Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Kebutuhan Seksualitas


LAPORAN PENDAHULUAN

       I.            Konsep Kebutuhan Seksualitas
1.1.   Definisi Seksualitas
Seksualitas merupakan suatu komponen integral dari kehidupan seorang wanita normal. Hubungan seksual yang nyaman dan memuaskan merupakan salah satu faktor yang berperan penting dalam hubungan perkawinan bagi banyak pasangan (Irwan, 2012).

Seksualitas adalah istilah yang lebih luas. Seksualitas diekspresikan melalui interaksi dan hubungan dengan individu dari jenis kelamin yang berbeda dan mencakup pikiran, pengalaman, pelajaran, ideal, nilai, fantasi, dan emosi. Seksualitas berhubungan dengan bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada lawan jenis melalui tindakan yang dilakukannya, seperti sentuhan, ciuman, pelukan, dan senggama seksual, dan melalui perilaku yang lebih halus, seperti isyarat gerakan tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata (Denny & Quadagno, 1992; Zawid, 1994; Perry & Potter, 2005).

Kesehatan seksual didefinisikan sebagai pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dan sosial dari kehidupan seksual, dengan cara yang positif yang memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi dan cinta

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seksualitas adalah bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunikasikan perasaan tersebut kepada orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti sentuhan, pelukan, ataupun perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, cara berpakaian, dan perbendaharaan kata, termasuk pikiran, pengalaman, nilai, fantasi, emosi.

1.2.   Fisiologisistem/ Fungsi normal sistem
1.    Seksual yang Sehat Meliputi :
·    Bebas dari gangguan fisik maupun psikologis.
·    Bersikap positif terhadap seksual.
·    Mempunyai pengetahuan yang akurat tentang seksualitas.
·    Kesesuaian antara jenis kelamin, identitas, dan peran.
2.    Karakteristik Kesehatan Seks :
·   Kemampuan mengekspresikan potensi seksual, dengan meniadakan kekerasan, eksploitasi dan penyalahgunaan seksual.
·      Gambaran tubuh positif, ditunjukkan dengan kepuasan diri terhadap penampilan pribadi
·      Merupakan hubungan biologis yang paling intim antara dua individu yang mempunyai tujuan
·      Mendapatkan keturunan (reproduksi)
·      Memenuhi kebutuhan biologis (rekreasi)
·      Mampu membina hubungan efektif dengan orang lain
·   Kemampuan mengekspresikan seksualitas melalui komunikasi, sentuhan, emosional dan cinta.
3.    Komponen kesehatan seksual :
·   Konsep seksual diri yaitu nilai tentang kapan, dimana, dengan siapa dan bagaimana seseorang mengekspresikan seksualitasnya. Konsep seksual diri yang negatif  menghalangi terbentuknya suatu hubungan dengan orang lain.
·    Body image yaitu pusat kesadaran terhadap diri sendiri, secara konstan dapat berubahBagaimana seseorang memandang (merasakan) penampilan tubuhnya berhubungan dengan seksualitasnyaKehamilan, proses penuaan, trauma, penyakit, dan terapi tertentu. Contoh : wanita ---bentuk tubuh dan ukuran payudara,  Pria --- ukuran penis.
·   Identitas jender yaitu suatu pandangan mengenai jenis kelamin seseorang, sebagai laki-laki atau perempuanmencakup komponen biologi, juga norma sosial dan budaya.
·   Orientasi seksual (identitas seksual) adalah bagaimana seseorang mempunyai kesukaan berhubungan intim dengan orang lain, dengan lawan jenis atau sejenis.
4.    Tubuh Manusia Memiliki Zona Erotik : Alat genital, kulit , paha, bibir , telinga, buah dada , bila dirangsang menyebabkan sexual arousal & desire (keinginan).
5.  Ekspresi Seksual dipengaruhi oleh sentuhan, bau, penglihatan, suara, perasaan, pikiran, fantasy
6.   Organ Seksual Wanita
·      Organ seks internal : vagina, uterus, tubulus falopii dan ovarium.
·      Organ seks eksternal secara kolektif disebut vulva yang terdiri dari mons pubis (mons veneris), labia mayora, labia minora, klitoris dan ostium vaginalis (introitus)
7. Organ Seksual Laki-Laki
·      Organ seks eksternal pria adalah penis dan skrotum.
·       Organ seks internal pria yaitu testis, epididimis dan duktus deferen, kelenjar prostat, vesikula seminalis dan kelenjar Cowper. 

