur yang cukup





N.    Makna Logo UKS




Segitiga             :  melambangkan tiga program pokok UKS, yaitu: 1) Pendidikan kesehatan, 2) Pelayanan kesehatan, 3) Pembinaan lingkungan sekolah sehat
Warna hijau    : melambangkan peserta didik sebagai generasi muda yang masih akan tumbuh dan berkembang
Lingkaran        : melambangkan bahwa program-program UKS dilaksanakan secara terpadu antara berbagai pihak terkait.
Tulisan UKS    : tulisan UKS vertikal melambangkan bahwa program UKS dilaksanakan mulai dari TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, sampai SMA/SMK/MA
Warna putih pada tulisan UKS : melambangkan bahwa melalui program pokok UKS diharapkan peserta didik dapat berprilaku hidup bersih dan sehat


















ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK ANAK SEKOLAH

A.    Pengkajian
Pengumpulan Data
Pengkajian pada kelompok khusus anak sekolah dapat menggunakan model Betty Neuman yang terdiri atas data inti komunitas dan data subsistem komunitas meliputi:
1.      Data inti
a.       Sejarah berdirinya sekolah
ü  Tanyakan kepada kepala sekolah atau guru yang mengetahui sejarah berdirinya sekolah tersebut.
ü  Tanyakan tentang perkembangan sekolah dari awal berdiri sampai sekarang meliputi nama, tempat, dan bangunan sekolah dan kepala sekolah yang menjabat serta siswa yang bersekolah.
b.      Values (nilai-nilai yang dianut siswa), beliefs (keyakinan), dan agama
ü  Tanyakan tentang nilai-nilai dan keyakinan yg dianut oleh siswa dan guru terkait pola kebiasaan.
ü  Tanyakan tentang tata tertib yg berlaku di sekolah.
ü  Identifikasi tentang pola budaya yg banyak diyakini siswa dan guru terkait dengan kesehatan.
ü  Apakah terdapat masjid atau musholla (sarana ibadah) di sekolah?
ü  Apakah keyakinan agamanya homogen?
c.       Data siswa
ü  Jumlah siswa, umur, dan jenis kelamin
ü  Suku siswa dan guru di sekolah
ü  Bahasa yang digunakan saat proses belajar mengajar serta saat siswa berkomunikasi ketika jam istirahat
d.      Vital statistik
ü  Hasil pemeriksaan fisik
ü  Kejadian siswa sakit saat di sekolah
ü  Kejadian siswa sakit sehingga tidak dapat hadir di sekolah
ü  Kejadian kecelakaan di sekolah




2.      Data subsistem
a.       Lingkungan fisik
ü  Kondisi fisik bangunan sekolah: denah sekolah, jumlah kelas, jenis lantai, dinding, dan atap sekolah
ü  Sumber air bersih yang ada di sekolah
ü  Jumlah dan kondisi WC sekolah
ü  Kondisi bangku dan meja dalam kelas
ü  Papan tulis yang digunakan
ü  Alat-alat kebersihan kelas
ü  Tempat sampah di kelas
ü  Kebersihan kelas, UKS, dan lingkungan sekolah
ü  Kebersihan kantin sekolah
b.      Pelayanan kesehatan
ü  Fasilitas pelayanan kesehatan yang digunakan siswa dan guru ketika sakit
ü  Pemeriksaan kesehatan yang pernah dilakukan oleh tenaga kesehatan pada siswa sekolah
c.       Ekonomi
ü  Uang saku siswa per hari
ü  Tabungan yang dimiliki siswa
ü  Iuran kelas dan sekolah
ü  SPP yang dibayarkan siswa
d.      Keamanan dan transportasi
ü  Keamanan sekolah dan kelas
ü  Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke sekolah
ü  Alat transportasi yang digunakan siswa untuk pergi ke fasilitas pelayanan kesehatan
e.       Politik dan pemerintahan
Jenis santunan yang diberikan pada siswa jika siswa sakit, kecelakaan, atau meninggal dunia
f.       Sistem komunikasi
ü  Alat komunikasi yang dibawa siswa ke sekolah
ü  Sumber informasi yang digunakan siswa untuk mendapatkan informasi kesehatan
g.      Pendidikan
Penyuluhan atau pendidikan kesehatan yang pernah didapatkan siswa
h.      Rekreasi
ü  Tempat siswa bermain saat jam istirahat
ü  Jenis permainan yang dilakukan saat jam istirahat
ü  Kegiatan ekstrakurikuler yang ada di sekolah dan diikuti siswa
ü  Kegiatan organisasi yang ada di sekolah dan diikuti siswa
ü  Fasilitas bermain dan olahraga yang ada di sekolah

