Sunday, May 19, 2019

Laporan Pendahuluan Halusinasi


LAPORAN PENDAHULUAN
HALUSINASI

I.         Pengertian
Halusinasi adalah salahsatugejalagangguanjiwadimanklienmengalamiperubahanpersepsisensori. Halusinasiadalahpenyerapantanpaadanyarangsangapapunpadapancaindrasesorangpasien yang terjadidalamkeadaansadarataubangun, dasarnyamungkinorganik, psikotikataupunhisterik (Maramis, 1994).Halusinasimerupakangangguanpersepsidimanaklienmempersepsikansesuatu yang sebenarnyatidakterjadi.Halusinasiadalahsuatupenghayatan yang dialamisepertisuatupersepsimelaluipancaindratanpa stimuli ekstern; persepsipalsu (Lubis, 1993).
Berikutakandijelaskanmengenaiciri-ciri yang objektifdansubjektifpadakliendenganhalusinasi

Jenis Halusinasi
Data Objektif
Data Subjektif
Halusinasi Dengar
(klien mendengar suara atau bunyi  yang  tidak ada hubungannya dengan stimulus yang  nyata atau lingkungan)
·  Bicaraatautertawasendiri
·  Marah-marahtanpasebab
·  Mendekatkantelingakearahtertentu
·  Menutuptelinga
·   Mendengarsuara-suaraataukegaduhan
·   Mendengarsuara yang mengajakbercakap-cakap
·   Mendengarsuaramenyuruhmelakukansesuatu yang berbahaya
Halusinasi penglihatan
(klien melihat gambaran yang  jelas atau samar terhadap adanya stimulus yang nyata dari lingkungan dan orang lain tidak melihatnya).
·  Menunjuk-nunjukkearahtertentu
·  Ketakutanpadasesuatu yang tidakjelas
Melihatbayangan, sinar, bentukgeometris, kartun, melihathantu, atau monster.
Halusinasi penciuman
(klienmenciumsuatubau yang munculdarisumbertertentutanpa stimulus yang nyata)
·  Mengendus-endussepertisedangmembauibau-bauantertentu
·  Menutuphidung
Membauibau-bauansepertibaudarah, urine, feses, danterkadangbau-bautersebutmenyenangkanbagiklien.
Halusinasipengecapan
(klienmerasakansesuatu yang tidaknyata, biasanyamerasakan rasa makanan yang tidakenak)
·  Seringmeludah
·  Muntah
Merasakan rasa sepertidarah, urine, ataufeses.
Halusinasiperabaan
(klienmerasakansesuatupadakulitnyatanpaada stimulus yang nyata)
·  Mengatakanadaserangga di permukaankulit
·  Merasasepertitersengatlistrik.
HalusinasiKinestetik
(klienmerasabadannyabergerakdalamsuaturuanganatauanggotabadannyabergerak).
Memegangkakinya yang dianggapnyabergeraksendiri.
Mengatakanbadannyamelayang di udara.
HalusinasiViseral
(perasaantertentutimbul).
Memegangbadannya yang dianggapnyaberubahbentukdantidak normal sepertibiasanya.
Mengatakanperutnyamenjadimengecilsetelahminumsoft drink.

II.           RentangRespon

Hasil gambar untuk rentang respon halusinasi
III.        FaktorPredisposisi
Faktorpredisposisiadalahfaktorrisiko yang mempengaruhijenisdanjumlahsumber yang dapatdibangkitkanolehindividuuntukmengatasi stress. Diperolehbaikdariklienmaupunkeluarganya. Faktorpredisposisidapatmeliputi factor perkembangan, sosiokultural, biokimia, psikologis, dangenetik.
3.1         FaktorPerkembangan
Jikatugasperkembanganmengalamihambatandanhubungan interpersonal terganggu, makaindividuakanmengalami stress dankecemasan.