1.3.   Faktor-faktor yang mempengaruhi Seksualitas/masalah seksual.
a.       Perkembangan manusia berpengaruh terhadap psiko-sosial, emosional, dan biologis
b.      Kultur / budaya : berpakaian, tata cara pernikahan, perilaku yang diharapkan sesuai norma. Peran laki-laki dan perempuan mungkin juga akan dipengaruhi budaya
c.       Nilai-nilai Realigi :Aturan atau batasan yang boleh dan tidak boleh dilakukan terkait seksualitas. Misalnya larangan aborsi, hubungan seks tanpa nikah
d.      Status Kesehatan : Klien dapat mengalami penurunan keinginan seksual karena alasan fisik. Medikasi dapat mempengaruhi keinginan seksual. Citra tubuh yang buruk, terutama ketika diperburuk oleh perasaan penolakan atau pembedahan yang mengubah bentuk tubuh, dapat menyebabkan klien kehilangan perasaannya secara seksual.
e.       Hospitalisasi : 
1.      Kesepian, tidak lagi memiliki privasi, merasa tidak berguna.
2.      Beberapa klien di rumah sakit mungkin dapat berperilaku  secara seksual melalui pengucapan kata-kata kotor, mencubit,dll
3.      Klien yang mengalami pembedahan dapat merasa kehilangan harga diri dan perasaan kehilangan yang mencakup maskulinitas dan femininitas.

1.4.   Macam-macam gangguan yang mungkin terjadi
a.       Penganiayaan seksual :
1.      Mencakup tindak kekerasan pada wanita, pelecehan seksual, perkosaan, pedofilia, pornografi anak
2.      Efek traumatik --- masalah fisik dan psikologis --- disfungsi seksual. Contoh :Ibu yang yang mengalami penganiayaan selama masa kehamilan cenderung melahirkan anak dengan berat badan lahir rendah.
3.      Anak-anak yang mengalami penganiayaan dapat berisiko terhadap masalah kesehatan, emosional, kinerja di sekolah dan dapat terjadi peningkatan keagresifan dan menjadi orang dewasa yang suka melakukan tindak kekerasan.
4.      Dukungan perlu diberikan kepada korban dan keluarga. Pelaku penganiayaan harus dilaporkan kepada yang berwenang.
b.      Aborsi  
1.      Dilakukan oleh wanita yang telah menikah maupun oleh wanita yang berhubungan seks sebelum nikah.
2.      Kontroversi baik yang pro maupun kontra.
3.   Klien mungkin dapat mangalami rasa bersalah dan berduka
c.        Penyakit menular seksual (PMS) :
1.      Individu terlibat dalam melakukan hubungan seksual
2.      PMS ditularkan dari individu yang terinfeksi kepada pasangannya selama kontak seksual yang intim tempat penularannya biasanya genital, tetapi mungkin juga tertular melalui oral-genital atau anal-genital.
3.      Penyakit Gonorrea, Klamidia, Sífilis disebabkan oleh bakteri
4.      Penyakit Herpes genital dan HIV/AIDS oleh virus

d.      Penyakit/Stress Yang Akan Mempengaruhi Kemampuan Seksual Seseorang
1.      Nyeri kronis
2.      Diabetes melitus
3.      Penyakit kardio vaskular
4.      Penyakit-penyakit sendi
5.      Pembedahan / body image
6.      Gangguan mental
7.      Penyakit menular seksual
8.      Obat-obatan

