Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Waham


LAPORAN PENDAHULUAN
WAHAM

I.               Pengertian
Waham adalah keyakinan klien yang tidak sesuai dengan kenyataan yang tetap dipertahankan dan tidak dapat dirubah secara logis oleh orang lain. Keyakinan ini berasal dari pemikiran klien yang sudah kehilangan control.
Waham (dellusi) adalah keyakinan individu yang tidak dapat divalidasi atau dibuktikan dengan realitas. Haber (1982) keyakinan individu tersebut tidak sesuai dengan tingkat intelektual dan latar belakang budayanya. Rawlin (1993) dan tidak dapat digoyahkan atau diubah dengan alasan yang logis  (Cook and Fontain 1987)serta keyakinan tersebut diucapkan berulang -ulang.

II.                   Rentang Respon
LAPORAN PENDAHULUAN WAHAM

III.                   Faktor Predisposisi
Faktor predisposisi yang mungkin mengakibatkan timbulnya waham (Stuart adn Sundeen, 1995.dikutip oleh Keliat, B.A.1998) adalah:
a.         Biologis
Gangguan perkembangan dan fungsi otak / SSp. yang menimbulkan.
1)      Hambatan perkembangan otak khususnya kortek prontal, temporal dan limbik.
2)      Pertumbuhan dan perkembangan individu pada prenatal, perinatal, neonatus dan kanak-kanak.
b.        Psikososial
Keluarga, pengasuh dan lingkungan klien sangat mempengaruhi respon psikologis dari klien. Sikap atau keadaan yang dapat mempengaruhi seperti penolakan dan kekerasan.
c.         Sosial Budaya
Kehidupan sosial budaya dapat pula mempengaruhi timbulnya waham seperti kemiskinan. Konflik sosial budaya (peperangan, kerusuhan, kerawanan) serta kehidupan yang terisolasi dan stress yang menumpuk.
Faktor prespitasi yang biasanya menimbulkan waham merupakan karakteristik umum latar belakang termasuk riwayat penganiayaan fisik / emosional, perlakuan kekerasan dari orang tua, tuntutan pendidikan yang perfeksionis, tekanan, isolasi, permusuhan, perasaan tidak berguna ataupun tidak berdaya.

IV.                   Faktor Presipitasi
1.    Proses pengolahan informasi yang berlebihan
2.    Mekanisme penghantaran listrik yang abnormal.
3.    Adanya gejala pemicu

V.                   Manifestasi Klinis / Tanda Gejala
Kognitif :
a.     Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak nyata
b.      Individu sangat percaya pada keyakinannya
c.       Sulit berfikir realita
d.      Tidak mampu mengambil keputusan
Afektif
a.       Situasi tidak sesuai dengan kenyataan
b.      Afek tumpul

Prilaku dan Hubungan Sosial
a.      Hipersensitif
b.      Hubungan interpersonal dengan orang lain dangkal
c.      Depresi
d.      Ragu-ragu
e.      Mengancam secara verbal
f.       Aktifitas tidak tepat
g.      Streotif
h.      Impulsive
i.       Curiga
Fisik
a.      Higiene kurang
b.      Muka pucat
c.      Sering menguap
d.      BB menurun

 VI.            Proses Keperawatan
Perawatan dan pengobatan harus secepat mungkin dilaksanakan karena, kemungkinan dapat menimbulkan kemunduran mental. Tetapi jangan memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai pasien yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila sudah dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Biar pun klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik dapat ditolong untuk bekerja sederhana di rumah ataupun di luar rumah. Keluarga atau orang lain di lingkungan klien diberi penjelasan (manipulasi lingkungan) agar mereka lebih sabar menghadapinya.
Penatalaksanaan klien dengan waham meliputi farmako terapi, ECT dan terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang semuanya bertujuan untuk memperbaiki prilaku klien dengan waham pada gangguan skizoprenia. Penatalaksanaan yang terakhir adalah rehablitasi sebagai suatu proses refungsionalisasi dan pengembangan bagi klien agar mampu melaksanakan fungsi sosialnya secara wajar dalam kehidupan masyarakat.