3.2         FaktorSosiokultural
Berbagai factor di masyarakatdapatmenyebabkanseseorangmerasadisingkirkan, sehingga orang tersebutmerasakesepian di lingkungan yang membesarkannya.
3.3         FaktorBiokimia
Mempunyaipengaruhterhadapterjadinyagangguanjiwa. Jikaseseorangmengalami stress yang berleihan, maka di dalamtubuhnyaakandihasilkansuatuzat yang dapatbersifathalusinogeniknuorokimiasepertibuffofenondandimethytranferase (DMP).
3.4         FaktorPsikologis
Hubungan interpersonal yang tidakharmonissertaadanyaperangandabertentangan yang seringditerimaolehseseorangakanmengakibatkan stress dankecemasan yang tinggidanberakhirpadagangguanorientasirealitas.
3.5         FaktorGenetik
Gen yang berpengaruhdalamskizofreniabelumdiketahui, tetapihasilstudimenunjukkanbahwa factor keluargamenunjukkanhubungan yang sangatberpengaruhpadapenyakitini.

IV.        FaktorPresipitasi
Faktorpresipitasiyaitu stimulus yang dipersepsikanolehindividusebagaitantangan, ancaman, atautuntutan yang memerlukan energy ekstrauntukmenghadapinya. Adanyarangsangandarilingkungan, sepertipartisipasikliendalamkelompok, terlalu lama tidakdiajakberkomunikasi, objek yang ada di lingkungan, danjugasuasanasepiatauterisolasiseringmenjadipencetusterjadinyahalusinasi. Hal tersebutdapatmeningkatkan stress dankecemasan yang merangsangtubuhmengeluarkanzathalusinogenik.
V.           ManifestasiKlinis/Tandagejala
Tahap
Ciri-ciri
Perilaku yang dapat diobservasi
Comforting
Halusinasimenyenangkan,Cemas ringan
Klien yang berhalusinasi mengalami emosi yang intense seperti cemas, kesepian, rasa bersalah, dan takut dan mencoba untuk berfokus pada pikiran yang menyenangkan untuk menghilangkan kecemasan. Seseorang mengenal bahwa pikiran dan pengalaman sensori berada dalam kesadaran control jika kecemasan tersebut bisa dikelola.
·    Tersenyum lebar, menyeringai tetapi tampak tidak tepat
·    Menggerakan bibir tanpa membuat suara
·    Pergerakan mata yang cepat
·    Respon verbal yang lambat seperti asyik
·    Diam dan tampak asyik
Comdemning
Halusinasi menjijikan,Cemas sedang
Penngalaman sensori menjijikan dan menakutkan. Klien yang berhalusinasi mulai merasa kehilangan control dan mungkin berusaha menjauhkan diri, serta merasa malu dengan adanya pengalaman sensori tersebut dan menarik diri dari orang lain.
·    Ditandai dengan peningkatan kerja system saraf autonomic yang menunjukan kecemasan misalnya terdapat peningkatan nadi, pernafasan dan tekanan darah.
·    Rentang perhatian menjadi sempit
·    Asyik dengan penngalaman sensori dan mungkin kehilangan kemampuan untuk membedakan halusinasi dengan realitas.
Controlling
Pengalamansensori berkuasa,Cemas berat
Klien yang berhalusinasi menyerah untuk mencoba melawan pengalaman halusinasinya. Isi halusinasi bisa menjadi menarik/meimkat. Seseorang mungkin mengalami kesepian jika pengalaman sensori berakhir.
·    Arahan yang diberikan halusinasi tidak hanya dijadikan objek saja oleh klien tetapi mungkin akan diikitu/dituruti
·    Klien mengalami kesulitan berhubungan dengan orang lain
·    Rentang perhatian hanya dalam beberapa detik atau menit
·    Tampak tanda kecemasan berat seperti berkeringat, tremor, tidak mampu mengikuti perintah.
Conquering
Melebur dalam pengaruh halusinasi,Panic
Pengalaman sensori bisa mengancam jika klien tidak mengikuti perintah dari halusinasi. Halusinasi mungkin berakhir dalam waktu empat jam atau sehari bila tidak ada intervensi terapeutik
·    Perilakku klien tampak seperti dihantui terror dan panic
·    Potensi kuat untuk bunuh diri dan membunuh orang lain
·    Aktifitas fisik yang digambarkan klien menunjukan isi dari halusinasi misalnya klien melakukan kekerasan, agitasi, menarik diri atau katatonia
·    Klien tidak dapat berespon pada arahan kompleks
·    Klien tidak dapat berespon pada lebih dari satu orang