    II.            Rencana Asuhan klien dengan Gangguan Kebutuhan Seksualitas
2.1  Pengkajian
2.1.1  Riwayat Keperawatan
a.       Keluhan utama
b.      Riwayat kesehatan sekarang
c.       Riwayat penyakit terdahulu
d.      Riwayat kesehatan keluarga
2.1.2   Riwayat seksual
a.       Klien yang menerima perawatan kehamilan, PMS, infertility, kontrasepsi.
b.      Klien yang mengalami disfungsi seksual / problem (impoten, orgasmic dysfuntion, dll)
c.       Klien yang mempunyai penyakit-penyakit yang akan mempengaruhi fungsi seksual (peny.jantung, DM, dll)
d.      Pengkajian seksual mencakup :
2.1.3   Riwayat Kesehatan seksual
a.       Pertanyaan yang berkaitan dengan seks untuk menentukan apakah klien mempunyai masalah atau kekhawatiran seksual.
b.      Merasa malu atau tidak mengetahui bagaimana cara mengajukan pertanyaan seksual secara langsung – pertanyaan isyarat
2.1.4   Pengkajian fisik
a.       Inspeksi dan palpasi
b.      Beberapa riwayat kesehatan yang memerlukan pengkajian fisik misalnya riwayat PMS, infertilitas, kehamilan, adanya sekret yang tidak normal dari genital, perubahan warna pada genital, gangguan fungsi urinaria, dll.
2.1.5  Identifikasi klien yang berisiko
a.       Klien yang berisiko mengalami gangguan seksual misalnya :
Adanya gangguan struktur/fungsi tubuh akibat trauma, kehamilan, setelah melahirkan, abnormalitas anatomi genital
2.1.6   Riwayat penganiayaan seksual, penyalahgunaan seksual
2.1.7  Kondisi yang tidak menyenangkan seperti luka bakar, tanda lahir, skar (masektomi) dan adanya ostomi pada tubuh
2.1.8  Terapi medikasi spesifik yang dapat menyebabkan masalah seksual; kurangnya pengetahuan/salah informasi tentang fungsi dan ekspresi seksual
2.1.9  Gangguan aktifitas fisik sementara maupun permanen ; kehilangan pasangan Konflik nilai-nilai antara kepercayaan pribadi dengan aturan religi

2.2  Diagnosa Keperawatan yang mungkin
Diagnosa 1: Disfungsi seksual
2.2.1        Definisi
Suatu kondisi ketika individu mengalami suatu perubahan disfungsi seksual selama fase respons seksual berupa hasrat, terangsang, atau orgasme, yang dipandang tidak memuaskan, tidak bermakna, atau tidak adekuat.


2.2.2        Batasan karakteristik
a.       Gangguan aktvitas seksual
b.      Gangguan eksitasi seksual
c.       Gangguan kepuasan seksual
d.      Mencari konfirmasi tentang kemampuan mencapai hasrat seksual
e.       Merasakan keterbatasan seksual
f.       Penurunan hasrat seksual
g.      Perubahan fungsi seksual yang tidak diinginkan
h.      Perubahan minat terhadap diri sendiri
i.        Perubahan minat terhadap orang lain
j.        Perubahan peran seksual
2.2.3        Faktor yang berhubungan
a.       Adanya penganiayaan (misal, fisik, psikologis dan seksual)
b.      Gangguan fungsi tubuh ( karena anomali, penyakit, medikasi, kehamilan, radiasi, bedah, trauma.dll)
c.       Konflik nilai
d.      Kurang pengetahuan tentang fungsi seksual
e.       Model peran tidak adekuat
f.       Penganiayaan psikososial (misal, pengawasan, manipulasi,dan penganiayaan verbal)
g.      Salah informasi tentang fungsi seksual
h.      Tidak ada orang terdekat
i.        Tidak ada privasi