B.     Pengolahan Data
Setelah data diperoleh, kegiatan selanjutnya adalah pengolahan data dengan cara sebagai berikut:
1.      Klasifikasi data atau kategori data
2.      Penghitungan prosentase data
3.      Tabulasi data
4.      Interpretasi data

C.    Analisis Data
Berdasarkan data yang telah diolah, dapat ditentukan masalah kesehatan atau masalah keperawatan di sekolah. Jenis masalah yang sering terjadi, antara lain:
1.      6-12 tahun, : ISPA, Gangguan pada gigi, Malnutrisi, Kecacingan, Pneumonia, Kecelakaan
2.      13-18 tahun : Merokok, Minuman keras, Penyalahgunaan obat, Pornografi dan pergaulan bebas, Kehamilan, Bunuh diri dan Kecelakaan

D.    Diagnosis Keperawatan
Diagnosis keperawatan ditetapkan berdasarkan masalah yang ditemukan. Diagnosis keperawatan akan memberikan gambaran masalah dan status kesehatan siswa sekolah baik yang nyata (aktual) maupun yang mungkin terjadi (potensial) (Mubarak, 2005). Masalah aktual adalah masalah yang diperoleh pada saat pengkajian, sedangkan masalah potensial adalah masalah yang mungkin timbul kemudian (American Nurses of Association (ANA). Dengan demikian diagnosis keperawatan adalah suatu pernyataan yang jelas, padat, dan pasti tentang status dan masalah kesehatan pasien yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan.

Diagnosis keperawatan mengandung komponen utama yaitu problem (masalah) yang merupakan kesenjangan atau penyimpangan dari kondisi normal, etiologi (penyebab dari masalah kesehatan atau keperawatan yang dapat  memberi arah intervensi keperawatan), serta sign & symptom (tanda dan gejala) (Mubarak, 2005).

Berikut Contoh Diagnosis Keperawatan:
1)      Kerusakan gigi berhubungan dengan kurang hygiene oral
2)      Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dengan faktor risiko usia 15-19 tahun
3)      Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kurang pemahaman

E.       Perencanaan
Perencanaan keperawatan terdiri dari penentuan prioritas masalah dan penentuan intervensi yang akan dilakukan. Dalam menentukan prioritas masalah keperawatan perlu mempertimbangkan berbagai faktor sebagai kriteria diantaranya yaitu (Mubarak, 2005):
1.      Perhatian siswa dan guru
2.      Prevalensi kejadian
3.      Berat ringannya masalah
4.      Kemungkinan masalah untuk diatasi
5.      Tersedianya sumber daya di sekolah
6.      Aspek politis

Prioritas masalah juga dapat ditentukan berdasarkan hirarki kebutuhan menurut Abraham H. Mashlow yaitu:
1.      Keadaan yang mengancam kehidupan
2.      Keadaan yang mengancam kesehatan
3.      Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan

Langkah-langkah dalam perencanaan keperawatan komunitas mencakup perumusan tujuan, rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan dan kriteria hasil untuk menilai pencapaian tujuan (Mubarak, 2005).
1.      Kriteria perumusan tujuan:
a.       Fokus  pada siswa
b.      Jelas dan singkat
c.       Dapat diukur dan diobservasi
d.      Realistik
e.       Ada target waktu
f.       Melibatkan peran serta siswa dan guru
2.      Langkah rencana tindakan keperawatan:
a.       Identifikasi alternatif tindakan keperawatan: penyuluhan atau pelatihan
b.      Tetapkan teknik dan prosedur yang akan digunakan
c.       Melibatkan peran serta siswa dan guru dalam penyusunan perencanaan kegiatan
d.      Pertimbangkan fasilitas dan sumber daya sekolah yang tersedia
e.       Tindakan sesuai dengan kebutuhan siswa
f.       Mengarah pada tujuan
g.      Tindakan yang realistik
h.      Disusun berurutan
3.      Kriteria hasil digunakan untuk menilai pencapaian tujuan dan bersifat spesifik. Kriteria evaluasi yang dapat ditentukan yaitu kriteria verbal dan kriteria psikomotor.
NO
Diagnosa
NOC
NIC
1
Kerusakan Gigi berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang kesehatan gigi

BK: gigi karies, sakit gigi, plak yang berlebih, halitosis (mulut bau), gigi goyang, gigi ompong.
Oral Hygiene
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan kriteria hasil:
1.    Kebersihan mulut (4)
2.    Kebersihan gigi (4)
3.    Kebersihan gusi (4)
4.    Kebersihan lidah (4)
5.    Kebersihan peralatan gigi (4)
Ket:
1.    Severely compromised
2.    Substatially compromised
3.    Moderately compromised
4.    Mildly compromised
5.    Not compromised
Oral Health Promotion
1.    Instruksikan perlunya perawatan gigi sehari-hari
2.    Monitor mukosa mulut secara teratur
3.    Mompromosikan pemeriksaan gigi secara teratur
4.    Mengajarkan cara menyikat gigi yang benar
2
Risiko perilaku kekerasan terhadap diri sendiri dengan faktor risiko usia 15-19 tahun
Student Health Status
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan kriteria hasil:
1.    Kesehatan fisik (2)
2.    Kesehatan mental (2)
3.    Penggunaan alkohol (5)
4.    Merokok (5)
Ket 1-2:
1.    Severely compromised
2.    Substatially compromised
3.    Moderately compromised
4.    Mildly compromised
5.    Not compromised
Ket 3-4:
1.    Sever
2.    Substantial
3.    Moderate
4.    Mild
5.    None
Counseling
1.    Membangun hubungan terapeutik
2.    Menunjukkan empati dan kehangatan
3.    Memberikan informasi faktual yang diperlukan
4.    Membantu siswa mengidentifikasi kekuatan
5.    Mendorong pengembangan keterampilan yang baru
3
Perilaku kesehatan cenderung berisiko berhubungan dengan kurang pemahaman
Knowledge: Health Promotion
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 60 menit masalah teratasi dengan kriteria hasil:
1.    Perilaku yang meningkatkan kesehatan (4)
2.    Sumber terkemuka perawatan kesehtan (4)
Ket:
1.    No knowledge
2.    Limited knowledge
3.    Moderate knowledge
4.    Substantial knowledge
5.    Extensive knowledge
Health Education
1.    Identifikasi kebutuhan pendidikan kesehatan pada siswa
2.    Tentukan pengetahuan siswa tentang kesehatan
3.    Rumuskan tujuan untuk program pendidikan kesehatan
4.    Gunakan presentasi grup untuk memberi dukungan

DAFTAR PUSTAKA

Departemen Kesehatan Republik Indonesia (DEPKES RI). 2008. Krida Bina Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Jakarta : Depkes RI.
Efendi F. 2009. Keperawatan Kesehatan Komunitas: Teori dan Praktik dalam Keperawatan. Salemba Medika: Jakarta.
Mubarak, WI. 2005. Pengantar keperawatan komunitas. Jakarta: CV. Sagung Seto.
Notoatmodjo S. 1997. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Rineka Cipta: Jakarta
Notoatmojo, Soekijo, 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta.
Sulastomo. 2007. Manajemen Kesehatan. PT. Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.

No comments:

Post a Comment