  PohonMasalah
Effect                                RisikoTinggiPerilakuKekerasan

Perubahanpersepsisensori: halusinasi
 
 

 

Care Problem                 
Causa                                           IsolasiSosial

                                         HargaDiriRendahKronis

VI.        Proses Keperawatan
6.1         Pengkajian
Subjektif:
·      Klienmengatakanmendengarsesuatu
·      Klienmengatakanmelihatbayanganputih
·      Klienmengatakandirinyasepertidisengatlistrik
·      Klienmenciumbau-bauan yang tidaksedap, sepertifeses
·      Klienmengatakankepalanyamelayang di udara
·      Klienmengatakandirinyamerasakanadasesuatu yang berbedapadadirinya.
Objektif:
·      Klienterlihatbicaraatautertawasendirisaatdikaji
·      Bersikapsepertimendengarkansesuatu
·      Berhentibicara di tengah-tengahkalimatuntukmendengarkansesuatu
·      Disorientasi
·      Konsentrasirendah
·      Pikirancepatberubah-ubah
·      Kekacauanalurpikiran
6.2         Diagnosis Keperawatan
PerubahanSensoriPersepsi: halusinasi
6.3     RencanaTindakanKeperawatan
Tujuantindakanuntukklienadalahsebagaiberikut:
Ø Kliendapatmengenalhalusinasi yang dialaminya
Ø Kliendapatmengontrolhalusinasinya
Ø Klienmengikuti program pengobatansecara optimal
TindakanKeperawatan
1.    Membantuklienmengenalhalusinasi
Dalammembantuklienmengenalhalusinasinya, perawatdapatberdiskusidengankliententangisihalusinasi (apa yang didengar, dilihatataudirasa), waktuterjadihalusinasi, frekuensiterjadinyahalusinasi, situasi yang menyebabkanterjadinyahalusinasi, danresponkliensaathalusinasiitumuncul.
2.    Melatihklienmengontrolhalusinasi
a.    Menghardikhalusinasi
·      Menjelaskancaramenghardikhalusinasi
·      Memperagakancaramenghardik
·      Memintaklienmemperagakanulang
·      Memantaupenerapancara, menguatkanperilakuklien.
b.   Bercakap-cakapdengan orang lain
Bercakap-cakapdengan orang lain dapatmembantumengontrolhalusinasi, ketikaklienbercakap-cakapdengan orang lain terjadidistraksiyaitu focus perhatianklienakanberalihdarihalusinasikepercakapan yang dilakukandengan orang lain. Anjurkanatauingatkankepadaklienbahwaketikawaktu-waktu yang diperkirakansebagaiwaktuhalusinasitersebutmunculmakakiendiharapkanlangsungmencaritemanuntukbercakap-cakap.
c.    Melakukanaktivitas yang terjadwal
·      Menjelaskanpentingnyaaktivitas yang teraturuntukmengatasihalusinasi
·      Mendiskusikanaktivitas yang biasadilakukanklien
·      Melatihklienmelakukanaktivitas
·      Menyusunjadwalaktivitassehari-harisesuaidenganaktivitas yang telahdilatih. Upayakan agar klienmemilikiaktivitasmualidaribangunpagisampaidengantidurmalam.
d.   Minumobatsecarateratur
·      Jelaskankegunaanobat
·      Jelaskanakibatputusobat
·      Jelaskancaramendapatkanobat/berobat