Diagnosa 2: Ketidakefektifan Pola Seksual
2.2.4    Definisi: Ekspresi kekhawatiran tentang seksualitas induvidu
2.2.5    Batasan Karateristik
a.       Kesulitan dalam aktivitas seksual
b.      Kesulitan dalam perilaku seksual
c.       Konflik nilai
d.      Perubahan dalam hubungan dengan orang terdekat
e.       Perubahan pada aktivitas seksual
f.       Perubahan pada perilaku seksual
g.      Perubahan peran seksual
2.2.6    Faktor Yang Berhubungan
a.       Hambatan dalam hubungan dengan orang terdekat
b.      Konflik dengan orientasi seksual
c.       Konflik dengan perbedaan varian
d.      Kurang keterampilan tentang alternatif yang berhubungan dengan seksual
e.       kurang pengetahuan tentang alternatif yang berhubungan dengan seksual
f.       Model peran tidak cukup
g.      Takut hamil
h.      Takut infeksi menular seksual
i.        Tidak ada orang terdekat
j.        Tidak ada privasi

2.3  Perencanaan
Diagnosa 1: Disfungsi seksual
2.3.1 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama ...x 24 jam, Pasien dapat menerima perubahan struktur tubuh terutama pada fungsi seksual yang dialaminya, dengan Kriteria Hasil:
1.      Mengekspresikan kenyamanan
2.      Mengekspresikan kepercayaan diri
2.3.2  Intervensi keperawatan dan rasional
1.       Bantu pasien untuk mengekspresikan perubahan fungsi tubuh termasuk organ seksual seiring dengan bertambahnya usia.
Rasional : Hal ini menetapkan sebagai data dasar untuk bekerja dan memberikan dasar untuk tujuan
2.       Berikan pendidikan kesehatan tentang penurunan fungsi seksual.
Rasional : Menambah pengetahuan pasien dan pasangan  mengenai seksualitas
3.       Tinjau aturan pengobatan dan observasi efek samping
Rasional : banyaknya obat-obatan dapat mempengaruhi fungsi seksual.

Diagnosa 2: Ketidakefektifan Pola Seksual
2.3.3 Tujuan dan Kriteria Hasil
Setelahdilakukanasuhankeperawatanselama ...x 24 jam, Pasien dapat menerima perubahan pola seksualitas yang disebabkan masalah kesehatannya, dengan Kriteria Hasil:
1.      Mengidentifikasi keterbatasannya pada aktivitas seksual yang disebabkan masalah kesehatan
2.      Mengidentifikasi modifikasi kegiatan seksual yang pantas dalam respon terhadap keterbatasannya
2.3.4 Intervensi keperawatan dan rasional
1.      Kaji faktor-faktor penyebab dan penunjang, yang meliputi
a.       Kelelahan
b.      Nyeri
c.       Nafas pendek
d.      Keterbatasan suplai oksigen
e.       Imobilisasi
f.       Kerusakan inervasi saraf
g.      Perubahan hormone
h.      Depresi
i.        Kurangnya informasi yang tepat
Rasional :
2.      Ajarkan pentingnya mentaati aturan medis yang dibuat untuk mengontrol gejala penyakit
Rasional : mengurangi perilaku yang tidak diharapkan
3.      Berikan informasi yang tepat pada pasien dan pasangannya tentang keterbatasan fungsi seksual yang disebabkan oleh keadaan sakit
Rasional :   tindakan ini membantu mereka berfokus pada keluhan khusus, mendorong pertanyaan, dan menghindari kesalahpahaman
4.      Berikan waktu dan tempat untuk privasi
Rasional : tindakan ini memberikan kesempatan kepada pasien sebagai suami/istri untuk mendiskusikan yang berkaitan tentang seksualitas


 III.            Daftar Pustaka
Abdullah, Irwan. 2012. Seks, Gender, dan Reproduksi Kekuasaan. Yogyakarta:
Pusat Tarawang Press.
Potter & Perry. 2005. Fundamental Keperawatan. Jakarta:EGC
Wilkinson, Judith M. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan: Diagnosa NANDA, Intervensi NIC, Kriteria Hasil NOC Edisi 9. Jakarta: EGC 
http://.asuhan keperawatan pada klien dengan disfungsi seksual(diakses tanggal 22 Maret 2017)

No comments:

Post a Comment