a.       Pohon Masalah
b.      Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
1.      Kerusakan komunikasi verbal
2.      Perubahan isi pikir

c.       Data yang Perlu Dikaji
1.      Kerusakan komunikasi : verbal
a)      Data subjektif
Klien mengungkapkan sesuatu yang tidak realistik
b)      Data objektif
Flight of ideas, kehilangan asosiasi, pengulangan kata-kata yang didengar dan kontak mata kurang
2.      Perubahan isi pikir : waham
a). Data subjektif :
Klien mengungkapkan sesuatu yang diyakininya ( tentang agama, kebesaran, kecurigaan, keadaan dirinya) berulang kali secara berlebihan tetapi tidak sesuai kenyataan.
Pertanyaan yang dapat digunakan untuk mengkaji waham :
1)      Apakah pasien memiliki pikiran/isi pikir yang berulang-ulang diungkapkan dan menetap?
2)      Apakah pasien takut terhadap objek atau situasi tertentu, atau apakah pasien cemas secara berlebihan tentang tubuh atau kesehatannya?
3)      Apakah pasien pernah merasakan bahwa benda-benda disekitarnya aneh dan tidak nyata?
4)      Apakah pasien pernah merasakan bahwa ia berada diluar tubuhnya?
5)      Apakah pasien pernah merasa diawasi atau dibicarakan oleh orang lain?
6)       Apakah pasien berpikir bahwa pikiran atau tindakannya dikontrol oleh orang lain atau kekuatan dari luar?
7)      Apakah pasien menyatakan bahwa ia memiliki kekuatan fisik atau kekuatan lainnya atau yakin bahwa orang lain dapat membaca pikirannya?
b). Data objektif :
Klien tampak tidak mempunyai orang lain, curiga, bermusuhan, merusak (diri, orang lain, lingkungan), takut, kadang panik, sangat waspada, tidak tepat menilai lingkungan / realitas, ekspresi wajah klien tegang, mudah tersinggung

d.           Diagnosis Keperawatan Jiwa
1.      Resiko tinggi mencederai diri, orang lain dan lingkungan
2.      Kerusakan komunikasi : verbal
3.      Perubahan isi pikir : waham

e.       Rencana Tindakan Keperawatan
1.      Untuk Klien
a.       Tujuan
·         Klien dapat berorientasi terhadap realitas secara bertahap
·         Klien mampu berinteraksi dengan orang lain dan lingkungan
·         Klien menggunakan obat dengan prinsip enam benar

b.      Tindakan
·         Bina hubungan saling percaya
Sebelum memulai pengkajian pada klien dengan waham, saudara harus membina hubungan saling percaya terlebih dahulu agar klien merasa aman dan nyaman saat berinteraksi. Tindakan yang harus saudara lakukan dalam rangka membina hubungan saling percaya adalah sebagai berikut :
ü  Mengucapkan salam terapeutik
ü   Berjabat tangan
ü  Menjelaskan tujuan berinteraksi
ü  Membuat kontrak topik, waktu, dan tempat setiap kali bertemu klien.
·         Tindakan mendukung atau membantah waham klien
·         Yakinkan klien berada dalam keadaan aman
·         Observasi pengaruh waham terhadap aktivitas sehari-hari
·         Diskusikan kebutuhan psikologis / emosional yang tidak terpenuhi karena dapat menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
·         Jika klien terus-menerus membicarakan wahamnya, dengarkan tanpa memberikan dukungan, atau menyangkal sampai klien berhenti membicarakannya.
·         Berikan pujian bila penampilan dan orientasi klien sesuai dengan realitas
·         Diskusikan dengan klien kemampuan realistis yang dimilikinya pada saat lalu dan saat ini
·         Anjurkan klien untuk melakukan aktivitas sesuai kemampuan yang dimilikinya
·         Diskusikan kebutuhan psikologis/emosional yang tidak terpenuhi sehingga menimbulkan kecemasan, rasa takut, dan marah
·         Tingkatkan aktivitas yang dapat memenuhi kebutuhan fisik dan emosional klien
·         Berbicara dalam konteks realita
·         Bila klien mampu memperlihatkan kemampuan positifnya, berikan pujian yang sesuai
·          Jelaskan pada klien tentang program pengobatannya (manfaa, dosis, obat, jenis, dan efek samping obat yang diminum serta cara meminum obat yang benar)
·         Diskusikan akibat yang terjadi bila klien berhenti meminum obat tanpa konsultasi