VII.     StrategiPelaksanaan
SP PASIEN
SP KELUARGA
Pertemuan 1
1. Identifikasi halusinasi: dengan mendiskusikan isi, frekuensi, waktu terjadi situasi pencetus, perasaan dan respon
2. Jelaskan cara mengontrol halusinasi : hardik, obat, bercakap-cakap, melakukan kegiatan
3. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menghardik
4. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik
Pertemuan 1
1.     Diskusikan masalah yang dirasakan keluarga dalam merawat pasien
2.     Jelaskan pengertian, tanda dan gejala serta proses terjadinya halusinasi (gunakan booklet)
3.     Jelaskan cara merawat pasien dengan halusinasi
4.     Latih cara merawat halusinasi: hardik
5.     Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
Pertemuan 2
1. Evaluasi kegiatan menghardik: beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan obat (jelaskan 6 benar obat, jenis, guna, dosis, frekuensi, kontinuitas minum obat)
3. Jelaskan pentingnya pengguanaan obat pada gangguan jiwa
4. Jelaskan akibat jika obat tidak diminum sesuai program
5. Jelaskan akibat putus obat
6. Jelaskan cara berobat
7. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik dan beri pujian
Pertemuan 2
1.     Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat melatih pasien menghardik beri pujian
2.     Jelaskan 6 benar cara memberikan obat
3.     Latih cara memberikan atau membembing minum obat
4.     Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan beri pujian
Pertemuan 3
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik dan obat. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap ketika halusinasi muncul
3. Masukan pada jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat dan bercakap-cakap
Pertemuan 3
1.     Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien dalam menghardik dan memberikan obat. Beri pujian
2.     Jelaskan cara bercakap-cakap dan melakukan kegiatan untuk mengontrol halusinasi
3.     Latih dan sediakan waktu untuk bercakap-cakap dengan pasien terutama saat halusinasi
4.     Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal dan berikan pujian
Pertemuan 4
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, penggunaan obat dan bercakap-cakap. Beri pujian
2. Latih cara mengontrol halusinasi dengan menggunakan kegiatan harian (mulai 2 kegiatan)
3. Masukan kedalam jadwal kegiatan untuk latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan kegiatan harian

Pertemuan 4
1.     Evaluasi kegiatan keluarga merawa/ melatih pasien mengahardik, memberikan obat dan bercakap-cakap. Beri pujian
2.     Jelaskan follow up ke RSJ / PKM, tanda kambuh, rujukan
3.     Anjurkan membantu pasien sesuai jadwal. Beri pujian
Pertemuan 5 sd12
1. Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian. Beri pujian
2. Latih kegiatan harian
3. Nilai kemampuan yang telah mandiri
4. Nilai apakah halusinasi terkontrol
Pertemuan 5 sd 12
1.     Evaluasi kegiatan keluarga dalam merawat atau melatih pasien menghardik, minum obat, bercakap-bercakap, kegiatan harian dan foloow up. Beri pujian
2.     Nilai kemampuan keluarga merawat pasien
3.     Nilai kemampuan keluarga melakukan kontrol ke RSJ/PKM

SP1   Pasien: Membantu pasien mengenal halusinasi, menjelaskan cara-cara mengontrol halusinasi, mengajarkan pasien mengontrol halusinasi dengan cara pertama: menghardik halusinasi
·                Orientasi:
”Selamat pagi bapak, Saya Mahasiswa UMB  yang akan merawat bapak Nama Saya Marfuah, senang dipanggil Fuah. Nama bapak siapa?Bapak Senang dipanggil apa”. ”Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apa keluhan bapak saat ini””Baiklah, bagaimana kalau kita bercakap-cakap tentang suara yang selama ini bapak dengar tetapi tak tampak wujudnya? Di mana kita duduk? Di ruang tamu? Berapa lama? Bagaimana kalau 30 menit”
·                Kerja:
”Apakah bapak  mendengar suara tanpa ada ujudnya?Apa yang dikatakan suara itu?””Apakah terus-menerus terdengar atau sewaktu-waktu? Kapan yang paling sering D dengar suara? Berapa kali sehari bapak alami? Pada keadaan apa suara itu terdengar? Apakah pada waktu sendiri?” ” Apa yang bapak  rasakan pada saat mendengar suara itu?” ”Apa yang bapak lakukan saat mendengar suara itu? Apakah dengan cara itu suara-suara itu hilang? Bagaimana kalau kita belajar cara-cara untuk mencegah suara-suara itu muncul? ”bapak , ada empat cara untuk mencegah suara-suara itu muncul. Pertama, dengan menghardik suara tersebut. Kedua, dengan cara bercakap-cakap dengan orang lain. Ketiga, melakukan kegiatan yang sudah terjadwal, dan yang ke empat minum obat dengan teratur.” ”Bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu, yaitu dengan menghardik”. ”Caranya sebagai berikut: saat suara-suara itu muncul, langsung bapak  bilang, pergi saya tidak mau dengar, … Saya tidak mau dengar. Kamu suara palsu. Begitu diulang-ulang sampai suara itu tak terdengar lagi. Coba bapak peragakan! Nah begitu, … bagus! Coba lagi! Ya bagus bapak  sudah bisa”
·                Terminasi:
”Bagaimana perasaan bapak setelah peragaan latihan tadi?” Kalau suara-suara itu muncul lagi, silakan coba cara tersebut ! bagaimana kalu kita buat jadwal latihannya. Mau jam berapa saja latihannya? (Saudara masukkan kegiatan latihan menghardik halusinasi dalam jadwal kegiatan harian pasien). Bagaimana kalau kita bertemu lagi untuk belajar dan latihan mengendalikan suara-suara dengan cara yang kedua? Jam berapa bapak?Bagaimana kalau dua jam lagi? Berapa lama kita akan berlatih?Dimana tempatnya” ”Baiklah, sampai jumpa.”
SP2   Pasien: Melatih pasien menggunakan obat secara teratur
·                Orientasi
Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai  tiga cara yang telah kita latih ? Apakah jadwal kegiatannya sudah dilaksanakan ? Apakah pagi ini sudah minum obat? Baik. Hari ini kita akan mendiskusikan tentang obat-obatan yang bapak minum. Kita akan diskusi selama 20 menit sambil menunggu makan siang. Di sini saja ya bapak?”
·                Kerja
bapak adakah bedanya setelah minum obat secara teratur. Apakah suara-suara berkurang/hilang ? Minum obat sangat penting supaya suara-suara yang bapak dengar dan mengganggu selama ini tidak muncul lagi. Berapa macam obat yang bapak minum ? (Perawat menyiapkan obatpasien) Ini yang warna orange (CPZ) 3 kali sehari jam 7 pagi, jam 1 siang dan jam 7 malam gunanya untuk menghilangkan suara-suara. Ini yang putih (THP)3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk rileks dan tidak kaku. Sedangkan yang merah jambu (HP)  3 kali sehari jam nya sama gunanya untuk pikiran biar tenang. Kalau suara-suara sudah hilang obatnya tidak boleh diberhentikan. Nanti konsultasikan dengan dokter, sebab kalau putus obat, bapak akan kambuh dan sulit untuk mengembalikan ke keadaan semula. Kalau obat habis bapak bisa minta ke dokter untuk mendapatkan obat lagi. bapak juga harus teliti saat menggunakan obat-obatan ini. Pastikan obatnya benar, artinya bapak harus memastikan bahwa itu obat yang benar-benar punya bapak Jangan keliru dengan obat milik orang lain. Baca nama  kemasannya. Pastikan obat diminum pada waktunya, dengan cara yang benar. Yaitu diminum sesudah makan dan tepat jamnya  bapak juga harus perhatikan berapa jumlah obat sekali minum, dan harus cukup minum 10 gelas per hari”
·                Terminasi:
“Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap tentang obat? Sudah berapa cara yang kita latih untuk mencegah suara-suara? Coba sebutkan! Bagus! (jika jawaban benar). Mari kita masukkan jadwal minum obatnya pada jadwal kegiatan bapak Jangan lupa pada waktunya minta obat pada perawat atau  pada keluarga kalau di rumah. Nah makanan sudah datang. Besok kita ketemu lagi untuk melihat manfaat 4 cara mencegah suara yang telah kita bicarakan. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00. sampai jumpa.”