2.      Untuk Keluarga
a.       Tujuan
·         Keluarga mampu mengidentifikasi waham klien
·         Keluarga mampu memfasilitasi klien untuk memenuhi kebutuhan yang belum terpenuhi oleh wahamnya
·          Keluarga mampu mempertahankan program pengobatan klien secara optimal
b.      Tindakan keperawatan
·         Diskusikan dengan keluarga tentang waham yang dialami klien
·         Diskusikan dengan keluarga tentang cara merawat klien waham di rumah, follow up, dan keteraturan pengobatan, serta lingkungan yang tepat untuk klien
·         Diskusikan dengan keluarga kondisi klien yang memerlukan bantuan

VII.            Strategi Pelaksanaan
SP Pada Pasien
SP Pada Keluarga
Sp 1 p
1.      Mengidentifikasi tanda dan gejala waham
2.      Bantu orientasi realita: panggil nama, orientasi waktu, orang dan tempat/ lingkungan.
3.      Diskusikan kebutuhan yang tidak terpenuhi.
4.      Bantu klien memenuhi kebutuhan realistis.
5.      Masukkan dalam jadwal kegiatan harian pemenuhan kebutuhan



Sp 1 k
1.      Mendiskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.      Menjelaskan pengertian, tanda dan gejala waham, dan jenis waham yang dialami pasien beserta proses terjadinya
3.      Menjelaskan cara-cara merawat pasien waham
4.      Latih cara mengetahui kebutuhan klien dan mengetahui kemampuan klien.
5.      Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan memberi pujian.
SP 2 p
1.      Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan klien dan berikan pujian.
2.      Diskusikan kemampuan yang dimiliki.
3.      Latih kemampuan yang dipilih, berikan pujian
4.      Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan kegiatan yang telah dilatih
SP 2 k
1.        Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing klien, berikan pujian
2.        Latih cara memenuhi kebutuhan klien
3.        Latih cara melatih kemampuan yang dimiliki klien
4.        Anjurkan membantu klien sesuai jadwal dan beri pujian

SP 3 p
1.      Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan klien dan berikan pujian.
2.      Jelaskan tentang 6 benar obat yang diminum dan tanyakan manfaatnya
3.      Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan kegiatan yang telah dilatih
SP 3 k
1.        Membantu keluarga membuat jadual aktivitas di rumah termasuk minum obat
2.        Mendiskusikan sumber rujukan yang bisa dijangkau keluarga
3.        Anjurkan membantu klien jadwal dan memberikan pujian

SP 4
1.      Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan klien, kegiatan 1,2 dan 3 dan berikan pujian.
2.      Diskusikan kebutuhan lain dan cara memnuhinya
3.      Diskusikan kemampuan yang dimiliki dan memilih yang akan dilatih
4.      Masukkan pada jadwal kegiatan pemenuhan dan kegiatan yang telah dilatih dan minum obat
SP 4
1.      Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing klien melaksanan kegiatan yang telah dilatih dan minum obat, berikan pujian
2.      Jelaskan follow up ke RSJ/ PKM, tanda kambuh dan rujukan
3.      Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan memberikan pujian
SP 5
1.      Evaluasi kegiatan pemenuhan kebutuhan klien, kegiatan 1,2 dan 3 dan berikan pujian.
2.      Niali kemampuan yang telah mandri
3.      Nilai apakah frekuensi munculnya waham berkurang. Apakah waham terkontrol

SP 5
1.      Evaluasi kegiatan keluarga dalam membimbing pasien memenuhi kebutuhan klien, membimbing klien melaksakan kegiatan yangtelah dilatih dan minum obat, berikan pujian
2.      Nilai kemmapuan keluarga merawat klien
3.      Nialai kemampuan klien melakukan kontrol ke RSJ/ PKM








DAFTAR PUSTAKA

Keliat, Budi Anna. (2006). Kumpulan Proses Keperawatan Masalah Jiwa.
Jakarta : FIK, Universitas Indonesia
Aziz R, dkk. Pedoman asuhan keperawatan jiwa. Semarang: RSJD Dr. Amino Gondoutomo. 2003
Tim Direktorat Keswa, Standar Asuhan Keperawatan Jiwa, Edisi 1, Bandung, RSJP Bandung, 2000
Kusumawati dan Hartono . 2010 . Buku Ajar Keperawatan Jiwa . Jakarta : Salemba Medika
Stuart dan Sundeen . 2005 . Buku Keperawatan Jiwa . Jakarta : EGC .


No comments:

Post a Comment