SP 3 Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara kedua: bercakap-cakap dengan orang lain 

·                Orientasi:
Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai cara yang telah kita latih?Berkurangkan suara-suaranya Bagus ! Sesuai janji kita tadi saya akan latih cara kedua untuk mengontrol halusinasi dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Kita akan latihan selama 20 menit. Mau di mana? Di sini saja?
·                Kerja:
“Cara kedua untuk mencegah/mengontrol halusinasi yang lain adalah dengan bercakap-cakap dengan orang lain. Jadi kalau bapak mulai mendengar suara-suara, langsung saja cari teman untuk diajak ngobrol. Minta teman untuk ngobrol dengan bapak Contohnya begini; … tolong, saya mulai dengar suara-suara. Ayo ngobrol dengan saya! Atau kalau ada orang dirumah misalnya istri,anak bapak katakan: bu, ayo ngobrol dengan bapak sedang dengar suara-suara. Begitu bapak Coba bapak lakukan seperti saya tadi lakukan. Ya, begitu. Bagus! Coba sekali lagi! Bagus! Nah, latih terus ya bapak!”
·                Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah latihan ini? Jadi sudah ada berapa cara yang bapak pelajari untuk mencegah suara-suara itu? Bagus, cobalah kedua cara ini kalau bapak mengalami halusinasi lagi. Bagaimana kalau kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak. Mau jam berapa latihan bercakap-cakap? Nah nanti lakukan secara teratur serta sewaktu-waktu suara itu muncul! Besok pagi saya akan ke mari lagi. Bagaimana kalau kita latih cara yang ketiga yaitu melakukan aktivitas terjadwal? Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 10.00? Mau di mana/Di sini lagi? Sampai besok ya. Selamat pagi”

SP4      Pasien : Melatih pasien mengontrol halusinasi dengan cara ketiga:  melaksanakan aktivitas terjadwal 

·                Orientasi:
“Selamat pagi bapak Bagaimana perasaan bapak hari ini? Apakah suara-suaranya masih muncul ? Apakah sudah dipakai  dua cara yang telah kita latih ? Bagaimana hasilnya ? Bagus ! Sesuai janji kita, hari ini kita akan belajar cara yang ketiga untuk mencegah halusinasi yaitu melakukan kegiatan terjadwal. Mau di mana kita bicara? Baik kita duduk di ruang tamu. Berapa lama kita bicara? Bagaimana kalau 30 menit? Baiklah.”
·                Kerja:
“Apa saja yang biasa bapak lakukan? Pagi-pagi apa kegiatannya, terus jam berikutnya (terus ajak sampai didapatkan kegiatannya sampai malam). Wah banyak sekali kegiatannya. Mari kita latih dua kegiatan hari ini (latih kegiatan tersebut). Bagus sekali bapak bisa lakukan. Kegiatan ini dapat bapak lakukan untuk mencegah suara tersebut muncul. Kegiatan yang lain akan kita latih lagi agar dari pagi sampai malam ada kegiatan.
·                Terminasi:
Bagaimana perasaan bapak setelah kita bercakap-cakap cara yang ketiga untuk mencegah suara-suara? Bagus sekali! Coba sebutkan 3 cara yang telah kita latih untuk mencegah suara-suara. Bagus sekali. Mari kita masukkan dalam jadwal kegiatan harian bapak Coba lakukan sesuai jadwal ya!(Saudara dapat melatih aktivitas yang lain pada pertemuan berikut sampai terpenuhi seluruh aktivitas dari pagi sampai malam) Bagaimana kalau menjelang makan siang nanti, kita membahas cara minum obat yang baik serta guna obat. Mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 12.00 pagi?Di ruang makan ya! Sampai jumpa.
SP 5 Pasien : Evaluasi kegiatan latihan menghardik, minum obat, bercakap-cakap dan melakukan kegiatan harian





DAFTAR PUSTAKA

Fitria,Nita.2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan ( LP & SP ) untuk 7 Diagnosis Keperawatan Jiwa Berat bagi Program S1 Keperawatan. Salemba Medika : Jakarta

Rasmun. (2001). KeperawatanKesehatan Mental PsikiatriTerintegrasiDenganKeluarga. Konsep, Teori, AsuhanKeperawatandanAnalisa Proses Interaksi (API). Jakarta :FajarInterpratama

Kusumawatidan Hartono.2010. Buku Ajar KeperawatanJiwa. Jakarta :SalembaMedika



No comments:

Post a Comment